Category: Berita

  • PSGA IIQ An Nur Gelar Seminar Nasional Kajian Gender

    PSGA IIQ An Nur Gelar Seminar Nasional Kajian Gender

    Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta mengadakan acara Seminar Nasional. Tema yang diusung yakni, “Tafsir Berwawasan Gender dari Masa Klasik sampai Modern.”

    PSGA menghadirkan dua narasumber. Pertama, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M. Hum, MA., beliau merupakan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Narasumber kedua adalah Arif Nuh Safri, M. Hum., beliau merupakan salah satu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara yang berlangsung di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta ini diikuti oleh 80 mahasiwa.

    Khoirul Imam, M.Ag, selaku ketua LPPM menyampaikan pentingnya kajian gender ini untuk menambah wawasan tentang gender. Pengetahuan ini yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan arah pergerakan dari PSGA. Imam juga  menambahkan bahwa dengan adanya seminar ini, para peserta diharapkan dapat memposisikan perempuan secara proporsional di era saat ini.

    “Bagaimana kita memposisikan perempuan di era sekarang secara proporsional,” terang  Imam, Jumat (22/11/2019).

    Acara yang berlangsung selama 2 jam ini, diikuti oleh para peserta dengan antusias. Hal ini terlihat dari para peserta yang menyimak pemaparan narasumber dari awal sampai akhir acara. (Fitri M, LPM)

  • DEMA IIQ An Nur Gelar Ngaji Desain

    DEMA IIQ An Nur Gelar Ngaji Desain

    Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Ilmu Al-Qur’an An Nur mengadakan acara Ngaji Desain. Ngaji desain pada kali ini mengusung tema, “ Saatnya Santri Millenial Andil dalam Desain Media Sosial.”

    DEMA IIQ An Nur menghadirkan narasumber yakni M. Shofa Ulul Azmi. Beliau adalah salah satu konten kreator di AIS Jateng dan AIS Nusantara. Saat ini beliau menjadi penasehat di AIS Nusantara.

    Kegiatan ini berlangsung pada Hari Sabtu, 16 November 2019 yang bertempat di Auditorium IIQ An Nur. kegiatan yang berlangsung selama 4 jam ini diikuti oleh 60 peserta yang mayoritas adalah mahasiswa dan beberapa di antaranya adalah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) An Nur.

    Muhammad Isa Anshori selaku ketua acara memaparkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kegelisahan para mahasiswa yang merasakan dampak media sosial yang begitu besar yang sudah merambah di lingkungan pesantren. Hal ini tentunya tidak dapat dihindari.

    Muhamad Jamaludin (Ketua DEMA IIQ An Nur) menjelaskan bahwa acara ini sebagai salah satu cara untuk menambah ilmu pengetahuan dan menjalin silaturahim. Ini sebagai cerminan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya dan bersosial.

    Dalam sambutannya, Jamal mengajak para peserta untuk memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai sarana dakwah dengan cara membuat kontent kreator. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan status para peserta agar lebih berintegritas.

    “Sehingga teman-teman punya integritas dari kegiatan-kegiatan sosial,” ujar Jamal

    Isa berharap agar silaturahim para peserta dengan AIS Nusantara tetap terjalin, walaupun acara Ngaji Desain ini berakhir.

    “Semoga dapat bermanfaat dan persaudaraan ini dapat terus terjalin dengan bergabungnya teman-teman di AIS Nusantara,” terang Isa. (Fitri, LPM)

  • KORP DAKWAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERKUAT METODE DAKWAH BERSAMA USTADZAH ALMARATUS SHOLIHAH, S. Sos (DAI AKSI INDOSIAR 2019)

    KORP DAKWAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERKUAT METODE DAKWAH BERSAMA USTADZAH ALMARATUS SHOLIHAH, S. Sos (DAI AKSI INDOSIAR 2019)

    Korps Dakwah Mahasiswa (Korda) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakrata. Menggelar Pelatihan Dai Nasional bertempat di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta, Selasa 29 Oktober 2019. Kegiatan tersebut mengusung tema “Membentuk Dai Da’iah Milenial yang Berjiwa Profisional“. Panitia pelaksana dalam kegiatan ini merupakan pengurus devisi Dai/Daiyah Korp Dakwah IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut di pandu oleh saudari Rica Rachmah dengan pembukaan dan pembacaan ayat Al-Qur’an, menyanyikan, Mars Syubanull Wathon, dan sambutan-sambutan. Acra ini dimulai pada pukul 09.30 Wib, acara ini dihadiri oleh 62 orang peserta dari berbagai sekolah menenggah atas dan perguruan tinggi  DIY dan Jawa Tengah, serta perwakilan dari IPNU/IPPNU. Kegiatan ini juga di hadiri oleh presiden mahasiswa IIQ An Nur saudarah Muhammad Jamaludin dan penasehat KORDA Drs. H Atmaturida, M. Pd,

     “Dengan kegiatan ini, diharapkan para pesrta dan teman-teman panitia akan dapat menambah Ilmu dan manfaat sehingga menjadi Da’i Da’iah yang GAPLEH (Gaul Tapi Sholeh) untuk mehadapi tantangan dakwah di era milenial yang penuh tantangan ini”. Ujar Rafi Aulia Dilaga selaku ketua kegiatan Pelatihan Da’i Nasional.

    “Saya sangat berbahagia dihari ini, karena ada temen-temen yang ingin melanjutkan perjuaangan dakwah dari Rasulullah SAW. Saya membaca satu teori sosial fungsional Strukturalsme di sini digarap oleh Levi Strauss beliau menjelaskan bahwa dalam suatu fenomena semua orang itu bergerak pada elemennya masing-masing. Berangkat dari sini dalam berdakwah jika dicerminkan pada teori ini maka akan tercipta keseimbangan dalam dunia dakwah. Mahasiswa harus berdakwah dikalangan mahasiswa, pelajar pun begitu dan seterusnya. Ketika kita paham dengan teori berdakwah untuk menebar pesan kedamaian maka dengan hal ini kita bisa meredam paham-paham radikalisme yang berbagai kalangan.” ujar Presiden Mahasiswa IIQ An Nur, Muhammad Jamaludin

    Penasihat Korda juga menyampaikan nasihatnya pada sambutanya “Gunakanlah metode dakwah dengan cara yang baik rohmatan lil alamin sesuai dengan ajaran kanjeng nabi Muhammad S.A.W.  Agama yang membawa pada kebaikan kepada seluruh alam ini bukan hanya manusianya tetapi seluruhnya mendapat manfaat dari pencerahan dan kedamaian dari agama islam yang mana kita yakini, kepada seluruh pesrta mulailah berdakwah dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Agar kalian menjadi Da’i Da’iah yang profesional” unjar Drs. H Atmaturida, M. Pd.

    Dalam kegiatan ini Ustadzah Almaratus sholihah, S.Sos (Dai Aksi Indosiar 2019) memberikan berbagaimacam tips dalam berdakwah dengan baik. Beliau menjelaskan secara rinci berabgai hal dalam berdakwah agar mudah diterima di berbagaimacam kalangan. Selain itu, beliau juga menyampaikan berdakwah dengan menebar pesan perdamaian sebagai Islam Rahmatan Lil’alamin. (Tomi/LPM)

  • Expo Pesantren Dalam Semarak Hari Santri Nasional Kabupaten Bantul 2019 Merupakan Citra Santri Entrepreneur

    Tahun 2019 ini merupakan kali ke 4 perayaan Hari santri Nasional yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada 22 oktober 2015. Hal ini  memberikan kesan mendalam untuk kaum santri di nusantara. Kabupaten Bantul turut mengisi dan menyemarakan hari santri nasional dengan berbagai kegiatan dimulai dari kirap santri yang turut di ikuti oleh seluruh pesantren sekabupaten Bantul Yogyakarta, hingga festival santri dan pesantren expo.

    Expo pesantern yang digelar di halaman kampus Institut Ilmu Alquran An Nur yogyakarta sebagai bumbu penyedap kemeriahan festival santri dalam semarak memeriahkan hari santri nasional. Expo pesantren ini digelar dengan mendirikan 25 stan variatif untuk menyalurkan ide-ide kreatifitas para santri sekabupaten Bantul. Berbagai hiasan mata turut dijajahkan di stan ini seperti busana muslim, hingga cemilan dan makanan pun ikut berbaur dalam memeriahkan kegiatan ini.

    Peringatan hari santri nasional ini merupakan kali ketiga kabupaten Bantul merayakannya. Terbukti dari tahun-ketahun acara yang digelar pemerintah kabupaten Bantul ini mengalami peningkatan. Ini merupakan bukti bahwa kabupaten Bantul sangat ramah terhadap para santri sebanyak 30.000 santri yang tersebar sekabupaten Bantul, hal ini disampaikan langsung oleh Bapak Abdul Halim Muslih selaku wakil Bupati Bantul.

    Ketua Panitia kegiatan ini beliau Bapak Dr. Atthobari mengatakan bahwa Kegiatan ini mengusung tema “Santri Indonesia Untuk perdamaian Dunia” hal ini tercermin dengan beberapa kegiatan sebelum festival ini digelar seperti roan akbar di berbagai titik di kabupaten Bantul, dan apel peringatan hari santri nasional tanggal 22 okober lalu dan ditutup dengan kirap santri dengan menjajahkan berbagai kreatifitas yang mencerminkan nilai kebhinekaan sebagai bentuk aktualisasi diri sebagai pembawa pesan perdamaian dunia.

    Selain itu, expo pesantren ini merupakan salah satu bentuk publikasi santri untuk mengembangkan satu pandangan sempit terhadap kaum santri yang mengatakan bahwa kaum santri hanya bergelut dalam ranah keilmuan saja. Expo pesantren menggelar 25 stand yang diisi oleh beberapa pondok di kabupaten Bantul. Hal ini merupakan satu bentuk cerminan santri juga bisa berwirausaha sebagai pelengkap keilmuan yang diajarkan di pondok pesantren.

    Ketua penanggung jawab expo pesantren yaitu saudara Hilmi yang merupakan santri dari pondok pesantren Hidayatul Falah Bejen mengatakan bahwa 25 stand yang berdiri di festival santri tahun ini merupakan apresiasi dan keikutsertaannya alumni-alumni pondok pesantren untuk mengembangkan wirausahanya selain mereka mengembangkan keilmuan dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Stand-stand ini pada tahun lalu berisi sekitar 35 stand namun hari ini dipersempit menjadi 25 stand karena melihat beberapa kondisi. Namun, hal ini tidak menjadi penghambat untuk terselenggaranya kegiatan ini. (Jamal, Tomi/LPM)

  • Buku The Power Of Mindset Karya Muhamad Jamaludin Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Sebagai Refleksi Praktis Nilai-Nilai Qurani Dalam Realita Sosial

    Senin (21/09) fakultas ushuludin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta mengadakan bedah buku The Power Of Mindset (Cara Berpikir Positif ala Qurani) karya Muhamad Jamaludin salah satu mahasiswa fakultas ushuluddin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta. Acara ini di pandu oleh Saudari Ula salah satu mahasiswa fakultas Ushuluddin. Selanjutnya di moderatori oleh saudara Yos Hadi. Bedah buku ini merupakan dialog antara saudara Muhamad Jamaludin sebagai penulisnya dengan Saudara Ahmad Lutfi Aziz, M.Ag. sebagai pembanding.

    “kami selaku civitas akademisi fakultas ushuluddin sangat mendukung untuk pengembangan kualitas teman-teman mahasiswa, dari pihak fakultas akan memfasilitasi kegiatan mahasiswa fakultas ushuludin dalam pengembangan bakat dan kemampuannya, ini merupakan kedua kalinya fakultas ushuluddin mengadakan bedah buku mahasiswa kita. Yang pertama waktu itu buku karya mas Khalil tentang Filsafat Nubuwah, dan hari ini buku mas Jamal tentang The Power Of Mindset. Dan kami akan terus menunggu karya-karya teman-teman yang lainnya. kami ucapkan selamat dan apresiasi terhadap penulisan karya ini”. Ucap dekan Fakultas Ushuluddin beliau Kh. M. Ikhsanunddin. MSI.

    Muhamad Jamaludin selaku penulis buku the power of mindset menjelaskan bagaimana kronologi penulisan buku ini. Inspirasi yang didapat dalam penulisan buku ini Ia jelaskan secara gamblang di depan mahasiswa fakultas ushuluddin. Selain itu Ia juga menjelas bagaimana motivasi dalam menulis buku ini. “motivasi kenapa tulisan power of mindset ini berawal dari tulisan-tulisan di dalam blog hingga naik menjadi satu buah buku adalah ketika saya membaca dan merenungi surat ar-Rahman ayat 60 tentang selalu berprilaku baik maka akan mendapatkan hal kebaikan. Sebelum kita melakukan hal kebaikan itu kita akan memikirkan kebaikan terlebih dahulu, maka buku ini meski hanya tulisan sederhana kita bisa merenungi hidup kita agar lebih baik lagi”. Ucap Muhamad Jamaludin membuka dialog pertama.

    Saudara Ahmad Luthfi Aziz, M.Ag membuka dialog kedua dengan memaparkan karakteristik buku The Power Of  Mindset. Ia menjelaskan bahwa bagaian awal ini memiliki pendekatan tasawuf seperti sebagaimana yang dikatakan Ibnu At-tholilah dalam sarah hikamnya tentang menduakan sebuah materi ketimbang dzat yang menciptakan materi. Bagian pertama buku Ia menjelaskan tentang sebuah refleksi kehidupan dari teori tasawuf.

    Selain itu, Ia juga memaparkan bahwa buku ini merupakan sebuah refleksi kisah penulis buku di sudah terjadi yang kemudian dibalut dengan term keilmuan penulis buku pada ssaat ini sebagai mahasiswa Ushuluddin. Tergambar jelas pada bagian-bagian buku ini mengajak kita berpikir tentang fenomena-fenomena kehidupan. Ini sangat menarik karena disajikan dengan nilai-nilai filsafat. Selian itu, Ia juga menjelaskan bahwa buku ini juga mengandung nilai-nilai edukatif dari kisah-kisah yang dialami penulis buku ini.

    Saudara Ahmad Luthfi Aziz, M.Ag juga memaparkan bahwa buku power of mindset ini sama seperti buku Saring Sebelum Sharing yang di tulis oleh Prof. Nadhir. Artinya buku ini bisa di baca random dari bagianmanapun. Ia juga menjelaskan tentang kekurangan buku ini dari diksi penulisan masih harus memiliki perbaikan, dan ada beberapa kekurangan huruf (typo). (Ibnu Ahmad/LPM)

  • FAKULTAS TARBIYAH IIQ AN NUR YOGYAKARTA ADAKAN STADIUM GENERAL KIAT SUKSES NGAJI DAN KULIAH

    (Senin, 17 Oktober 2019) Fakultas Tarbiyah IIQ Annur Yogyakarta mengadakan Stadium General, dengan mengusung tema “Kiat Sukses Ngaji dan Sukses Studi di IIQ”, yang disampaikan oleh dua pemateri sekaligus.

    Tema tersebut bertujuan memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru (maba), selain itu terselip harapan agar para mahasiswa baru agar bisa sukses dalam hal mengaji dan kuliah di IIQ Annur Yogyakarta. Sebagai pemateri pertama, yaitu Dr. H. Mujnahid, M.Ag. (selaku Dekan dari Fakultas Tarbiyah). Kemudian dilanjutkan oleh pemateri kedua, yaitu Lina, M.Pd. (Cand. Doctorate of Yogyakarta State University, selaku dosen IIQ Annur).

    Definisi sukses meurut KBBI ialah berhasil atau beruntung. “Orang dikatakan berhasil atau sukses jika tujuan yang ingin dicapai dapat diwujudkan”, terang Munjahid. Sedangkan menurut pemateri kedua definisi sukses ialah “bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan tepat waktu”. Tambah, Lina.

    Terkait kiat sukses, pemateri pertama menyampaikan “mampu mewujudkan apa yang ingin ia capai, memiliki sifat (rajin, tekun, disiplin, dan sabar), pandai membagi dan memanfaatkan waktu, menggunakan strategi yang tepat, cukup biaya, sehat, tidak pacaran dan tidak berbuat zina, serta selalu berdoa kepada Tuhan.” Jelas, Munjahid.

    Selanjutnya kiat sukses yang diberikan oleh pemateri kedua, “kalau Dr. Munjahid itu seseorang yang memiliki standar yang tinggi dan mengupayakan dengan bersungguh-sungguh, itu sangat baik untuk dijadikan teladan. Tetapi ada faktor X yang tidak luput dari semua itu, diantaranya adalah manut (mentaati) peraturan seorang Ibu dan segala peraturan yang ada (tata tertib) tidak boleh dilanggar”. Tambah, Lina.

    Akhirnya, sukses adalah tujuan yang selalu diusahakan dengan serangkaian usaha serta doa kepada Tuhan karena kita hanyalah seorang hamba yang ditugaskan untuk selalu berusaha dan berdoa kepada-Nya. Sebagai kesimpulannya moderator menambahkan Lupakan masa lalu kalian, karena yang terpenting adalah masa depan kita. Jelas, Mujawazah (selaku moderator).

    Terkait sukses mengaji dan studi di IIQ ialah mereka yang benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seseorang yang tengah mencari ilmu dan mengamalkan segala ilmu yang telah mereka dapatkan agar dapat dikatakan sebagai orang yang bermanfaat. (Umi Hasanah/LPM).

  • FAKULTAS USHULUDDIN IIQ AN NUR YOGYAKARTA PERDALAM PEMAHAMAN AHLU SUNAH WALJAMAAH DENGAN STADIUM GENERAL BERSAMA DR. H MUHAMMAD YUNUS MASRUKHIN, LC. MA.

    Selasa 15/10, Fakultas Usuludin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Mengadakan Studium General tentang penguatan pemahaman Ahlu Sunah Wal Jamaah. acara dimulai pada pukul 13.30 WIB. Acara ini  bertemakan “Teologi Aswaja Asy’ariyah-Maturidiyah dan Kontesinya di Indonesia dan Dunia.” Pada studium general kali ini, Fakultas Ushuluddin menghadirkan narasumber yang merupakan pakar dalam bidang ini beliau Dr. H Muhammad Yunus Masrukhin, Lc. MA.

    Acara ini di pandu oleh saudra Sehilana Fahruri salah satu mahasiswa fakultas Ushuludin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta. Selaku pembawa acara kemudian di lanjut dengan pembacaan ayat suci Alquran  yang di bawakan oleh saudari Afriani mahasiswa  semester I IAT fakultas ushuludin IIQ An Nur Yogyakarta.

    Studium General yang diadakan di Auditorium IIQ An-Nur itu di ikuti oleh 150 peserta, mayoritas peserta berasal dari Mahasiswa dan dosen Fakultas Ushuludin. “Kegiatan ini merupakan rutinan Fakultas untuk melayani mahasiswa dalam proses mengembangkan nilai-nilai akademik dan keilmuan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberikan kebebasan untuk berargumen mengenai teologi aswaja yang konteksnya pada peradaban dunia. Sudah banyak sekali perkembangan aswaja sekarang” papar KH. M. Ikhsanudin,MSI. Selaku dekan fakultas ushuludin pada sambutanya.

    Stadium general ini di moderatori oleh salah satu dosen fakultas ushuludin yaitu bapak Maulidi, MA. Stadium general ini selain di isi kajian yang menjabarkan tentang genealogi paham Ahlu Sunah Waljamaah oleh Dr. H. Muhammad Yunus Masrukhin Lc. MA. Namun, salah satu dosen Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta beliau bapak Khoirul Imam, M. Hum juga menjadi salah satu penyanding pemateri yang menjelaskan tentang peta pergerakan dari sekte-sekte yang mengklaim dirinya adalah paham ahlu sunah waljamaah.

    “ada empat kondisi diskursus terbentuknya munculnya paham ahlu sunah waljamaah dari golongan Asy’ariyah pada tahun 30 H/910 M diantaranya yaitu aspek teologis krisis kebenaran, yang kedua adalah adanya kuasa dan politik kebenaran, kemudian yang ketiga adalah adanya tradisi praktis keilmuan, dan yang terakhir adalah munculnya aspek spiritual dan kesalehan dari golongan Asy’ariyah. Itu lah beberapa kondisi diskursus yang melatarbelakangi munculnya golongan Asy’ariyah”. Ucap Dr. H. Muhammad Yunus Masrukhin Lc. MA. Saat mengkaji ulang kemunculan pemahaman aswaja golongan Asy’atiyah.  (Jamal, Tomi/LPM)

  • DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Adakan Diskusi Publik Dengan Tema “Ada Apa Dengan Papua”

    Sabtu 05/10, auditorium IIQ An Nur dipenuhi oleh peserta acara diskusi publik. Acara ini diadakan oleh DEMA F Tarbiyah. Total peserta kisaran 60 orang dari mayoritas mahasiswa IIQ An Nur dan minoritas  orang luar kampus. Pada acara ini, panitia mengundang 3 narasumber Berkaitan dengan temanya, acara ini membahas tentang keadaan papua baik sekarang ataupun pada jaman dulu.

    Pemateri dari polres Bantul menjelaskan bahwasannya papua dulunya bukan milik Indonesia. Papua adalah milik Belanda. Tetapi Indonesia yang meminta papua agar menjadi salah satu provinsinya. Akhirnya pada 1962 terjadi kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang dikenal dengan “Kesepakatan New York”. Adapun hasilnya adalah Belanda setuju menyerahkan Papua melalui PBB, dan Indonesia setuju menggelar referendum di Papua. Tepat tanggal 31 desember 1962, PBB mneyerahkan Papua untuk Indonesia. Jadi papua adalah satu-satunya provinsi yang pengakuannnya melalui mekanisme PBB.

    Dengan mengetahui sejarah mengenai papua, tentu diharapkan dapat menambah cinta pada Indonesia khususnya tanah papua. “Walaupun memang secara karakter, baik karakter fisik ataupun jiwa, mereka mempunyai perbedaan dengan penduduk diwilayah yang lain. Namun sebenarnya, disinilah ladang toleransi antar ras di Indonesia.” Tutur Polres. Kemudian, dalam acara ini juga membahas papua pada keadaan sekarang. Bagaimana yang terjadi? Menurut narasumber, salah satu keadaan papua yang sampai sekarang masih saja menjadi masalah adalah kemiskinan yang masih sangat tinggi, diskriminasi rasisme, pelanggaran HAM yang tidak pernah tuntas, kegagalan pembangunan di wilayah papua, dan lain sebagainya.

    Hal ini sudah ada sejak dulu, namun hanya saja sekarang memang sedang menjadi puncaknya sosial yang panas. Diskriminasi memang sudah ada sejak dulu. Dan untuk sekarang adalah waktunya saling menjaga kesatuan. Namun, ada satu penanya yang menyatakan mungkin saja ini adalah salah dari pemerintah. Karena adanya perbedaan respon atau perhatian antara wilayah papua dan wilayah selainnya. Dan ini tidak bisa dijadikan kepastian.

    Diakhir pembahasan, dapat disimpulkan bahwasannya Papua adalah Indonesia, dan sebagai warga Indonesia harus benar-benar toleran antar yang lainnya. Walaupun mungkin terlihat berbeda, tetapi sebenarnya kita adalah satu. Dengan adanya acara ini, dari panitia mengharapkan dapat menjadikan sadar akan toleransi untuk sesama. (Qoqom/LPM)

  • Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin 2019

    Rabu 25/ 09, fakultas ushuluddin mengadakan penyuluhan mengenai kefakultasan. Yang mana acara ini masuk dalam jadwal agenda PBAK 2019. Maba (mahasiswa baru) IIQ An Nur pada hari ketiga PBAK dibagi untuk setiap fakultasnya. Fakultas ushuluddin yang terdiri dari 63 maba melaksanakan acara kefakultasan di gedung kampus lantai dua. Acara ini diisi oleh pemateri langsung dari dekan fakultas ushuluddin, beliau K.H. M. Ikhsanudin, Msi.

    Dalam acara ini, pemateri menyampaiakan tentang apa yang ada di dalam fakultas ushuluddin. Seperti hal-hal yang menyangkut perkuliahan, program kefakultasan, target ushuluddin, dan lain sebagainya. Adapun targetnya adalah mencetak mahasiswa yang nantinya mampu berkualitas tinggi, dan mampu berkiprah tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi sampai internasional. Karena sekarang jarang orang yang memperhatikan Alquran mendunia, sehingga disini tugas kita agar mampu ikut dalam urusan internasional mengenai Alquran dan hadis.

    Sebelum memaparkan penjelasan lebih luas, beliau menampilakan beberapa gambar pengalaman beliau agar dapat memantik semangat maba ushuluddin untuk yakin, serius, dan mantap mengambil jurusan ushuluddin. Seperti pengalaman beliau yang beberapa kali presentasi ilmiah di luar negri, melakukan penelitian yang sudah tingkat internasional, dan lain sebagainya.

    Selain tentang target fakultas, dekan usuluddin juga menjelaskan tentang program fakultas. Adapun mengenai program fakultas, kampus menekankan program kajian turots pada mahasiswa ushuluddin. Turots adalah program dimana mahasiswa diharapkan untuk mampu mempelajari kitab-kitab klasik baik tafsir maupun hadis. Karena hal ini sudah jarang orang lakukan. Hal ini bertujuan untuk menambah kualitas bahasa arab mahasiswa, menambah wawasan tentang kajian-kajian klasik, membantu melancarkan atau memudahkan mahasiswa dalam mengkaji tafsir ataupun hadis pada kitab-kitab klasik, dan yang secara otomatis adalah mengenalkan macam-macam kitab klasik mu’tabarah karya ulama salaf.

    Fakultas ushuluddin merupakan fakultas yang banyak orang menanyakan ketika sudah lulus akan menjadi apa. Namun dalam acara ini, dekan menjelaskan bahwasannya justru ketika mengambil fakultas ushuluddin bisa menjadi apa saja. Karena jurusan ushuluddin tidak hanya menjadikan objek ilmu dunia saja, bahkan urusan akhiratlah yang sangat dijadikan prioritasnya.

    Selain mengenalkan kefakultasan yang di pimpin oleh dekan fakultas ushuluddin, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin juga mengenalkan beberapa program kerjanya, bukan hanya Dema F Ushuluddin, banom DEMA FU pun turut serta melakukan sosialisasi kegiatannya untuk memancing semangat mahasiswa fakultas ushuluddin mengembangkan kemampuannya sebagai mahasiswa fakultas ushuluddin. PBAK fakultas ini selanjutnya diisi serangkaian permaianan untuk menambah keakraban sesama mahaiswa fakultas ushuluddin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta(Qoqom dan Jamal/ LPM)

  • Dua Anggota Kepolisian Resort (POLRES) Bantul ikut meramaikan kegiatan Pengenalan Buadaya Akademik Kampus (PBAK) Garuda Muda di IIQ Annur Yogyakarta.

    Selasa, 24 September 2019, Kedatangan beliau-beliau adalah untuk menyampaikan materi bela negara, dengan mengusung tema “Kuatkan Cinta Tanah Air demi NKRI”. Adapun yang menyampaikan materi adalah Bapak Sudiasih Joyowiono.

    Menurut beliau, mahasiswa adalah kaum intelektual sebagai masyarakat terdidik yang sangat berpengaruh untuk bangsa ini di masa mendatang. Salah satu kontribusinya ialah dengan memerangi berita hoax, karena hoax merupakan salah satu ancaman untuk bangsa ini.

    “ancaman adalah suatu usaha atau kegiatan yang dinilai dapat menimbulkan atau mengganggu keutuhan negara”, terang Sudiasih.

    Salah satu ancaman yang menggerogoti bangsa ini adalah berita hoax dan intolerasnsi. Sasaran dari hoax adalah masyarakat akar rumput (golongan bawah) yang belum benar-benar paham terkait nasionalisme dan fungsi pendidikan. Sedangkan intoleransi dimaksudkan kurangnya rasa saling menghormati dan tenggang rasa diantara masyarakat Indonesia yang beragam suku, budaya serta bahasanya sebagai komunikasi pemersatu bangsa.

    Setelah kegiatan, penulis sempat mengajukan pertanyan kepada narasumber terkait pesan dan kesan mengikuti kegiatan ini. Jelas beliau sebagai berikut:

    “acara ini luar biasa, bagus sekali jangan lupa untuk selalu melakukan kordinasi dengan pihak luar seperti kami guna meyampaikan pesan nasionalis. Mengapa mahasiswa? karena mahasiswa adalah kaum intelektual dan yang bisa meredam (penyelewengan hoaks) juga dari kaum intelektual itu sendiri”.

    Terkait kritik kepada pemerintah kalian boleh mengaspirasikan suara tetapi tidak boleh anarkis. Karena salah satu bentuk cinta tanah air adalah dengan mematuhi peraturan dan menghargai susunan pemerintahan (ulil amri), diama mereka adalah wakil rakyat. Dan sebagai warga negara yang baik adalah yang ikut memberikan suaranya dalam pemiihan umum. (Umi Hasanah/LPM)

  • Mahasiswa Baru IIQ An Nur Yogyakarta Sempatkan Waktu Untuk Berziarah Ke Makam Mbah Kh Nawawi Abdul Aziz Pada PBAK 2019

    (Senin, 23 September 2019) serangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) IIQ Annur Yogyakarta dihiasi dengan hal-hal yang menarik dan religius, salah satunya adalah Ziarah ke Makam al-Maghfurlah KH. Nawawi Abdul Aziz (Pendiri Pondok Pesantren Annur Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul).

    Mengapa ziarah? alasannya untuk memperkenalkan pendiri Yayasan al-Ma’had Annur kepada calon mahasiswa baru (camaba) sekaligus sowan kepada Beliau agar mendapatkan keberkahan Beliau.

    Ziarah camaba putra dipimpin oleh Muhammad Isa Gautama (camaba alumni MA al-Ma’had Annur). Kemudian ziarah camaba putri dipimpin oleh Muhammad Faqih Aminullah (panitia). Prosesi ziarah sangat hikmat dengan lantunan doa dan tahlil, dan kekhusuan peserta ziarah.

    Adapun teknis pelaksanaannya adalah saling bergantian antara camaba putra dan putri. Diawali oleh camaba putra terlebih dahulu sedangkan camaba putri melakukan pendalaman materi bersama anggota Dema I.

    Kemudian pelaksanaan pendalaman materi bersama Dema I bertujuan sebagai ajang diskusi sekaligus output dari materi yang telah disampaikan sebelumnya, anggota Dema I bertugas sebagai fasilitator yaitu memancing dan menengahi diskusi tersebut.

    Untuk camaba berziarah ke makam beliau juga merupakan permohonan restu kepada beliau dan pendalaman materi digunakan untuk menanbah sikap kritis dari camaba dalam bentuk diskusi. (Umi Hasanah/LPM)

  • Maba IIQ An Nur Siap Menjadi Pejuang Berjiwa Qur’ani

    Selasa 24/ 09, acara PBAK berlangsung untuk hari keduanya. Mahasiswa baru masih diwajibkan untuk mengikuti agenda PBAK sampai dua hari kedepan. Adapun agenda hari kedua adalah apel pagi, dilanjutkan beberapa meteri. Salah satu materi yang disampaikan adalah materi tentang kepesantrenan. Dengan moderator mahasiswa ushuluddin prodi IAT semester 5 yaitu saudari Istiqomah Q, materi dimulai pukul 10.02 WIB dan selesai pukul 11.25 WIB. Dalam kesempatan ini, panitia menetapkan dua pemateri. Yang pertama ada K.H. Khoirun Niat, MA, untuk pemateri kampus kepesantrenan. Sedangkan pemateri kedua yaitu lurah pondok pesantren An Nur Yogyakarta, beliau ustadz Muhammad Tamyiz, S.Pd, untuk materi seputar PP. An Nur Ngrukem.

    Adapun materi yang disampaikan oleh K.H. Khoirun Niat meliputi profil kampus IIQ An Nur Yogyakarta. Namun hanya sebagian saja, seperti adanya program tahfidz untuk seluruh mahasiswa IIQ An Nur. Tahfidz adalah program perkuliahan hafalan al Qur’an. Hal ini mungkin tidak mudah ditemukan di kampus yang lain. Adanya program ini adalah dikarenakan kampus IIQ An Nur Yogyakarta terintegrasi dengan yayasan pondok pesantren tahfidzul Qur’an Yogyakarta.

    Mengenai pembagaiannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh wakil rektor 1,K.H. Khoirun Niat, “tahfidz di kampus ini ada tiga bagian. Yang pertama yaitu kelompok 30 juz, setiap semester wajib setor hafalan tiga juz, dan nilainya adalah kisaran A. Yang kedua yaitu kelompok surat-surat penting, untuk nilainya kisaran B. Sedangkan yang ketiga, kelompok tahsinul Qur’an (perbaikan bacaan al Qur’an) untuk nilainya kisaran C atau kebawah. Kemudian, pemilihan opsi kelompok dari mahasiswa sendiri sesuai dengan kamampuan.”

    Materi lain yang disampaikan adalah mengenai sejarah dari kampus. Yang mana, kampus IIQ An Nur lahir dari pondok pesantren An Nur. Dengan pendiri beliau, al maghfurlah K.H. Nawawi Abdul Aziz al Hafidz.

    Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa IIQ merupakan mahasiswa yang sangat luar biasa. Dikarenakan adanya program tahfidz yang wajib itu yang menjadikan mutu atau kualitas mahasiswa sangat berbeda dan berbobot.

    Tujuan selain untuk kualitas individu mahasiswa, program tahfidz ini juga untuk menjunjung martabat kampus yang sudah paten berbasis al Qur’an. Dengan demikian, melihat bahwa  mahasiswa IIQ banyak yang ketika lulus sudah hafal al Qur’an. Seumpama tidak hafal al Qur’an, setidaknya bacaannya sudah tidak bisa diragukan lagi. (Qoqom/ LPM)