Blog

  • FAKULTAS TARBIYAH IIQ AN NUR GELAR STUDIUM GENERAL

    FAKULTAS TARBIYAH IIQ AN NUR GELAR STUDIUM GENERAL

    Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur mengadakan Studium General dengan tema “Peluang dan Tantangan Alumni Fakultas Tarbiyah pada Era Globalisasi.” Narasumber yang hadir kali ini yakni Nadhif, MSI, selaku Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY dan Ali Mustaqim, M.Pd.I. selaku Ketua Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur.
    Kegiatan Studium General ini merupakan agenda tahunan yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru. Bertempat di Auditorium IIQ An Nur, Dr. H. Munjahid, M. Ag menyampaikan sambutannya di hadapan 70 mahasiswa baru.


    “Dalam kondisi era-era saat ini, bahwasannya mahasiswa Fakultas Tarbiyah itu dididik tujuannya untuk menjadi guru yang profesional,” papar Dr. H. Munjahid, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah (7/11/2018).
    Dr. Munjahid menambahkan bahwa persaingan guru PAI saat ini sangatlah ketat. Ini karena di era saat ini banyak sekali sarjana-sarjana lulusan dari Fakultas Tarbiyah. Selain itu, sarjana lulusan dari fakultas lain juga banyak yang berprofesi menjadi guru.
    Dr. Munjahid berharap agar dengan mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa semakin mantap dalam melanjukan studinya sehingga menjadi sarjana yang berkualitas.
    “Kemudian mahasiswa semakin mantap untuk kuliah di sini, juga mereka selesai dengan kualitas yang baik,” tambahnya. (fitri)

  • KADER PMII MENGUKIR PRESTASI

    KADER PMII MENGUKIR PRESTASI

    Menjadi aktifis belum tentu selalu menghambat prestasi para kader PMII. Aktif berorganisasi justru menjadi semangat bagi mereka untuk lebih berprestasi. Inilah wisudawan-wisudawati kader Komisariat PMII IIQ An Nur Yogyakarta yang berhasil meraih predikat cumlaude. Mereka adalah Syamsul Basyar Mustofa, S.Pd dan Furqonia Yustiya Wati, S.Pd.

    Selain kader PMII, Basyar juga pernah menjabat sebagai Ketua Kelompok Study Tarbiyah periode 2016/2017. Setelah pergantian pengurus, Basyar kemudian menjabat sebagai Presiden Mahasiswa STIQ (sekarang IIQ) An Nur periode 2017/2018.

    Basyar mengungkapkan rasa syukurnya, “Alhamdulillah senang sekali dan merasa puas atas apa yang telah dicapai. Jadi, hasil belajar selama empat tahun itu serasa terbayar sudah”.

    Sebagai tambahan, Furqoni beranggapan bahwa semua wisudawan-wisudawati semuanya berprestasi. Buktinya mereka sudah menyelesaikan skripsi dan mengikuti serangkaian acara wisuda. Gelar cumlude hanyalah bonus baginya.

    Selaku wisudawan dan wisudawati tahun ini, Basyar memberikan pesan kepada mahasiswa dan kader PMII lainnya agar tetap semangat menuntut ilmu dan aktif berorganisasi.

    “Ya seimbang aja, kuliah lancar pergerakan lanjut terus. Jadilah mahasiswa militan. Ya intinya konsekuen dan tanggung jawab. Tetap semangat dan terus berproses,” tambah Basyar.

    “Kalian gak boleh malas. Kalian harus rajin. Intinya kalau sudah rajin kalian pasti pinter. Pinter gak harus dari rajin aja. Jangan malas, tetap semangat, selalu berdoa dan kegiatan juga harus diikuti,” ujar Furqonia.

    Furqonia menambahkan bahwa keaktifan menulis sejak sekarang sangat diperlukan. Karena dengan terbiasa menulis akan sangat memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Sehingga menulis skripsi tidak perlu menempuh waktu yang panjang.

    Setelah menyandang gelar Sarjana ini, Basyar berencana untuk pulang ke kampung halamannya di Kebumen dan mengabdi terlebih dahulu sebelum melanjutkan program studi S2.

    “Rencana lanjut S2 Insyaallah ada. Tapi belum langsung lanjut. Alhamdulillah sekarang sudah ada tugas pengabdian di SDN Jatimalang. Di sana ngajar pelajaran PAI.”

    Sama halnya dengan Basyar yang berencana mengabdi dan melanjutkan studi. Hanya saja Furqonia pulang ke kampung halamannya di Pulau Dewata (Bali). (Fitri, Harokati)

  • DR. MUNIR ULAS DINAMIKA KAJIAN AL-QURAN ANTARA TIMUR DAN BARAT

    DR. MUNIR ULAS DINAMIKA KAJIAN AL-QURAN ANTARA TIMUR DAN BARAT

    Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan kuliah umum dengan tema “Dinamika Kajian Al-Quran antara Timur dan Barat.” Pada kuliah umum kali ini, Fakultas Ushuluddin menghadirkan narasumber Dr. Phill. Munirul Ikhwan, Lc. MA. Acara tersebut dilaksanakan pada Kamis (25/10/2018) di Auditorium IIQ.

    Dr. Munir menjelaskan perkembangan para orientalis mengenai kajiannya terhadap Al-Quran. Menurutnya, orang-orang barat memiliki berbagai pendekatan terhadap kajian al-Quran. Pertama ialah kajian dengan cara memahami teks asli dari Al-Quran itu sendiri (makna asli teks). Kedua yakni dengan penafsiran dari para mufassir.

    Beliau menyimpulkan bahwa para orientalis lebih condong pada cara yang kedua. Hal ini karena mayoritas dari mereka melihat pada realitas. Jika mereka menggunakan cara dengan memahami makna teks asli untuk melakukan kajian, maka mereka perlu merekonstruksi ulang sejarah. Tentu saja ini sangatlah rumit, karena memerlukan banyak data yang valid.

    Tidak hanya itu, Dr. Munir juga menjelaskan terkait teori yang disuguhkan oleh para orientalis yang membuat kronologis Alquran terlihat seperti sirah nabawi. Kemudian muncul kajian Alquran terbaru di Barat istilah late antique yaitu masa di mana beragam teks antik ditafsirkan dan diubah sehingga manjadi tradisi baru dengan nafas Tauhid.

    “Late antique atau kalau kita terjemahkan zaman kuno akhir. Ini adalah masa di mana beragam tradisi dan teks antik karena sebelumnya, itu ditafsir ulang, diubah sehingga menjadi tradisi baru dengan nafas monogeistik (nafas tauhid). Jadi bisa agama, filsafat, sastra,” jelas Dr. Munir.

    Hal ini berbicara pada ranah Alquran yang memiliki tiga sifat. Pertama disebut pemain kreatif, maksudnya adalah menafsirkan ulang tradisi sastra dan keagamaan menjadi tradisi Islam. Kedua, dokumen pada zamannya. Ketiga Alquran dikontekstualisasikan, artinya membaca Alquran sebagai teks yang memiliki sejarah.

    Menyinggung kepada para kaum muslimin (orang timur), Dr Munir menambahkan jika kajian dikalangan muslim justru membahas ranah teologi dan normatif. Pada kajian al-Quran di kalangan muslim ini memiliki dua pendekatan, yaitu pendekatan tekstual dan kontekstual.

    Kemudian beliau menegaskan bahwa kajian Alquran lebih berkembang di dunia barat daripada Timur. Hal ini dikarenakan sejauh ini kajian Alquran di Barat jauh lebih pesat berkembang karena mereka kaya akan konteks yang merekontruksi sejarah. Keunggulan dari merekonstruksi sejarah ialah mereka dapat menentukan hukum, fatwa, nilai, dan etika dalam memahami teks yang bersinggung waktu turunnya ayat dengan waktu saat ini.

    Selain itu orang-orang orientalis memahami Alquran dengan belajar banyak bahasa (selain Bahasa Arab) seperti bahasa Suryani dan Ibrani. Hal ini membuktikan tingkat keseriusan mereka dalam mengkaji Alquran. Maka dengan hal ini kita tidak heran bahwa mereka jauh lebih berkembang dibandingkan kajian Alquran di Timur. (Yugas)

  • Koperasi Kantin Syariah (KKS) Terobosan Terbaru Dema FEBI

    Koperasi Kantin Syariah (KKS) Terobosan Terbaru Dema FEBI

    Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) IIQ An Nur Yogyakarta membuat satu terobosan baru terkait dengan ekonomi mahasiswa dengan mendirikan Koperasi Kantin Syariah. Koperasi ini berdiri pada tangal 8 Oktober 2018.

    Mu’afinul Huda selaku Ketua DEMA FEBI memaparkan awal mula terbentuknya Koperasi Kantin Syariah ini dari ide mahasiswa. Beberapa dosen turut memberikan dorongan, terlebih Dekan FEBI sangat setuju untuk segera mendirikan sebuah lembaga.

    “Koperasi Kantin Syariah ini pada awalnya adalah Kewirausahaan Syariah yang di bawah naungan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa Ekonomi Syariah IIQ An Nur, namun setelah mendapatkan beberapa masukan dari dosen dan mahasiswa, maka namanya berubah menjadi Koperasi Kantin Syariah” jelas Huda di KKS, Jum’at (26/10/2018).

    “Lembaga kewirausahaan ini sebenarnya sudah lama kita musyawarahkan dan kemarin pada tanggal 8 Oktober 2018 kita launching-kan pertama kali, untuk pengoperasian Koperasi Kantin Syariah ini setiap jam kosong mahasiswa Ekonomi Syariah,” ujarnya.

    Huda juga menambahkan maksud dari kewirausahaan ini sebagai sarana mahasiswa FEBI untuk belajar bisnis Islam secara langsung.

    “Tujuan dari kewirausahaan ini banyak sekali salah satunya untuk menjadi wadah atau sarana praktek secara langsung terkait tentang bagaimana kita berbisnis secara Islam, bagaimana akad-akad yang berada di dalamnya dan untuk menciptakan atau membuat kesejateraan kepada mahasiswa Ekonomi Syariah khususnya maupun mahasiswa umum lainnya,” tandasnya. (Mualimin)

  • FAKULTAS USHULUDDIN IIQ AN NUR GELAR KULIAH UMUM

    FAKULTAS USHULUDDIN IIQ AN NUR GELAR KULIAH UMUM

    Kamis, 25 Oktober 2018 Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta menyelenggarakan kuliah umum bertemakan “Dinamika Kajian Al-Quran antara Timur dan Barat.” Pada kuliah umum kali ini, Fakultas Ushuluddin menghadirkan narasumber Dr. Phill. Munirul Ikhwan, Lc. MA.

    Kuliah umum yang diadakan di Auditorium IIQ An Nur itu dihadiri oleh 92 mahasiswa Fakultas Ushuluddin. Dosen-dosen Fakultas Ushuluddin pun turut hadir dalam kuliah umum tersebut.

    Dr. Munir menjelaskan secara gamblang terkait perbedaan dan persamaan antara kajian Alquran di Barat dan Timur. Sehingga, Imam sebagai salah satu dosen Fakultas Usuluddin berharap agar para mahasiswa dapat mengikuti jejak Dr. Munir setelah mendapatkan penjelasan tentang tema yang diusung, yakni menjadi seorang yang ahli di bidang Alquran.

    “Dengan adanya kuliah umum itu, para dosen Fakultas Ushuluddin mengharapkan mahasiswa memiliki gambaran kajian Alquran di Barat dan Timur hingga bisa mengikuti jejak bapak Munir dalam menuntut ilmu,” kata Khoirul Imam S. Th. I., M. Hum. selaku moderator.

    Kuliah umum yang berlangsung dari pukul 14.00-15.30 WIB itu berjalan lancar. Para mahasiswa pun sangat antusias. Hal ini terbukti dari diajukannya pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa. (Febiola)

  • FEBI GELAR MUQODAMAN DAN SOSIALISASI

    FEBI GELAR MUQODAMAN DAN SOSIALISASI

    Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan acara “Muqodaman dan Sosialisasi Program Fakultas, Prodi, dan DEMA FEBI” pada 1 Oktober 2018.
    Kegiatan tersebut diawali dengan doa bersama, yakni dengan melakukan muqodaman secara bersama antara dosen dan seluruh mahasiswa FEBI. Tujuan acara ini disampaikan oleh Muafinul Huda selaku Ketua DEMA FEBI.
    “Muqodaman ini dilaksanakan agar dalam perjalanan kuliah nanti bisa berjalan lancar dan mendapatkan keberkahan dalam setiap kegiatan perkuliahan,” ujar Afin.


    Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Auditorium IIQ An Nur dihadiri oleh puluhan mahasiswa beserta dosen dari FEBI.

    “Sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada seluruh dosen dan mahasiswa tentang kefakultasan, seluruh Prodi, dan seluruh kegiatan yang berada di bawah naungan DEMA FEBI,” papar Afin.

    Selain memberikan informasi, kegiatan tersebut sekaligus sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat bagi mahasiswa dan dosen FEBI.

    “Kegiatan ini sebagai ajang untuk memberikan semangat dan motivasi di awal perkuliahan agar mahasiswa dan dosen sama-sama berjalan beriringan demi membangun FEBI agar lebih maju, berprestasi, dan dikenal khalayak umum,” tambahnya.

    Kegiatan tersebut sekaligus sebagai ajang untuk ta’aruf dan silaturahim bersama. Tujuannya agar mereka lebih solid dan lebih kompak, baik antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa itu sendiri. (Fitri, Harokati)

  • IIQ An Nur Yogyakarta Gelar PBAK Mahasiwa Baru

    IIQ An Nur Yogyakarta Gelar PBAK Mahasiwa Baru

    BANTUL-Senin (24/9), Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta mengadakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2018. Kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari, terhitung dari tanggal 24-27 September 2018. Pembukaan PBAK dilaksanakan di halaman kampus IIQ An Nur Yogyakarta. Acara ini Diikuti oleh 169 calon mahasiswa baru dengan penuh semangat. Tema yang diusung kali ini adalah “Menumbuhkan Semangat Kebhinekaan Mahasiswa di Era Digital”.

    “Dengan tema ini, kami berharap agar mahasiswa khususnya calon mahasiswa baru mampu merubah paradigma dalam mengenal dunia akademik dan mampu menjadi media solutif di bidang ilmu keagamaan Islam dan bisa dipertanggungjawabkan di hadapan keluarga, agama, nusa. dan bangsa,” papar Andriyansah selaku Ketua Panitia PBAK 2018.

    Di hadapan para calon mahasiswa, M. Johan Usman selaku Ketua DEMA IIQ An-Nur Yogyakarta mengajak mereka untuk meningkatkan akhlak diimbangi dengan meningkatkan prestasi akademik.

    “Dewasa ini banyak sekali mahasiswa Islam khususnya, yang tampil bagus dhahirnya, kaya argumentasinya, namun mereka miskin akan akhlak, buta akan agama dan tuli dengan kabar yang sebenarnya (al-Qur’an). Ini akan berakibat fatal bagi kelangsungan bangsa Indonesia sebab pemuda-pemudinya lemah dalam segi akidah, lemah dalam cinta terhadap bangsa,” ujarnya.

    Dengan masuknya para calon mahasiswa baru di perguruan tinggi yang berbasis al-Quran ini, maka keberuntungan yang besar akan menyertainya. Sehingga keilmuan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

    Dalam rangka mempersiapkan para kader penerus bangsa, dalam sambutannya tersebut, Johan mengajak para calon mahasiswa baru dengan disiplin dan penuh tanggungjawab.

    “Dengan terealisasinya kegiatan PBAK nantinya menandai perubahan dari status siswa menuju mahasiswa. Perubahan ini harus disadari agar tumbuh dalam setiap diri mahasiswa jiwa bersih, jujur, aktif, progresif, dinamis, idealis, dan agamis, karena mahasiswa sebagai agent of change selalu berada di garda terdepan dalam merubah ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan rezim tiranik yang semena-mena dalam memimpin tanpa memikirkan rakyatnya,” tambahnya. (Fitri, Harokati)

  • WISUDAWAN DAN WISUDAWATI LULUSAN TERBAIK IIQ AN NUR YOGYAKARTA

    WISUDAWAN DAN WISUDAWATI LULUSAN TERBAIK IIQ AN NUR YOGYAKARTA

    Sabtu, 15 September 2018, IIQ An Nur Yogyakarta telah mengadakan Wisuda Sarjana ke-10 dan Harlah ke-16. Pada tahun ini, IIQ An Nur Yogyakarta meluluskan sebanyak 54 wisudawan dan wisudawati dari Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin.

    Pada acara ini, IIQ An Nur Yogyakarta memberikan apresiasi kepada 16 wisudawan dan wisudawati yang meraih nilai IPK cumlaude. Khusnia Umiyati, S. Pd. terpilih menjadi mahasiswa lulusan terbaik dari Fakultas Tarbiyah yang mendapatkan IPK tertinggi yaitu 3,69. Sedangkan dari Fakultas Ushuluddin, Abdul Wachid Lathif, S. Ag. terpilih menjadi lulusan terbaik tahun ini dengan IPK 3,65.

    Abdul Wachid Lathif, S. Ag. mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian yang telah diraih saat ini. Tidak kalah istimewanya, wisudawan ini termasuk salah satu dari tiga khatimin dan khatimat yang mengikuti wisuda kali ini.

    “Saya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Semua kerja keras selama ini alhamdulillah ya membuahkan hasil. Pasalnya saya tidak menyangka kalau saya bisa jadi lulusan terbaik.”

    Khusnia mengungkapkan bahwa ia tidak menyangka jika akan terpilih menjadi mahasiswa lulusan terbaik pada tahun ini. “Alhamdulillah, aku bersyukur banget. Sebenarnya semuanya terbaik, hanya saja kebetulan aku. Ya, aku juga nggak tahu,” ujarnya.

    Keberhasilan yang diraih oleh Kusnia tidak datang secara tiba-tiba. Keberhasilan ini berawal dari keterpaksaan dalam menyandang status santri sekaligus mahasiswa. Akan tetapi dengan semangat belajar, kesabaran, dan keinginan untuk membahagiakan kedua orang tuanya, segala jerih payahnya selama ini memberikan hasil yang memuaskan.

    “Dulu awalnya saya merasa terpaksa kuliah di sini, tetapi akhirnya saya berusaha buat maksimalin. Awalnya saya merasa ada dua kewajiban yang saya rasa tidak mungkin bisa dijalani. Tapi setelah itu, dengan sabar dijalani satu persatu,” tambahnya.

    “Ya, ingat dulu semester awal betapa kesulitannya ketika ada tugas kuliah dan ada ngaji juga di pondok, itu benar-benar sesuatu yang Insya Allah tidak ditemui di kampus luar. Jadi Insya Allah di sini terkesan banget dan bisa membentuk pribadi kita  yang baik luar dalam, Insya Allah,” tambah Khusni.

    Sedangkan Abdul, salah seorang santri dari Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak mengungkapkan bahwa selama kuliah ia terkendala akan  transportasi. Pada awal masuk kuliah ia belum memiliki sepeda motor, sehingga ia harus meminjam kapada teman-temannya.

    Khusnia dan Abdul juga memberikan saran kepada adik-adik mahasiswa agar rajin kuliah serta melaksanakan semua kewajiban dengan baik. Selain itu, penting juga mengatur pikiran dan waktu sebaik mungkin. Sehingga dapat menyeimbangkan kewajiban sebagai santri sekaligus mahasiswa agar mendapatkan hasil yang maksimal karena suatu proses tidak akan menghianati hasil. (Parni, Harokati)

  • CUMLAUDE BAGI MAHASISWA PERGERAKAN

    CUMLAUDE BAGI MAHASISWA PERGERAKAN

    Harokati_ Sabtu (15/10) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Bantul menggelar acara wisuda program Sarjana Strata Satu (S1). Acara tersebut dilaksanakan pukul 08.00-11.00 di halaman kampus IIQ An Nur. Wisuda kali ini merupakan angkatan yang ke10 dengan jumlah wisudawan wisudawati sebanyak 54 orang. Dari jumlah tersebut 16 mahasiswa berhasil meraih aumlaude. Salah satunya adalah seorang kader PMII yang berhasil meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,57.

    Furqonia Yustiya Wati, mahasiswi yang berasal dari Pulau Dewata ini adalah seorang mahasiwi yang aktif dalam organisasi PMII. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus sebagai pengurus BEM maupun kegiatan ekstra kampus lainnya.

    Dalam perjuangannya menimba ilmu di IIQ An Nur, selama 4 tahun terakhir ia tinggal bersama saudaranya di daerah Wonokromo. Kesibukannya dalam kuliah dan oranisasi tidak membuatnya terbebani dan terhalang untuk berprestasi, justru ia mampu menjadi salah satu dari wisudawati yang berhasil meraih predikat cumlaude.

    Dalam kesempatan wawancara, tim redaksi  harokati menanyakan beberapahal mengenai keberhasilannya meraih cumlaude. “…perasaannya meraih cumlaude ya campur aduk, ya seneng ya sedih ya semuanya, intinya belum puaslah. Cumlaude-kan hanya sandangan hanya bonus aja. Semuanya itu ya berprestasi buktinya sudah wisuda menyelesaikan skripsi dengan baik, kalo masalah cumlaude itu bonus yang penting kita usaha pasti bisa, yang penting usaha, semangat, jangan males,” papar Furqonia.

    Selain itu, ia juga berpesan kepada adik-adik tingkatnya untuk tetap semangat dan rajin, baik kuliah ataupun mengikuti kegiatan dan berorganisasi jangan males dan pintarlah membagi waktu, karena dengan organisasi salah satu cara kita belajar dan mencari wawasan lebih yang bisa memudahkan kita mengerjakan skripsi.

    “…Dua bulan bisa selesailah mengerjakan skripsi kalo kita terbiasa menulis, saat sidang atau munaqosah kita juga mudah karena sudah terbiasa diskusi dan menyampaikan gagasan dalam organisasi.” Paparnya saat ditanya mengenai proses mengerjakan skripsi.

    “…Jangan lupa juga untuk selalu berdo’a dan berusaha. Kita masih perlu belajar banyak,” tambah Furqonia (Harokati/Roofi)

  • WISUDA ANGKATAN KE-10, IIQ AN NUR MELULUSKAN 54 MAHASISWA

    WISUDA ANGKATAN KE-10, IIQ AN NUR MELULUSKAN 54 MAHASISWA

    Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta menyelenggarakan wisuda ke-10 sekaligus memperingati Harlah yang ke 16 pada Sabtu 15 September 2018. Acara dimulai sejak pukul 08.00-11.00 WIB.

    Tampak wajah-wajah bahagia dari para wisudawan maupun wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya tahun ini.

    Pada tahun 2018 ini, IIQ An-Nur meluluskan sebanyak 54 sarjana, baik dari Fakultas Tarbiyah maupun Ushuludin. Pada Fakultas Tarbiyah meluluskan 46 sarjana, sedangkan Fakultas Ushuluddin meluluskan 8 sarjana. Tiga sarjana diantaranya adalah telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Enam belas diantaranya berhasil meraih predikat cumlaude.

    Pada kesempatan tersebut Rektor IIQ An-Nur, Drs. H. Heri Kuswanto M. Si. mengenalkan IIQ An Nur  dengan menyampaikan beberapa kelebihan kampus tersebut dibanding universitas lainnya.

    “IIQ An Nur aktif mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengembangan kurikulum dan management. Setelah tiga hari ke depan akan kita adakan desain pembelajaran agar para dosen lihai (jitu) dalam mengajar. Sebab setiap universitas belum tentu dibekali oleh itu. IIQ merancang dan segera merealisasikannya”, ujarnya.

    Beberapa dosen juga dikirim untuk melanjutkan jenjang studi S2 dan S3 di kampus UIN Sunan Kalijaga dan UGM. Itu sebagai bentuk upaya pengembangan yang dilakukan pihak kampus dalam mencetak sarjana yang mandiri, unggul, dan berprestasi.

    Beliau juga mengingatkan akan hadist rasul yang berbunyi, “sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya”. Oleh karena itu, beliau memberi nasihat kepada para wisudawan dan wisudawati agar mengamalkan sabda rasul tersebut.

    “Teruslah membaca, mengajar dan mengamalkan Al-Quran dimanapun berada. Nur (cahaya) Al-Quran akan senantiasa Allah kirimkan untuk menerangi hidup nanda semuanya di dunia hingga kelak di akhirat,” tambahnya.

    Sebelum sambutan berakhir, beliau tidak lupa menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan dan wisudawati.

    “Selamat kepada para wisudawan tetaplah berjaya, melaju menembus waktu dan berkiprah penuh semangat dimanapun berada. Kita berkeyakinan dengan jariyah yang kita punya kita berpisah sementara kelak pasti akan bertemu di akhirat dalam ridho Allah disurganya.

    Pada sambutan  selanjutnya, KH. Yasin Nawawi selaku Ketua Yayasan al-Ma’had An Nur menyampaikan bahwa IIQ An Nur didirikan sebagai bentuk pengabdian di bidang pendidikan  kepada negeri ini. Tujuannya untuk menyiapkan kader-kader bangsa sekarang sebagai penerus bangsa dan terus berjuanh demi agama, nusa, dan bangsa.

    IIQ an Nur merupakan pionir berdirinya perguruan tinggi dikalangan pesantren. Yang mana pesantren sekarang dituntut untuk mengikuti arus kemajuan zaman. Terutama di bidang teknologi yang berkembang pesat. Teknologi jika digunakan dengan baik akan meningkatkan keimanan kepada Allah.

    Namun, sekarang ini banyak sekali yang melakukan penyalahgunaan teknologi yang justru merusak moral anak bangsa dan menyebabkan fitnah (hoax) semakin merebak.  Oleh karena itu, beliau berharap agar semua santri dapat menyiapkan ilmu agama yang mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat.

    “Mudah-mudahan para alumnus IIQ An Nur atau Pondok Pesantren An Nur kelak menjadi pelopor kader pemimpin bangsa di masa yang akan datang.” (Fitri, Harokati)

  • Workshop Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi IIQ An Nur Yogyakarta

    Workshop Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi IIQ An Nur Yogyakarta

    Kamis, 23 Agustus 2018 Pengelola IIQ An Nur mengadakan workshop (pelatihan) penjaminan mutu perguruan tinggi yang bertempat di Auditorium lantai I IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut dihadirioleh 20 dosen yang terdiri dari seluruh pimpinan, dekan, kaprodi, kepala TU dan staf-staf lainnya. Pada pelatihan ini diisi oleh Dr. HisyamZaini, MA yang menjabat sebagai sekretaris kopertais (koordinator perguruan tinggi islam) 3 wilayah Yogyakarta.

    Pelatihan ini terdiri dari duasesi, sesi pertama pemahaman tentang kesadaran mutu dan sesi kedua penyusunan dokumen mutu.

    Penjaminan mutu ini sangatlah penting untuk perkembangan IIQ An Nur, untuk menopang hal tersebut harus mempunyai standard yang selalu berhubungan dengan kinerja perguruan tinggi dan menjadi impian semua perguruan tinggi.

    “Standard merupakan semua kriteria yang diharapkan oleh semua perguruan tinggi dan stakeholder” ungkap Hisyam Zaini.

    Heri Kuswanto menyatakan bahwa IIQ An Nur selalu melalukan perbaikan-perbaikan agar bisa menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, baik dari segi sumberdaya manusia maupun dari segi administrasi kampus.

    “Kami merasa beruntung bisa dilatih olehBapak Doktor menjadi narasumber sekaligus melatih kami dalam mengelola kampus, untuk berkembang menjadi lebih baik sebagai perguruan tinggi swasta di Bantul.” Kata Rektor IIQ yang sekaligus menjadi pengasuh pondok pesantren lintang songo itu.

     

  • Mahasiswa IIQ An Nur Menjadi peserta terbaik ke-II pada kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta

    Mahasiswa IIQ An Nur Menjadi peserta terbaik ke-II pada kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta

    Jakarta barat, 25-27/05/2018. Diadakan kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 oleh pimpinan pusat Ikatan Pelajar Puteri Nahdatul Ulama (PP IPPNU) yang diikut sertakan oleh selurh pemimpin cabang dan pimpinan wilayah IPPNU se-Indonesia dengan jumlah perwakilan 30 dari masing-masing wilayah di Indonesia.

    Mahasiswa Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta bernama Restu Ariandini dari semester II PAI C delegasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Dakwah Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta terpilih menjadi salah satu pimpinan anak cabang IPPNU Sampang-Cilacap yang ikut pada kegitan tersebut dan berhasil menjadi peserta terbaik ke-II kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta lalu.

    “Alhamdulillah saya bersyukur dengan apa yang Allah takdirkan untuk saya, dan apa yang telah ikhtiarkan melalui list dreams yang saya buat seiring berjalannya waktu Allah mewujudkan satu persatu. Salah satunya adalah ini, saya bisa jalan-jalan dan membawa prestasi” Ujar Restu peserta terbaik ke-II kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018.

    Kegiatan ini merupakan kegiatan Nasional untuk menciptakan kader-kader Dai’yah Nahdiyin yang berpegang teguh nilai Islam yang moderat dan memagang teguh persatuan bangsa Indonesia, selai itu dengan adanya kegiatan ini sangat berpengaruh untuk menularkan semangat berdakwah dikalangan kampus terlebih dikalangan wanita yang dewasa ini hampir berkurang semangat dakwahnya.

    “Kami mengapresiasi atas prestasi sahabat kami yang satu ini, luar biasa semangatnya patut kita contoh. Dan kami berharap agar sahabat kami restu membagi ilmunya pada teman-teman yang lain dan tetap menampilkan rasa rendah hati serta selalu bersukur dan tetap konsisten menjaga semangatnya” ujar Muhamad Jamaludin selaku ketua Korp Dakwah Mahasiswa.