Blog

  • Tradisi Ziarah di Kalangan Santri Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta

    Tradisi Ziarah di Kalangan Santri Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta

    Ziarah ke makam KH Nawawi sudah menjadi agenda wajib setiap kali memperingati HUT Kelompok Study Tarbiyah/ KST (sekarang DEMA Fakultas Tarbiyah). Ini sudah menjadi tradisi bagi santri mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Pada Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11 kali ini, ziarah dilaksanakan selama kurang lebih satu minggu (21 s/d 29 April).

    Ziarah wajib dilaksanakan oleh masing-masing kelas dari Fakultas Tarbiyah. Kelas-kelas tersebut meliputi: Prodi PAI A, B, dan C (SMT II), Prodi PGMI (SMT II), Prodi PAI A dan B (SMT IV), Prodi PGMI (SMT IV), serta Prodi PAI A, B, dan C (SMT VI).

    Muhammad Basyar Mustofa, selaku Ketua KST Periode 2016-2017 menuturkan bagaimana awal mula dilaksanakannya tradisi ini.

    “Ziarah ke makam pendiri Pondok Pesantren An Nur, Almaghfurlah Simbah KH Nawawi Abdul Aziz, menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Harlah KST ke-VIII  Periode 2014/2015. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ketua KST pada waktu itu, Nur Alifah (perempuan pertama yang menjabat Ketua KST) dan disahkan oleh panitia pelaksana peringatan harlah,” tutur Basyar.

    “Teknis pelaksanaan kegiatannya dilakukan bergantian oleh masing-masing kelas selama kurang lebih satu minggu. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa IIQ An Nur tanpa terkecuali. Imam ziarah sudah disiapkan oleh panitia pelaksana,” tambahnya.

    Pada tahun ini, ziarah dipimpin langsung oleh imam dari masing-masing kelas. Biasanya ziarah dilaksanakan ketika disela-sela waktu kuliah, sehingga tidak mengganggu perkuliahan.

    “Menurut Nur Alifah kegiatan ziarah ini memang sudah biasa dilaksanakan oleh santri mahasiswa. Akan tetapi, untuk mahasiswa di luar pondok, minimal dan setidaknya setahun sekali berziarah ke makam mbah Nawawi,” ujar Basyar.

    Basyar berharap, “semoga kegiatan ziarah ini juga menjadi kegiatan yg wajib dilaksanakan pada saat peringatan harlah sebagaimana simaan Alqur’an dan donor darah.”

    “Dan terbukti pada peringatan harlah KST ke IX dan X kegiatan ziarah tetap dilaksanakan. Pada tahun ini pun, HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11 juga dilaksanakan,” tambahnya. (Fitri, Harokati)

  • Bedah Buku Biografi Sang Penjaga Alquran: KH. Nawawi Abdul Aziz

    Bedah Buku Biografi Sang Penjaga Alquran: KH. Nawawi Abdul Aziz

    Jum’at (27/4), DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta bekerja sama dengan perpustakaan IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan acara Bedah Buku. Buku yang dibedah kali ini berjudul “Biografi KH Nawawi Abdul Aziz Sejarah Hidup Sang Penjaga Al-Qur’an”.

    Acara bedah buku ini merupakan serangkaian acara dalam rangka Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11. Narasumber yang dihadirkan kali ini adalah salah satu Tim Penulis buku yaitu Qowim Mushofa, M. Hum dan pembandingnya yaitu Arif Nuh Safri, M. Hum. sebagai seorang yang memberi kritikan terhadap karya fenomenal tersebut.

    Bertempat di Ruang Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta, tampak sekali wajah antusias dari puluhan hadirin. Puluhan hadirin tersebut adalah mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta, santriwati Pondok Pesantren An Nur Ngrukem, dan mahasiswa UCY.

    Pemaparan diawali dari sang penulis buku, Qowim Mushofa, M. Hum. Beliau memaparkan secara singkat tentang bagaimana KH Nawawi mendirikan ponok pesantren dan sekolah formal dari Mts, MA, Madrasah Diniyah, Madrasah Salafiyah, hingga STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an) sekarang sudah menjadi IIQ An Nur Yogyakarta.

    “Dari sana satu hal yang paling harus kita garis bawahi bahwa simbah ini bukan orang yang terpelajar yang sekolah formal, tidak. Simbah itu cuma lulus Sekolah Rakyat di Tulusrejo. Kemudian mondok yang pertama di Lirab, yang kedua di Banyuwangi, yang ketiga di Pondok Krapyak, yang ke empat di Kudus,” ujar Qowim.

    Dari perjalanan tersebut, tampak bahwa KH Nawawi bukanlah orang yang mengenyam pendidikan formal. Akan tetapi bagaimana beliau menyikapi tantangan zaman yang semakin modern, sehingga kemudian beliau mendirikan sekolah formal bahkan sampai perguruan tinggi. Oleh karenanya, Pondok Pesantren An Nur Ngrukem adalah satu-satunya pondok pesantren di Bantul yang memiliki perguruan tinggi.

    Ketika mendidik para santrinya, beliau tidak hanya mengajarkan sebatas memberi nasehat-nasehat saja. Tetapi beliau selalu memberi contoh bahwa hal itu sangat penting untuk dilakukan.

    “Satu hal yang saya kira tidak bisa diingkari oleh semua orang atau bahkan para alumni, bahwa simbah itu istiqomahnya luar biasa. Dalam keadaan sakitpun beliau masih tetap ngaji, terima setoran, bahkan shalat jama’ah,” tambah Qowim.

    Penulis buku bercerita bagaimana Kyai tersebut sangat istiqomah dalam beribadah dan belajar. Bahkan 1 tahun sebelum beliau wafat, dalam keadaan sakit beliau tetap melaksanakan shalat berjama’ah.

    “Bahkan di satu tahun beliau sebelum wafat itu jama’ahnya luar biasa. Bahkan beliau itu imam masih pakai alat pembantu untuk membantu ketika beliau sujud mau i’tidal itu beliau sudah nggak bisa, sehingga mengambil tekenan itu untuk membantu simbah berdiri. bahkan seringkali santri di dawuhi beliau untuk membantu beliau ketika i’tidal atau ketika bangun dari sujud,” tambahnya.

    Qowim menambahkan bahwa apapun yang diajarkan oleh KH Nawawi, keistiqomahan ini menjadi salah satu kunci penting yang tidak bisa diotak-atik. Baik istiqomah itu diterapkan ketika ngaji, shalat, maupun belajar. Beliau juga tidak hanya sebatas berbicara atau memberi nasehat saja. Tetapi beliau selalu memberi contoh.

    Terkait tentang isi buku, penulis buku memaparkan bahwa dalam buku tersebut memuat sejarah kehidupan KH Nawawi dari lahir sampai wafat. Perlu diketahui bahwa lahir pada tanggal 17 Juli 1925 bukan pada tanggal 31 Desember. Selain itu, tim penulis juga menulis tentang peran KH Nawawi secara tematik. Baik dari segi pendidikan, pemikiran, maupun keorganisasian NU.

    Kemudian Qowim menunjukkan tawadhu’nya sebagai seorang penulis sejati. Ini terlihat jelas dari salah satu memaparkan rumus untuk dapat terkenal.

    “Kami merasa kalau kami menulis tentang simbah, yang hebat bukan yang nulis, yang hebat adalah simbah. Jadi, kami itu cuma numpang tenar aja karena nulis orang yang tenar,” ucap Qowim. (Fitri, Harokati)

  • Tanamkan Nilai Kemanusiaan dengan Donor Darah

    Tanamkan Nilai Kemanusiaan dengan Donor Darah

    Serangkaian kegiatan untuk memeriahkan Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11 telah terlaksana. Salah satunya, telah dilaksanakan kegiatan donor darah pada hari Kamis (26/2). Acara tersebut dilaksanakan di salah satu ruang kelas IIQ An-Nur Yogyakarta.

    Kegiatan ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap kali memperingati HUT DEMA FT (dulunya KST/ Kelompok Study Tarbiyah) yang bekerja sama dengan pihak PMI. Pada tahun ini, DEMA FT  berkesempatan bekerja sama dengan pihak PMI Kabupaten Bantul.

    Dalam kegiatan donor darah tersebut, DEMA FT menargetkan 50 orang pendonor dan akhirnya diperoleh 67 orang calon pendonor. Sedang pihak calon pendonor yakni dari keluarga besar Yayasan An-Nur sendiri. Setelah melewati beberapa tes, akhirnya diperoleh 21 kantong darah.

    Ella, salah satu petugas PMI Kabupaten Bantul sangat mengapresiasi kegiatan sosial ini. Karena dengan adanya kegiatan ini, maka dapat membantu orang lain.

    “Bagus. Soalnya ada yang buat kegiatan sosial. Jadi, bisa membantu orang lain,”ucap Ella.

    Muhammad Basyar Mustofa, selaku Ketua KST Periode 2016-2017 menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuuk kepedulian sosial mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta.

    “Hal ini merupakan kepedulian sosial yang paling sederhana dari mahasiswa. Karena tingginya animo mahasiswa dan masyarakat setempat untuk melakukan donor darah, maka kegiatan ini pun menjadi rutin dilakukan pada setiap moment peringatan harlah,” ucap Basyar.

    Ia berharap agar DEMA Fakultas Tarbiyah dapat bekerja sama dengan PMI kabupaten Bantul dalam kegiatan yang selanjutnya.

    “Semoga untuk kegiatan ke depan bisa bekerja sama lagi,” tambahnya.

    Kegiatan donor darah tersebut dilaksanakan sejak pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 12.00. (Fitri, Harokati)

  • Simaan al-Qur’an Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11

    Simaan al-Qur’an Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11

    Kamis (26/4), dalam rangka Peringatan Hari Kartini dan HUT DEMA Fakultas Tarbiyah ke-11 diadakan simaan Alquran. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu ruang lantai satu IIQ An Nur Yogyakarta dan di mushola Komplek Nurul Huda (Ponpes An Nur). Kegiatan ini secara otomatis melibatkan santriwan dan santriwati Pondok Pesantren An Nur Ngrukem.

    Kegiatan simaan merupakan agenda yang wajib dilakukan setiap kali memperingati HUT DEMA Fakultas Tarbiyah (dulunya KST/ Kelompok Study Tarbiyah). Muhammad Basyar Mustofa, selaku Ketua KST Periode 2016-2017 mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk meningkatkan semangat intelektual mahasiswa sebagai agent of control social.

    “Peringatan Harlah DEMA Fakultas Tarbiyah (dulu harlah KST) bertujuan untuk meningkatkan semangat intelektual dan pergerakan mahasiswa sebagai agent of control social. Tentunya mahasiswa perlu memahami terlebih dulu jati diri mereka sebagai mahasiswa IIQ An-Nur,” ucap Basyar.

    Di sisi lain, karena IIQ An Nur Yogyakarta adalah kampus yang berbasis pada nilai-nilai Alquran, maka di setiap peringatan harlah selalu diadakan simaan Alquran.

    “Sebagai kampus yang berbasis pada nilai-nilai Alquran, para mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk realitas dari hal tersebut, di setiap moment peringatan harlah harus diadakan simaan Alquran. Alangkah baiknya jika suatu acara disertai dengan Al-Qur’an,” tambahnya. (Fitri, harokati)

  • Debat Ilmiah Untuk Memperingati Hari Kartini

    Debat Ilmiah Untuk Memperingati Hari Kartini

    Rabu, 25 April 2018 dalam memperingati Hari Kartini, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah IIQ An-nur Yogyakarta mengadakan sebuah debat ilmiah. Acara berlangsung di Hall Loby IIQ An-Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan dari masing-masing kelas yang berjumlah 12 Mahasiswa yakni PAI A  VI, PAI A II, PAI B II, PAI B IV, PAI B VI, dan PAI C II. Acara dimulai pada pukul 14.30 WIB. Tema yang diangkat pada kesempatan tersebut ialah “Degadrasi Moral Di Dunia Pendidikan”.

    Acara diawali dengan penyampaian materi oleh 2 kelompok yang ber-kubu pro dan kontra. Yakni dari PAI B II dengan kontranya yang diwakili oleh Sidiq dan Hendrawan dan PAI A II dengan pendapat pro-nya yang diwakili oleh Rica dan Agus. Masing-masing perwakilan menyampaikan hasil diskusinya dengan lantang dan jelas.

    Ada berbagai pendapat tentang degradasi moral di dunia pendidikan. Salah satu hal yang paling banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah faktor keluarga dan lingkungan. Selain itu, media merupakan hal kedua yang dibicarakan pada debat tersebut. Dari berbagai pendapat yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa media diibaratkan seperti pisau. Ia bisa saja bermanfaat, namun juga bisa membinasakan, tergantung orang yang menggunakannya.

    Muhammad Isa Anshori, selaku Ketua Panitia mengungkapkan ucapan terimakasih kepada semua pihak atas terlaksananya kegiatan debat ilmiah se-Fakultas Tarbiyah.

    “Alhamdulillah acara telah terlaksana dengan sukses. Terimakasih atas partisipasi teman-teman yang telah ikut memeriahkan acara ini. Semoga tahun depan acara debat ilmiah dapat dilaksanakan dan lebih meriah lagi,”ucap Isa.

    Acara berlangsung  sampai pada pukul 17.00 WIB. (Tri Listiyaningsih)

  • DEMA Fakultas Tarbiyah Gelar Acara Pembukaan Peringatan Hari Kartini

    DEMA Fakultas Tarbiyah Gelar Acara Pembukaan Peringatan Hari Kartini

    Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur Yogyakarta memperingati hari Kartini sekaligus HUT DEMA F Tarbiyah ke-11 pada Sabtu (21/4). Dengan menggelar beberapa acara, seperti yang sudah dilaksanakan pada hari ini yaitu acara pembukaan. Acara ini mengangkat tema “Refleksi Perjuangan RA Kartini Dalam Berbudaya Luhur Untuk Membangun Bangsa” yang bertempat di Lobby IIQ An-Nur.

    Acara berlangsung mulai pukul 09.00 sampai 11.00 dan dibuka oleh M. Isa Anshori, sebagai ketua panitia pelaksana. Acara hari ini dihadiri oleh keluarga besar MI An-Nur dan delegasi dari beberapa kelas khususnya dari Fakultas Tarbiyah sendiri.

    Yang lebih menariknya, acara ini diawali dengan menceritakan beberapa dongeng kepada seluruh murid-murid MI An-Nur yang dipimpin oleh saudara M. Isa Anshori selaku ketua panitia pelaksana. Selanjutnya diisi dengan tarian kupu-kupu yang dibawakan oleh perwakilan anak-anak MI An-Nur mulai dari kelas satu sampai tiga.

    Panitia menghadirkan empat pembicara untuk mengisi sambutan dalam acara pembukaan tersebut, yaitu M. Isa Anshori sebagai ketua panitia pelaksana, Agung Setiawan sebagai Ketua DEMA Fakultas Tarbiyah, Johan Utsman sebagai Ketua DEMA IIQ An Nur Yogyakakarta. Selanjutnya Dr. Munjahid, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

    Pada kesempatan tersebut, M. Isa Anshori selaku ketua panitia mengatakan, “Dengan mengenangnya hari Kartini, semoga rasa kekartinian kita terus muncul ke adek-adek dan penerus bangsa, Ibu kita Kartini yang namanya harum semoga terus harum sampai akhir zaman.”

    Harapan dari saudara Muhammad Isa Anshori, “Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan rasa keperdulian adek-adek MI terkait perjuangan seorang pahlawan Indonesia. Khususnya untuk temen-temen mahasiswa semoga dapat menambah wawasan. Bagaimana cara membuat suatu pergerakan yang bermanfaat untuk orang lain. Semoga dengan adanya acara ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan di dalam suatu organisasi”

    Acara berakhir dengan bertukar kado untuk anak-anak MI An-Nur dan foto bersama. (Mudrika, Harokati)

  • Dekan Fakultas Tarbiyah  Ingatkan Mahasiswa untuk Memetik Nilai Emansipasi Seorang RA Kartini

    Dekan Fakultas Tarbiyah  Ingatkan Mahasiswa untuk Memetik Nilai Emansipasi Seorang RA Kartini

    SABTU, (21/4), DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan acara Pembukaan Peringatan Hari Kartini. Acara ini sekaligus untuk memperingati HUT DEMA Fakultas Tarbiyah yang ke-11.Tema yang diusung tahun ini adalah “Refleksi Perjuangan RA Kartini dalam Berbudaya Luhur untuk Membangun Bangsa.”

    Acara pembukaan ini dilaksanakan di Lobby IIQ An Nur Yogyakarta. Puluhan audien yang hadir merupakan keluarga besar MI An Nur Yogyakarta dan mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta delegasi dari Prodi PAI dan PGMI, serta dari Fakultas Ushuluddin .

    Acara tersebut mendapat apresiasi dari Dr. H. Munjahid, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan nilai penting yang dapat dipetik dari peringatan  Hari Kartini yakni tentang emansipasi wanita.

    “Jadi orang kalau ingin  maju, orang kalau ingin menjadi orang yang hebat, dia harus mampu berpikir melampaui zamannya,” tutur Munjahid.

    Beliau menambahi, jika pada waktu itu RA Kartini berpikir monoton dan biasa-biasa saja, maka perempuan-perempuan Indonesia tidak dapat merasakan bangku sekolah. Oleh sebab itu, kehebatan dari seorang RA Kartini sebagai tokoh emansipasi ini harus dipetik oleh para mahasiswa.

    Beliau juga menjelaskan bahwa terdapat silsilah antara RA Kartini dengan Kyai Sholeh Darat. Kyai Sholeh Darat merupakan guru Bupati Jepara, ayahanda RA Kartini. Dengan demikian, RA Kartini merupakan seorang pahlawan sekaligus seorang yang punya basic agama yang kuat.

    Beliau berharap semoga kegiatan yang dilaksanakan oleh DEMA Fakultas Tarbiyah tidak hanya sekedar formalitas atau kegiatan ceremonial belaka. Akan tetapi harus punya pengaruh terhadap mahasiswa itu sendiri.

    “Semangat untuk mengadakan kegiatan dengan dana yang seadanya dan libatkan seluruh  mahasiswa agar kegiatan lebih berkah dan bermanfaat. Tidak hanya sekedar ritual belaka dan petiklah jiwa Kartini, jiwa kepahlawanannya dan jiwa semangatnya untuk maju, tampil,” tambahnya. (Fitri, Harokati)

     

  • Meriah Pembukaan Peringatan Hari Kartini

    Meriah Pembukaan Peringatan Hari Kartini

    Sabtu (21/04), DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta menyelenggarakan acara Pembukaan Peringatan Hari Kartini sekaligus memperingati HUT DEMA Fakultas Tarbiyah yang ke-11. Dengan mengusung tema “Refleksi Perjuangan RA Kartini dalam Berbudaya Luhur untuk Membangun Bangsa.”

    Acara tersebut diaksanakan di Lobby IIQ An Nur Yogyakarta. Dihadiri oleh puluhan audiens yang meliputi keluarga besar MI IIQ An- Nur Yogyakarta dan puluhan mahasiswa delegasi dari IIQ An Nur Yogyakarta.

    Dalam acara pembukaan ini, terdapat beberapa sambutan. Salah satunya dari Johan Ustman, selaku Ketua DEMA IIQ An-Nur Yogyakarta. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapan, “Semoga Hari Kartini ini menjadi awal bagi kita khususnya teman-teman yang perempuan. Karena Kartini itu produknya emansipasi wanita.”

    Pesan Johan bagi kita sebagai mahasiswa adalah mengutip kata-kata dari RA Kartini, yaitu ”Teruslah bermimpi… Teruslah bermimpi… Teruslah bermimpi sampai engkau tidak bisa bermimpi.”

    Maknanya adalah gantunglah mimpi setinggi langit, sehingga kalau jatuh tidak terlalu terpuruk. Ia juga memsupport agar acara ini dapat terlaksana dengan lancar sampai acara ini berakhir. (Parni, Harokati)

  • Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Meraih Juara 2 Hifzil Qur’an Pada MTQ-VI Se-DIY dan Jateng

    Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Meraih Juara 2 Hifzil Qur’an Pada MTQ-VI Se-DIY dan Jateng

    Selasa-kamis, 10-12 April 2018, merupakan pekan ke-VI Musabaqah Tilawatil Qur’an Lembaga Dakwah Kampus Jamaah Al-Kahfi Sekolah Tinggi Kesehatan Surya Global.

    Acara tersebut diikuti oleh kampus-kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan total peserta berjumlah 200 peserta, kampus Institut Ilmu al-Qur’an Annur Yogyakarta turut berpartisipasi dalam MTQ tersebut dengan mengirimkan delagasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Dakwah Mahasiswa kampus IIQ Annur Yogyakarta pada mata lomba

    1. Da’i-da’iyah (10/04/18) yang dalam hal ini diwakili oleh saudara Khotibbul Umam, dan Saudari Restu Arinadini, keduanya mahasiswa fakultas Tarbiyah.
    2. Hifzhul Qur’an (12/04/18) cabang 5 juz diwakili oleh saudari Intan Mahaiswi Fakultas Ushuludin.
    3. Lomba Kaligrafi (12/04/18) diwakili oleh saudara Syakroni, mahasiswa Fakutlas Tarbiyah.

    Mata lomba Hifzul Qur’an cabang 5 juz delegasi dari Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An NurYogyakarta berhasil memperoleh juara 2, sedangkan kedua mata lomba lain belum berhasil menolehkan juara meskipun sudah tampil maksimal.

    “Dengan adanya momentum ini, kami berharap kepada teman-teman KORDA IIQ Annur lebih bersemangat lagi untuk mengikuti latihan mingguan. Selain untuk mengukur kemampuan kita, memontemtum seperti ini di harapkan untuk membangun kembali motivasi dalam berorganisasi, dan yang terakhir kami tetap mengapresiasi seluruh usaha teman-teman baik yang sudah berhasil menolehkan juara atau yang belum. Mari sama-sama kita tetap membangun kampus tercinta ini lewat organisasi yang kita tekuni yaitu Korp Dakwah Mahasiswa ini” kata Jamal sebagai ketua KORDA IIQ An Nur.

    Pengurus harian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korp Dakwah Mahasiswa (KORDA) Institut Ilmu al-Qur’an An Nur yogyakarta sangat mengapresiasi dan medukung penuh atas kerja keras anggotanya, karena dengan adanya momen ini dapat diharapkan anggotanya lebih semangat dalam berlatih dan meningkatkan kualitas diri sehingga terciptanya kader militan sesuai dengan moto IIQ yaitu mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Qur’ani. (Muhammad Jamaludin)

     

     

  • Mahasiswa IIQ Hadiri MUNAS IV FKMTHI di Jakarta

    Mahasiswa IIQ Hadiri MUNAS IV FKMTHI di Jakarta

    Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) melaksanakan kegiatan Simposium Tafsir Nusantara dan Musyawarah Nasional ke-IV (MUNAS-IV) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada tanggal 21-23 Maret 2018 lalu. Mahasiswa Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta fakulatas Ushuludin mengirimkan tiga delegasi yaitu Ali Muddin Hasibuan, Imam Nurkarim, dan Muhamad Jamaludin.

    Munas tersebut berhasil memilih seorang ketuabernama Ahmad Sayuti. Selain Munas, acara tersebut dirangkai dengan seminar nasional yang di sampaikan oleh Prof. Dr. H. Said Agil H. Al- Munawwar Lc. MA sebagai narasumber Orasi Tafsir Nusantara yang menyampaikan makalah beliau tentang ayat-ayat mulitultural pesan al-Qur’an dalam perdamaian dunia.

    Hadir pula dalam seminar tersebut, Prof. Dr. Nasaruddin Umar  menyampaikan betapa pentingnya peranan mahasiswa tafsir hadis di Indonesia karena mahasiswa tafsir hadis akan cenderung membedakan antara al-Qur’an sebagai kalam dan al-Qur’an sebagai kitab suci dengan implementasi pemahaman yang mendalam tentang ayat-ayat al-Qur’an sesuai shohihun likulli zaman wa makan.

    Selain simposium tafsir nusantara, kegiatan tersebut dilaksanan juga halaqoh kebangsaan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mahfud MD yang membicarakan good government dan Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin yang menyinggung tentang pandang negara khilafah.

    Kedua narasumber tersebut membahas tentang ideologi negara yang baik. dan yang terakhir lokal karya tafsir nasional yang disampaikan oleh Dr. KH. Abdul Mustaqiem sebagai narasumber yang membahas kitab Faitul Rahman tentang pemikiran mbah Shaleh Darat dalam menafsirkan ayat al-Qur’an sesuai dengan makna lahir dan makna batinnya.

    “Dengan mengikuti kegiatan ini, kami berharap untuk terjalinnya jaringan kepada teman-teman mahasiswa tafsir hadis di seluruh Indonesia dan yang terpenting adalah kita bisa membangun motivasi teman-teman mahasiswa tafsir hadis di kampus IIQ ini” kata Alimuddin selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuludin IIQ An Nur Yogyakarta.

    Delegasi dari IIQ An Nur Yogyakarta yang mewakili kordinator wilayah DIY Dan Jateng yaitu Muhamad Jamaludin menjadi ketua tetap presiduim III sidang pleno II pada Musayawarah Nasional ke-VI Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia yang diikut oleh 56 kampus seluruh Indonesia dengan jumlah total peserta sekitar 148 orang. (Muhammad Jamaludin)

     

  • Tumbuhkan Semangat Baru Organisasi Kemahasiswaan di IIQ An-Nur Yogyakarta

    Tumbuhkan Semangat Baru Organisasi Kemahasiswaan di IIQ An-Nur Yogyakarta

    Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IIQ An-Nur Yogyakarta mengadakan Sosialisasi Surat Keputusan Organisasi Mahasiswa 2016 pada Selasa, (03/4). Tema yang diusung kali ini yakni, “Revitalisasi Arah dan Garis Kebijakan Organisasi Mahasiswa dalam Membangun Kampus.” Sedang narasumber yang dihadirkan yaitu A. Sihabul Millah, MA., selaku Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan), Dr. Munjahid, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah, M. Ikhsanuddin, M.SI., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, dan Braham Maya Baratullah selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.

    Acara tersebut dilaksanakan di Auditorium IIQ An-Nur Yogyakarta. Dihadiri oleh puluhan mahasiswa delegasi dari masing-masing DEMA Fakultas, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) di IIQ An-Nur Yogyakarta. Mereka begitu antusias mengikuti acara tersebut.

    Johan Usma Presiden Mahasiswa IIQ An Nur

    Dalam sambutannya, Johan Utsman selaku Ketua DEMA  IIQ An-Nur mengungkapkan bahwa latar belakang diadakannya sosialisasi ini karena kegelisahan yang dirasakan oleh para pengurus melihat organisasi kemahasiswaan kurang aktif bergerak. Oleh sebab itu, mereka ingin membangkitkan kembali organisasi mahasiswa yang selama ini terlihat mati.

    “Jadi latar belakang kita mengadakan acara ini adalah dalam rangka peralihan itu, dari STIQ menjadi IIQ. Otomatis banyak yang harus kita rubah termasuk itu organisasi kemahasiswaan. Ini adalah inisiasi dari teman-teman DEMA Institut, bagaimana kemudian membangkitkan kembali organisasi mahasiswa di IIQ An-Nur, yang selama ini kita lihat semenjak kepemimpinan saya itu kelihatan mati,” tutur Johan.

    Di sisi lain karena adanya peralihan dari STIQ An-Nur Yogyakarta menjadi IIQ An-Nur Yogyakarta, maka juga terjadi perubahan posisi organisasi kemahasiswaan. Perubahan posisi itu membuat para pengurus merasa bingung bagaimana harus berbuat. Johan mengatakan bahwa mereka tidak menyalahkan perubahan tersebut. Namun, yang mereka permasalahkan adalah karena tidak adanya sosialisasi organisasi sebelum terbentuknya organisasi yang baru.

    “Soalnya karena kami ini masih bingung terkait dengan garis koordinasi dan garis instruksi itu. Kami tidak menyalahkan peralihan STIQ menjadi IIQ, tetapi yang kami persalahkan di sini adalah panduan pedoman organisasi kemahasiswaan. Jadi, kami di sini akan berusaha untuk membahas panduan organisasi keahasiswaan. Bagaimana hal itu cocok dipadukan dalam organisasi kemahasiswaan IIQ An-Nur,” papar Johan.

    “Saya lihat juga teman-teman dari DEMA Fakultas, saya rasa mereka juga sudah berada pada titik jenuh. Titik jenuh di mana mereka juga tidak paham terkait dengan garis instruksi dan koordinasi itu. Makanya dari DEMA Institut berinisiatif untuk menyelenggarakan acara ini, supaya kita kembalikan semangat organisasi kemahasiswaan di IIQ yang selama ini kelihatan mati,” tambahnya. (Tim Redaksi Harokati)

  • Rektor IIQ sambut baik Profesor Kato dari Tokyo

    Rektor IIQ sambut baik Profesor Kato dari Tokyo

    Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan seminar internasional pada hari Jumat, 16 Maret 2018. Tema yang diusung kali ini adalah “Violence in Education (Sociological and Religious Reviews).” Dengan menghadirkan dua narasumber hebat yakni Prof. Hisanori Kato dari Chuo University, Tokyo, Jepang dan Dr. H. Munjahid, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur Yogyakarta. Moderator yang memimpin jalannya acara yakni Lina, M. Pd, salah satu dosen iiq annur.

    Acara dilaksanakan di Auditorium IIQ An-Nur. Tampak jelas ratusan wajah para mahasiswa yang sangat antusias mengikuti acara ini. Tidak hanya mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah saja, tetapi juga terdapat beberapa mahasiswa Fakultas Ushuluddin yang mengikuti acara tersebut.

    Rektor IIQ An-Nur, Drs. H. Heri Kuswanto, M. Si., menyampaikan bahwa acara ini sangat perlu dilaksanakan untuk menambah wawasan keilmuan. Beliau menungkapkan bahwa, “Acara seminar ini sangat penting dilaksanakan. Tujuannya untuk menambah wawasan ke.ilmuan dan kependidikan. Dengan terlaksananya acara tersebut, maka IIQ An-Nur ikut andil dalam meningkatkan harmonisasi hubungan bilateral antara dua negara. Selain itu, acara seminar ini untuk mengkomunikasikan perbedaan antar budaya yang berbeda”

    Beliau sangat berterimakasih kepada Prof. Hisanori Kato yang berkenan hadir dan berbagi ilmu serta pengalamannya kepada mahasiswa IIQ An-Nur. Beliau berharap agar hubungan antara kedua belah pihak dapat terus berlanjut. “Semoga Prof. Kato berkenan melanjutkan bimbingan ilmunya baik melalui tulisan atau media lainnya.”

    Selain harapan tersebut, Rektor IIQ An-Nur juga menyampaikan pesan untuk para mahasiswa agar mereka mengembangkan ilmu yang telah didapat serta menyesuaikannya dengan kultur agama dan negara. Beliau berharap agar mahasiswa IIQ An-Nur mengikuti dan mencontoh semangat keilmuan yang telah disampaikan narasumber. “Kembangkan Ilmu yang didapat disesuaikan kultur negara dan agama. Ikuti dan contohlah semangat keilmuannya,” tambahnya.(Fitri Muallimah)