Blog

  • KKN IIQ An Nur 2020 Bertempat di Pundong Bantul

    KKN IIQ An Nur 2020 Bertempat di Pundong Bantul

    Memasuki akhir semester gasal TA 2019/2020 IIQ An Nur melaksanakan program KKN sebagai implementasi salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni Pengabdian kepada masyarakat.

    KKN IIQ An Nur ke XV tahun 2020 ini bertempat di Desa Pundong Bantul Yogyakarta.

    Ketua LPPM IIQ An Nur yakni Muslim, M.Pd menjelaskan bahwa pentingnya pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk KKN ini adalah salah satu bentuk tugas wajib yang diemban oleh mahasiswa, kelak ketika mereka sudah lulus dan terjun ke masyarakat.

    Desa Pundong merupakan desa yang sudah ditempati dua kali ini, karena permintaan dari kepala desa dan masyarakat setempat dalam mendampingi kegiatan masyarakat di desa tersebut.

    KKN IIQ An Nur 2020 diikuti oleh 120 mahasiswa dari berbagai fakultas di IIQ An Nur mulai dari Tarbiyah, Ushuludin dan Ekonomi Bisnis Islam.

    “Harapan kami, Mahasiswa IIQ An Nur bisa membantu sekaligus melatih kepekaan sosial mereka di desa tersebut agar ilmu yang sudah dipelajari di kampus bisa benar-benar diamalkan” Tegas Muslim.

    Kelompok KKN dibagi menjadi 12 kelompok yang ditentukan secara acak berdasarkan kompetensi masing-masing mahasiswa.

    qm/qm

  • STITQ Ittifaqiyyah Mengadakan Studi Banding di IIQ An Nur Yogyakarta Tentang Tahfizul Quran

    STITQ Ittifaqiyyah Mengadakan Studi Banding di IIQ An Nur Yogyakarta Tentang Tahfizul Quran

    Bantul, 14 Januari 2020. STITQ (Sekolah Tinggi Ilmu Tabiyah Alquran) Ittifaiyah Ogan Ilir mengadakan studi banding di IIQ An Nur Yogyakarta.

    Bertempat di pendopo Pondok Pesantren An Nur, studi banding tersebut secara khusus membicarakan tentang cara menyinergikan semangat pesantren dan kampus, utamanya dalam bidang tahfizul Quran.

    Khoirun Niat, MA selaku warek I bidang akademik menjelaskan bahwasannya di IIQ An Nur diterapkan sistem sks dalam setiap semester untuk mata kuliah Tahfiz.

    Hal ini dilakukan untuk memberikan kewajiban beban sks agar ditempuh oleh mahasiswa.

    Setiap semester mahasiswa wajib menempuh 2 sks yang sebanding dengan 3 juz bagi yang mengambil tahfiz, bagi yang non tahfiz wajib menghafalkan surat-surat penting dalam alquran, yang sudah ditentukan oleh pihak kampus.

    “Setiap tahun, IIQ berhasil mewisuda sarjana sekaligus tahfizul Quran 30 juz” Pungkas Khoirun Niat.

    Diikuti oleh puluhan dosen dan staff STITQ sekaligus 80an mahasiswa, banyak mahasiswa yang bertanya dan ingin diberikan tips-tips menghafalkan Alquran.

    Dalam hal ini, dijawab oleh KH. Muslim Nawawi selaku pengasuh Pondok Pesantren An Nur Bantul “Menghafalkan Alquran tidak membutuhkan kemampuan yang lebih, namun yang dibutuhkan adalah kemauan yang lebih”

    “Tidak perlu minder jika tidak mempunyai kemampuan, misalnya kecerdasan yang unggul dalam proses menghafalkan Alquran, yang penting adalah kemauan, sudah banyak cerita dan kisah tentang para penghafal Alquran yang sukses bukan karena kemampuan, namun kemauannya kuat hingga ia berhasil” Lanjut KH. Muslim Nawawi.

    Acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam KH. Nawawi Abdul Aziz pendiri Pondok Pesantren An Nur.

    qm/qm

  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Mengadakan Seminar Nasional Ekonomi Berbasis Pesantren

    Kamis, 26 Desember 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan seminar nasional ekonomi berbasis pesantren.

    Seminar Nasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan tema “Mengembangkan lembaga keuangan syariah yang inovatif berbasis kepesantrenan”

    Bertempat di Auditorium IIQ An Nur, seminar tersebut dihadiri oleh kepala bagian IKNB OJK yakni Bapak Nur Hafid.

    Adapun sebagai pembicara seminar adalah pertama Maya Y Priyanto yang menjabat sebagai OJK DIY. Kedua, kepala KUKMP Kab. Bantul. Agus sulistyana MM, dan ketiga Zahirotul Kamiliyah sebagai salah satu dosen tetap di fakultas EBI IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa IIQ An Nur, dosen-dosen dan para praktisi ekonomi di daerah Bantul dan sekitarnya sebagai wujud kesadaran akan pentingnya lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

    “Acara ini merupakan sebuah upaya membangun sinergitas pesantren dan perguruan tinggi agar mempunyai hubungan yang saling menguntungkan demi kemajuan sebuah lembaga keuangan” Tegas M. Arif Kurniawan (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IIQ An Nur Yogyakarta)

    /qwm

  • PMII IIQ An Nur Gelar Aksi Bagi-Bagi Bunga

    PMII IIQ An Nur Gelar Aksi Bagi-Bagi Bunga

    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IIQ An Nur Bantul menggelar aksi bagi-bagi bunga di Jalan Jenderal Sudirman. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ibu Sedunia, Minggu siang (22/12/2019).

    Aksi bagi-bagi bunga tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa, yang semuanya adalah kader-kader PMII Komisariat IIQ An Nur. Mayoritas yang mengikuti aksi bagi-bagi bunga adalah para kader perempuan.

    Para kader PMII berpencar saat kendaraan-kendaraan berhenti di lampu merah untuk membagikan bunga kepada ibu-ibu yang melewati jalan tersebut.

    Bagus Dwi Prabowo selaku Ketua Pengurus Komisariat IIQ An Nur mengungkapkan bahwa aksi bagi-bagi bunga tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap para ibu yang berjasa besar dalam membangun peradaban bangsa ini.

    “Aksi bagi-bagi bunga yang kami lakukan tidak hanya sebagai bentuk kepedulian kami pada ibu, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi kami terhadap peran perempuan dalam membangun bangsa ini. Jadi, perempuan bukan hanya berperan sebagai seorang Istri,” jelas Bagus.

    Aksi bagi-bagi bunga tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan sedikitpun. Hal ini terlihat dari para peserta yang beraksi tanpa mengganggu jalannya arus lalu lintas di jalan. Hingga aksi bagi-bagi bunga berakhir, para pesertapun mampu membubarkan diri dengan tertib. (Ade/Fitri, Harokati)

  • Dosen IIQ An-Nur Yogyakarta Raih Penghargaan Peneliti Terbaik Nasional 2019

    Dosen IIQ An-Nur Yogyakarta Raih Penghargaan Peneliti Terbaik Nasional 2019

    Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an [IIQ] An-Nur Yogyakarta mendapatkan penghargaan peneliti terbaik tingkat nasional 2019. Dosen berprestasi tersebut adalah Ahmad Sihabul Millah, MA. Melaui karya penelitian dengan Judul Habituation of Local Culture in Order to Prevent Religious Radicalism in Sukoharjo, Central Java, ia mampu meyakinkan para juri untuk menjadi peneliti terbaik nasional di tingkat Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKI) se Indonesia.

    Pengahragaan bidang penelitian tersebut diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Kementerian Agama melalui ajang Biannual Conference on Research Result (BCRR) 2019 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 3-5 Desember 2019. Anugerah bergengsi tingkat nasional ini merupakan gelaran perdana sebagai bentuk apresiasi kepada para peneliti terbaiknya di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), juga untuk mendorong PTKI terus melakukan penelitian. Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid yang hadir di malam Anugerah Riset Terbaik Tingkat Nasional 2019 menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dan pihak-pihak yang terlibat dalam event bertemunya peneliti-peneliti handal di lingkungan PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam).

    “Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Keluarga Besar Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam khususnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang mampu melahirkan sejumlah inovasi dan program-program trobosan yang luar biasa ini,” ujar Wamenag saat menutup gelaran BCRR 2019, Rabu (4/12/2019) Saya mendorong kepada jajaran PTKI untuk terus konsisten dengan program seperti ini guna memperoleh hasil riset yang berkualitas, sebagaimana dalam visi misi bapak presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) selama lima tahun ke depan adalah peningkatan sumber daya manusia(SDM). Peningkatan kualitas SDM sudah sepatutnya bagi kita untuk mampu memberikan pengharapan kerja yang berorientasi pada peningkatan kecakapan serta penguatan agamaan yang baik, mempersiapkan generasi unggul di zaman yang penuh dengan tantangan yang demikian kompleks,ucapnya.

    Wamenag menuturkan, BCRR ini sebagai program dan trobosan PTKI di dunia riset,  juga sebagai instrumen Kementerian Agama dalam melakukan akuntabilitas secara akademik atas pemanfaatan dana riset yang berjumlah 30% dari alokasi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) secara nasional. Mempertanggung jawabkan secara akademik merupakan keharusan bagi kita semua, bahwa sekecil apa pun anggaran yang kita manfaatkan dari anggaran negara itu sudah sepatutnya dan selayaknya harus dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan lingkungan kemasyarakatan dan kewibawaan bagi dunia perguruan tinggi,

    Lebih lanjut,  Wamenag juga berpesan kepada stakeholder PTKI terutama para  dosen dan mahasiswa harus benar-benar melakukan kegiatan riset. Pasalnya, riset merupakan akumulasi seluruh kompetensi atau kapasitas dosen, dimana penguasaan pengetahuan, kemampuan nalar, kecakapan dalam menuangkan tulisan, serta mempertahankan ide dan gagasan terkumpul menjadi satu dalam rangkaian proses riset yang dilakukan.

    “Menurut saya, tantangan terbesar dari dunia perguruan tinggi mana pun adalah bidang riset ini. Kewibawaan dan nama besar perguruan tinggi juga sangat ditentukan oleh riset. Terkendalanya angka kredit dosen juga sering kali terkendala oleh minimnya riset” tandasnya.

    Berikut 20 Peneliti Terbaik dan 5 Peneliti Terbaik utama hasil seleksi di ajang  BCRR 2019 yang menerima anugerah Riset terbaik 2019, yaitu :

    1. Agus Zaenul Fitri, IAIN Tulung Agung
    2. Ahmad Ali Nurdin, UIN Gunung Djati Bandung
    3. Ahmad Sihabul Millah, IIQ An-Nur Yogyakarta
    4. Amirah Diniaty, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
    5. Asep Saepudin Jahar, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    6. Asti Meiza, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
    7. Budiyono Saputro, IAIN Salatiga
    8. Erna Aftanti, IAIN Tulungagung
    9. Hasan Marzuki, UIN Raden Fatah Palembang
    10. Flori Ratna Sari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    11. Irham Falahudin, UIN Raden Fatah Palembang
    12. Irma Riyani, UIN Gunung Djati Bandung
    13. Lianah, UIN Walisongo Semarang
    14. M. Husnul Abid, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
    15. Muhammad Fuad Zain, UIN Purwokerto
    16. Najahan Musyafak, UIN Walisongo Semarang
    17. Nur Said, IAIN Kudus
    18. Rado Yendra, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
    19. Rian Vebrianto, UIN Sultan Syarif Kasim Rian
    20. Taufik Edy Sutanto, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Ahmad Sihabul Millah (Dosen IIQ An Nur Yogyakarta)

    Sedangkan yang terpilih menjadi 5 Penelitian Terbaik Utama, yaitu

    1. Agus Salim dari UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan penelitian berjudul Dari Netral-Pasif ke Netral-Aktif: Melacak Jejak-Jejak Justifikasi Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam Mengadvokasi Identitas Islam Moderat.
    2. Hasniah Aliah dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul penelitian Fabrikasi Semikonduktor Keramik ZnxFe2×03;Mn Berbahan Alam Lokal sebagai Sensor Alkohol dan Formalin.
    3. Muzayyin Ahyar dari IAIN Samarinda dengan judul penelitian Aksi Bela Islam; Kliktifisme Islam dan Otoritas Baru Propaganda Agama di Era Milenial di Indonesia.
    4. Aksin dari IAIN Ponorogo dengan judul penelitian Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia (Kritik atas Nalar Agamaisasi Kekerasan)
    5. Mada Sanjaya W.S dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan judul penelitian Integrasi Ilmu Falaq, Sains dan Teknologi Robot dalam Perancangan Alat Ukur Arah Kiblat Portable Menggunakan Metode al-Biruni dalam Kitab Tahdid Nihayat al-Amakin.

    sumber: pendis kemenag

  • PSGA IIQ An Nur Gelar Seminar Nasional Kajian Gender

    PSGA IIQ An Nur Gelar Seminar Nasional Kajian Gender

    Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta mengadakan acara Seminar Nasional. Tema yang diusung yakni, “Tafsir Berwawasan Gender dari Masa Klasik sampai Modern.”

    PSGA menghadirkan dua narasumber. Pertama, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M. Hum, MA., beliau merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Narasumber kedua adalah Arif Nuh Safri, M. Hum., beliau merupakan salah satu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara yang berlangsung di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta ini diikuti oleh 80 mahasiwa.

    Khoirul Imam, M.Ag, selaku ketua LPPM menyampaikan pentingnya kajian gender ini untuk menambah wawasan tentang gender. Pengetahuan ini yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan arah pergerakan dari PSGA. Imam juga  menambahkan bahwa dengan adanya seminar ini, para peserta diharapkan dapat memposisikan perempuan secara proporsional di era saat ini.

    “Bagaimana kita memposisikan perempuan di era sekarang secara proporsional,” terang  Imam, Jumat (22/11/2019).

    Acara yang berlangsung selama 2 jam ini, diikuti oleh para peserta dengan antusias. Hal ini terlihat dari para peserta yang menyimak pemaparan narasumber dari awal sampai akhir acara. (Fitri M, LPM)

  • DEMA IIQ An Nur Gelar Ngaji Desain

    DEMA IIQ An Nur Gelar Ngaji Desain

    Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Ilmu Al-Qur’an An Nur mengadakan acara Ngaji Desain. Ngaji desain pada kali ini mengusung tema, “ Saatnya Santri Millenial Andil dalam Desain Media Sosial.”

    DEMA IIQ An Nur menghadirkan narasumber yakni M. Shofa Ulul Azmi. Beliau adalah salah satu konten kreator di AIS Jateng dan AIS Nusantara. Saat ini beliau menjadi penasehat di AIS Nusantara.

    Kegiatan ini berlangsung pada Hari Sabtu, 16 November 2019 yang bertempat di Auditorium IIQ An Nur. kegiatan yang berlangsung selama 4 jam ini diikuti oleh 60 peserta yang mayoritas adalah mahasiswa dan beberapa di antaranya adalah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) An Nur.

    Muhammad Isa Anshori selaku ketua acara memaparkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kegelisahan para mahasiswa yang merasakan dampak media sosial yang begitu besar yang sudah merambah di lingkungan pesantren. Hal ini tentunya tidak dapat dihindari.

    Muhamad Jamaludin (Ketua DEMA IIQ An Nur) menjelaskan bahwa acara ini sebagai salah satu cara untuk menambah ilmu pengetahuan dan menjalin silaturahim. Ini sebagai cerminan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya dan bersosial.

    Dalam sambutannya, Jamal mengajak para peserta untuk memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai sarana dakwah dengan cara membuat kontent kreator. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan status para peserta agar lebih berintegritas.

    “Sehingga teman-teman punya integritas dari kegiatan-kegiatan sosial,” ujar Jamal

    Isa berharap agar silaturahim para peserta dengan AIS Nusantara tetap terjalin, walaupun acara Ngaji Desain ini berakhir.

    “Semoga dapat bermanfaat dan persaudaraan ini dapat terus terjalin dengan bergabungnya teman-teman di AIS Nusantara,” terang Isa. (Fitri, LPM)

  • KORP DAKWAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERKUAT METODE DAKWAH BERSAMA USTADZAH ALMARATUS SHOLIHAH, S. Sos (DAI AKSI INDOSIAR 2019)

    KORP DAKWAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERKUAT METODE DAKWAH BERSAMA USTADZAH ALMARATUS SHOLIHAH, S. Sos (DAI AKSI INDOSIAR 2019)

    Korps Dakwah Mahasiswa (Korda) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakrata. Menggelar Pelatihan Dai Nasional bertempat di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta, Selasa 29 Oktober 2019. Kegiatan tersebut mengusung tema “Membentuk Dai Da’iah Milenial yang Berjiwa Profisional“. Panitia pelaksana dalam kegiatan ini merupakan pengurus devisi Dai/Daiyah Korp Dakwah IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut di pandu oleh saudari Rica Rachmah dengan pembukaan dan pembacaan ayat Al-Qur’an, menyanyikan, Mars Syubanull Wathon, dan sambutan-sambutan. Acra ini dimulai pada pukul 09.30 Wib, acara ini dihadiri oleh 62 orang peserta dari berbagai sekolah menenggah atas dan perguruan tinggi  DIY dan Jawa Tengah, serta perwakilan dari IPNU/IPPNU. Kegiatan ini juga di hadiri oleh presiden mahasiswa IIQ An Nur saudarah Muhammad Jamaludin dan penasehat KORDA Drs. H Atmaturida, M. Pd,

     “Dengan kegiatan ini, diharapkan para pesrta dan teman-teman panitia akan dapat menambah Ilmu dan manfaat sehingga menjadi Da’i Da’iah yang GAPLEH (Gaul Tapi Sholeh) untuk mehadapi tantangan dakwah di era milenial yang penuh tantangan ini”. Ujar Rafi Aulia Dilaga selaku ketua kegiatan Pelatihan Da’i Nasional.

    “Saya sangat berbahagia dihari ini, karena ada temen-temen yang ingin melanjutkan perjuaangan dakwah dari Rasulullah SAW. Saya membaca satu teori sosial fungsional Strukturalsme di sini digarap oleh Levi Strauss beliau menjelaskan bahwa dalam suatu fenomena semua orang itu bergerak pada elemennya masing-masing. Berangkat dari sini dalam berdakwah jika dicerminkan pada teori ini maka akan tercipta keseimbangan dalam dunia dakwah. Mahasiswa harus berdakwah dikalangan mahasiswa, pelajar pun begitu dan seterusnya. Ketika kita paham dengan teori berdakwah untuk menebar pesan kedamaian maka dengan hal ini kita bisa meredam paham-paham radikalisme yang berbagai kalangan.” ujar Presiden Mahasiswa IIQ An Nur, Muhammad Jamaludin

    Penasihat Korda juga menyampaikan nasihatnya pada sambutanya “Gunakanlah metode dakwah dengan cara yang baik rohmatan lil alamin sesuai dengan ajaran kanjeng nabi Muhammad S.A.W.  Agama yang membawa pada kebaikan kepada seluruh alam ini bukan hanya manusianya tetapi seluruhnya mendapat manfaat dari pencerahan dan kedamaian dari agama islam yang mana kita yakini, kepada seluruh pesrta mulailah berdakwah dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Agar kalian menjadi Da’i Da’iah yang profesional” unjar Drs. H Atmaturida, M. Pd.

    Dalam kegiatan ini Ustadzah Almaratus sholihah, S.Sos (Dai Aksi Indosiar 2019) memberikan berbagaimacam tips dalam berdakwah dengan baik. Beliau menjelaskan secara rinci berabgai hal dalam berdakwah agar mudah diterima di berbagaimacam kalangan. Selain itu, beliau juga menyampaikan berdakwah dengan menebar pesan perdamaian sebagai Islam Rahmatan Lil’alamin. (Tomi/LPM)

  • Expo Pesantren Dalam Semarak Hari Santri Nasional Kabupaten Bantul 2019 Merupakan Citra Santri Entrepreneur

    Tahun 2019 ini merupakan kali ke 4 perayaan Hari santri Nasional yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada 22 oktober 2015. Hal ini  memberikan kesan mendalam untuk kaum santri di nusantara. Kabupaten Bantul turut mengisi dan menyemarakan hari santri nasional dengan berbagai kegiatan dimulai dari kirap santri yang turut di ikuti oleh seluruh pesantren sekabupaten Bantul Yogyakarta, hingga festival santri dan pesantren expo.

    Expo pesantern yang digelar di halaman kampus Institut Ilmu Alquran An Nur yogyakarta sebagai bumbu penyedap kemeriahan festival santri dalam semarak memeriahkan hari santri nasional. Expo pesantren ini digelar dengan mendirikan 25 stan variatif untuk menyalurkan ide-ide kreatifitas para santri sekabupaten Bantul. Berbagai hiasan mata turut dijajahkan di stan ini seperti busana muslim, hingga cemilan dan makanan pun ikut berbaur dalam memeriahkan kegiatan ini.

    Peringatan hari santri nasional ini merupakan kali ketiga kabupaten Bantul merayakannya. Terbukti dari tahun-ketahun acara yang digelar pemerintah kabupaten Bantul ini mengalami peningkatan. Ini merupakan bukti bahwa kabupaten Bantul sangat ramah terhadap para santri sebanyak 30.000 santri yang tersebar sekabupaten Bantul, hal ini disampaikan langsung oleh Bapak Abdul Halim Muslih selaku wakil Bupati Bantul.

    Ketua Panitia kegiatan ini beliau Bapak Dr. Atthobari mengatakan bahwa Kegiatan ini mengusung tema “Santri Indonesia Untuk perdamaian Dunia” hal ini tercermin dengan beberapa kegiatan sebelum festival ini digelar seperti roan akbar di berbagai titik di kabupaten Bantul, dan apel peringatan hari santri nasional tanggal 22 okober lalu dan ditutup dengan kirap santri dengan menjajahkan berbagai kreatifitas yang mencerminkan nilai kebhinekaan sebagai bentuk aktualisasi diri sebagai pembawa pesan perdamaian dunia.

    Selain itu, expo pesantren ini merupakan salah satu bentuk publikasi santri untuk mengembangkan satu pandangan sempit terhadap kaum santri yang mengatakan bahwa kaum santri hanya bergelut dalam ranah keilmuan saja. Expo pesantren menggelar 25 stand yang diisi oleh beberapa pondok di kabupaten Bantul. Hal ini merupakan satu bentuk cerminan santri juga bisa berwirausaha sebagai pelengkap keilmuan yang diajarkan di pondok pesantren.

    Ketua penanggung jawab expo pesantren yaitu saudara Hilmi yang merupakan santri dari pondok pesantren Hidayatul Falah Bejen mengatakan bahwa 25 stand yang berdiri di festival santri tahun ini merupakan apresiasi dan keikutsertaannya alumni-alumni pondok pesantren untuk mengembangkan wirausahanya selain mereka mengembangkan keilmuan dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Stand-stand ini pada tahun lalu berisi sekitar 35 stand namun hari ini dipersempit menjadi 25 stand karena melihat beberapa kondisi. Namun, hal ini tidak menjadi penghambat untuk terselenggaranya kegiatan ini. (Jamal, Tomi/LPM)

  • Buku The Power Of Mindset Karya Muhamad Jamaludin Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Sebagai Refleksi Praktis Nilai-Nilai Qurani Dalam Realita Sosial

    Senin (21/09) fakultas ushuludin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta mengadakan bedah buku The Power Of Mindset (Cara Berpikir Positif ala Qurani) karya Muhamad Jamaludin salah satu mahasiswa fakultas ushuluddin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta. Acara ini di pandu oleh Saudari Ula salah satu mahasiswa fakultas Ushuluddin. Selanjutnya di moderatori oleh saudara Yos Hadi. Bedah buku ini merupakan dialog antara saudara Muhamad Jamaludin sebagai penulisnya dengan Saudara Ahmad Lutfi Aziz, M.Ag. sebagai pembanding.

    “kami selaku civitas akademisi fakultas ushuluddin sangat mendukung untuk pengembangan kualitas teman-teman mahasiswa, dari pihak fakultas akan memfasilitasi kegiatan mahasiswa fakultas ushuludin dalam pengembangan bakat dan kemampuannya, ini merupakan kedua kalinya fakultas ushuluddin mengadakan bedah buku mahasiswa kita. Yang pertama waktu itu buku karya mas Khalil tentang Filsafat Nubuwah, dan hari ini buku mas Jamal tentang The Power Of Mindset. Dan kami akan terus menunggu karya-karya teman-teman yang lainnya. kami ucapkan selamat dan apresiasi terhadap penulisan karya ini”. Ucap dekan Fakultas Ushuluddin beliau Kh. M. Ikhsanunddin. MSI.

    Muhamad Jamaludin selaku penulis buku the power of mindset menjelaskan bagaimana kronologi penulisan buku ini. Inspirasi yang didapat dalam penulisan buku ini Ia jelaskan secara gamblang di depan mahasiswa fakultas ushuluddin. Selain itu Ia juga menjelas bagaimana motivasi dalam menulis buku ini. “motivasi kenapa tulisan power of mindset ini berawal dari tulisan-tulisan di dalam blog hingga naik menjadi satu buah buku adalah ketika saya membaca dan merenungi surat ar-Rahman ayat 60 tentang selalu berprilaku baik maka akan mendapatkan hal kebaikan. Sebelum kita melakukan hal kebaikan itu kita akan memikirkan kebaikan terlebih dahulu, maka buku ini meski hanya tulisan sederhana kita bisa merenungi hidup kita agar lebih baik lagi”. Ucap Muhamad Jamaludin membuka dialog pertama.

    Saudara Ahmad Luthfi Aziz, M.Ag membuka dialog kedua dengan memaparkan karakteristik buku The Power Of  Mindset. Ia menjelaskan bahwa bagaian awal ini memiliki pendekatan tasawuf seperti sebagaimana yang dikatakan Ibnu At-tholilah dalam sarah hikamnya tentang menduakan sebuah materi ketimbang dzat yang menciptakan materi. Bagian pertama buku Ia menjelaskan tentang sebuah refleksi kehidupan dari teori tasawuf.

    Selain itu, Ia juga memaparkan bahwa buku ini merupakan sebuah refleksi kisah penulis buku di sudah terjadi yang kemudian dibalut dengan term keilmuan penulis buku pada ssaat ini sebagai mahasiswa Ushuluddin. Tergambar jelas pada bagian-bagian buku ini mengajak kita berpikir tentang fenomena-fenomena kehidupan. Ini sangat menarik karena disajikan dengan nilai-nilai filsafat. Selian itu, Ia juga menjelaskan bahwa buku ini juga mengandung nilai-nilai edukatif dari kisah-kisah yang dialami penulis buku ini.

    Saudara Ahmad Luthfi Aziz, M.Ag juga memaparkan bahwa buku power of mindset ini sama seperti buku Saring Sebelum Sharing yang di tulis oleh Prof. Nadhir. Artinya buku ini bisa di baca random dari bagianmanapun. Ia juga menjelaskan tentang kekurangan buku ini dari diksi penulisan masih harus memiliki perbaikan, dan ada beberapa kekurangan huruf (typo). (Ibnu Ahmad/LPM)

  • FAKULTAS TARBIYAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA ADAKAN STADIUM GENERAL KIAT SUKSES NGAJI DAN KULIAH

    (Senin, 17 Oktober 2019) Fakultas Tarbiyah IIQ Annur Yogyakarta mengadakan Stadium General, dengan mengusung tema “Kiat Sukses Ngaji dan Sukses Studi di IIQ”, yang disampaikan oleh dua pemateri sekaligus.

    Tema tersebut bertujuan memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru (maba), selain itu terselip harapan agar para mahasiswa baru agar bisa sukses dalam hal mengaji dan kuliah di IIQ Annur Yogyakarta. Sebagai pemateri pertama, yaitu Dr. H. Mujnahid, M.Ag. (selaku Dekan dari Fakultas Tarbiyah). Kemudian dilanjutkan oleh pemateri kedua, yaitu Lina, M.Pd. (Cand. Doctorate of Yogyakarta State University, selaku dosen IIQ Annur).

    Definisi sukses meurut KBBI ialah berhasil atau beruntung. “Orang dikatakan berhasil atau sukses jika tujuan yang ingin dicapai dapat diwujudkan”, terang Munjahid. Sedangkan menurut pemateri kedua definisi sukses ialah “bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan tepat waktu”. Tambah, Lina.

    Terkait kiat sukses, pemateri pertama menyampaikan “mampu mewujudkan apa yang ingin ia capai, memiliki sifat (rajin, tekun, disiplin, dan sabar), pandai membagi dan memanfaatkan waktu, menggunakan strategi yang tepat, cukup biaya, sehat, tidak pacaran dan tidak berbuat zina, serta selalu berdoa kepada Tuhan.” Jelas, Munjahid.

    Selanjutnya kiat sukses yang diberikan oleh pemateri kedua, “kalau Dr. Munjahid itu seseorang yang memiliki standar yang tinggi dan mengupayakan dengan bersungguh-sungguh, itu sangat baik untuk dijadikan teladan. Tetapi ada faktor X yang tidak luput dari semua itu, diantaranya adalah manut (mentaati) peraturan seorang Ibu dan segala peraturan yang ada (tata tertib) tidak boleh dilanggar”. Tambah, Lina.

    Akhirnya, sukses adalah tujuan yang selalu diusahakan dengan serangkaian usaha serta doa kepada Tuhan karena kita hanyalah seorang hamba yang ditugaskan untuk selalu berusaha dan berdoa kepada-Nya. Sebagai kesimpulannya moderator menambahkan Lupakan masa lalu kalian, karena yang terpenting adalah masa depan kita. Jelas, Mujawazah (selaku moderator).

    Terkait sukses mengaji dan studi di IIQ ialah mereka yang benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seseorang yang tengah mencari ilmu dan mengamalkan segala ilmu yang telah mereka dapatkan agar dapat dikatakan sebagai orang yang bermanfaat. (Umi Hasanah/LPM).

  • FAKULTAS USHULUDDIN IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERDALAM PEMAHAMAN AHLU SUNAH WALJAMAAH DENGAN STADIUM GENERAL BERSAMA DR. H MUHAMMAD YUNUS MASRUKHIN, LC. MA.

    Selasa 15/10, Fakultas Usuludin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Mengadakan Studium General tentang penguatan pemahaman Ahlu Sunah Wal Jamaah. acara dimulai pada pukul 13.30 WIB. Acara ini  bertemakan “Teologi Aswaja Asy’ariyah-Maturidiyah dan Kontesinya di Indonesia dan Dunia.” Pada studium general kali ini, Fakultas Ushuluddin menghadirkan narasumber yang merupakan pakar dalam bidang ini beliau Dr. H Muhammad Yunus Masrukhin, Lc. MA.

    Acara ini di pandu oleh saudra Sehilana Fahruri salah satu mahasiswa fakultas Ushuludin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta. Selaku pembawa acara kemudian di lanjut dengan pembacaan ayat suci Alquran  yang di bawakan oleh saudari Afriani mahasiswa  semester I IAT fakultas ushuludin IIQ An Nur Yogyakarta.

    Studium General yang diadakan di Auditorium IIQ An-Nur itu di ikuti oleh 150 peserta, mayoritas peserta berasal dari Mahasiswa dan dosen Fakultas Ushuludin. “Kegiatan ini merupakan rutinan Fakultas untuk melayani mahasiswa dalam proses mengembangkan nilai-nilai akademik dan keilmuan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberikan kebebasan untuk berargumen mengenai teologi aswaja yang konteksnya pada peradaban dunia. Sudah banyak sekali perkembangan aswaja sekarang” papar KH. M. Ikhsanudin,MSI. Selaku dekan fakultas ushuludin pada sambutanya.

    Stadium general ini di moderatori oleh salah satu dosen fakultas ushuludin yaitu bapak Maulidi, MA. Stadium general ini selain di isi kajian yang menjabarkan tentang genealogi paham Ahlu Sunah Waljamaah oleh Dr. H. Muhammad Yunus Masrukhin Lc. MA. Namun, salah satu dosen Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta beliau bapak Khoirul Imam, M. Hum juga menjadi salah satu penyanding pemateri yang menjelaskan tentang peta pergerakan dari sekte-sekte yang mengklaim dirinya adalah paham ahlu sunah waljamaah.

    “ada empat kondisi diskursus terbentuknya munculnya paham ahlu sunah waljamaah dari golongan Asy’ariyah pada tahun 30 H/910 M diantaranya yaitu aspek teologis krisis kebenaran, yang kedua adalah adanya kuasa dan politik kebenaran, kemudian yang ketiga adalah adanya tradisi praktis keilmuan, dan yang terakhir adalah munculnya aspek spiritual dan kesalehan dari golongan Asy’ariyah. Itu lah beberapa kondisi diskursus yang melatarbelakangi munculnya golongan Asy’ariyah”. Ucap Dr. H. Muhammad Yunus Masrukhin Lc. MA. Saat mengkaji ulang kemunculan pemahaman aswaja golongan Asy’atiyah.  (Jamal, Tomi/LPM)