Blog

  • DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Adakan Diskusi Publik Dengan Tema “Ada Apa Dengan Papua”

    Sabtu 05/10, auditorium IIQ An Nur dipenuhi oleh peserta acara diskusi publik. Acara ini diadakan oleh DEMA F Tarbiyah. Total peserta kisaran 60 orang dari mayoritas mahasiswa IIQ An Nur dan minoritas  orang luar kampus. Pada acara ini, panitia mengundang 3 narasumber Berkaitan dengan temanya, acara ini membahas tentang keadaan papua baik sekarang ataupun pada jaman dulu.

    Pemateri dari polres Bantul menjelaskan bahwasannya papua dulunya bukan milik Indonesia. Papua adalah milik Belanda. Tetapi Indonesia yang meminta papua agar menjadi salah satu provinsinya. Akhirnya pada 1962 terjadi kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang dikenal dengan “Kesepakatan New York”. Adapun hasilnya adalah Belanda setuju menyerahkan Papua melalui PBB, dan Indonesia setuju menggelar referendum di Papua. Tepat tanggal 31 desember 1962, PBB mneyerahkan Papua untuk Indonesia. Jadi papua adalah satu-satunya provinsi yang pengakuannnya melalui mekanisme PBB.

    Dengan mengetahui sejarah mengenai papua, tentu diharapkan dapat menambah cinta pada Indonesia khususnya tanah papua. “Walaupun memang secara karakter, baik karakter fisik ataupun jiwa, mereka mempunyai perbedaan dengan penduduk diwilayah yang lain. Namun sebenarnya, disinilah ladang toleransi antar ras di Indonesia.” Tutur Polres. Kemudian, dalam acara ini juga membahas papua pada keadaan sekarang. Bagaimana yang terjadi? Menurut narasumber, salah satu keadaan papua yang sampai sekarang masih saja menjadi masalah adalah kemiskinan yang masih sangat tinggi, diskriminasi rasisme, pelanggaran HAM yang tidak pernah tuntas, kegagalan pembangunan di wilayah papua, dan lain sebagainya.

    Hal ini sudah ada sejak dulu, namun hanya saja sekarang memang sedang menjadi puncaknya sosial yang panas. Diskriminasi memang sudah ada sejak dulu. Dan untuk sekarang adalah waktunya saling menjaga kesatuan. Namun, ada satu penanya yang menyatakan mungkin saja ini adalah salah dari pemerintah. Karena adanya perbedaan respon atau perhatian antara wilayah papua dan wilayah selainnya. Dan ini tidak bisa dijadikan kepastian.

    Diakhir pembahasan, dapat disimpulkan bahwasannya Papua adalah Indonesia, dan sebagai warga Indonesia harus benar-benar toleran antar yang lainnya. Walaupun mungkin terlihat berbeda, tetapi sebenarnya kita adalah satu. Dengan adanya acara ini, dari panitia mengharapkan dapat menjadikan sadar akan toleransi untuk sesama. (Qoqom/LPM)

  • Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin 2019

    Rabu 25/ 09, fakultas ushuluddin mengadakan penyuluhan mengenai kefakultasan. Yang mana acara ini masuk dalam jadwal agenda PBAK 2019. Maba (mahasiswa baru) IIQ An Nur pada hari ketiga PBAK dibagi untuk setiap fakultasnya. Fakultas ushuluddin yang terdiri dari 63 maba melaksanakan acara kefakultasan di gedung kampus lantai dua. Acara ini diisi oleh pemateri langsung dari dekan fakultas ushuluddin, beliau K.H. M. Ikhsanudin, Msi.

    Dalam acara ini, pemateri menyampaiakan tentang apa yang ada di dalam fakultas ushuluddin. Seperti hal-hal yang menyangkut perkuliahan, program kefakultasan, target ushuluddin, dan lain sebagainya. Adapun targetnya adalah mencetak mahasiswa yang nantinya mampu berkualitas tinggi, dan mampu berkiprah tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi sampai internasional. Karena sekarang jarang orang yang memperhatikan Alquran mendunia, sehingga disini tugas kita agar mampu ikut dalam urusan internasional mengenai Alquran dan hadis.

    Sebelum memaparkan penjelasan lebih luas, beliau menampilakan beberapa gambar pengalaman beliau agar dapat memantik semangat maba ushuluddin untuk yakin, serius, dan mantap mengambil jurusan ushuluddin. Seperti pengalaman beliau yang beberapa kali presentasi ilmiah di luar negri, melakukan penelitian yang sudah tingkat internasional, dan lain sebagainya.

    Selain tentang target fakultas, dekan usuluddin juga menjelaskan tentang program fakultas. Adapun mengenai program fakultas, kampus menekankan program kajian turots pada mahasiswa ushuluddin. Turots adalah program dimana mahasiswa diharapkan untuk mampu mempelajari kitab-kitab klasik baik tafsir maupun hadis. Karena hal ini sudah jarang orang lakukan. Hal ini bertujuan untuk menambah kualitas bahasa arab mahasiswa, menambah wawasan tentang kajian-kajian klasik, membantu melancarkan atau memudahkan mahasiswa dalam mengkaji tafsir ataupun hadis pada kitab-kitab klasik, dan yang secara otomatis adalah mengenalkan macam-macam kitab klasik mu’tabarah karya ulama salaf.

    Fakultas ushuluddin merupakan fakultas yang banyak orang menanyakan ketika sudah lulus akan menjadi apa. Namun dalam acara ini, dekan menjelaskan bahwasannya justru ketika mengambil fakultas ushuluddin bisa menjadi apa saja. Karena jurusan ushuluddin tidak hanya menjadikan objek ilmu dunia saja, bahkan urusan akhiratlah yang sangat dijadikan prioritasnya.

    Selain mengenalkan kefakultasan yang di pimpin oleh dekan fakultas ushuluddin, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin juga mengenalkan beberapa program kerjanya, bukan hanya Dema F Ushuluddin, banom DEMA FU pun turut serta melakukan sosialisasi kegiatannya untuk memancing semangat mahasiswa fakultas ushuluddin mengembangkan kemampuannya sebagai mahasiswa fakultas ushuluddin. PBAK fakultas ini selanjutnya diisi serangkaian permaianan untuk menambah keakraban sesama mahaiswa fakultas ushuluddin Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta(Qoqom dan Jamal/ LPM)

  • Dua Anggota Kepolisian Resort (POLRES) Bantul ikut meramaikan kegiatan Pengenalan Buadaya Akademik Kampus (PBAK) Garuda Muda di IIQ Annur Yogyakarta.

    Selasa, 24 September 2019, Kedatangan beliau-beliau adalah untuk menyampaikan materi bela negara, dengan mengusung tema “Kuatkan Cinta Tanah Air demi NKRI”. Adapun yang menyampaikan materi adalah Bapak Sudiasih Joyowiono.

    Menurut beliau, mahasiswa adalah kaum intelektual sebagai masyarakat terdidik yang sangat berpengaruh untuk bangsa ini di masa mendatang. Salah satu kontribusinya ialah dengan memerangi berita hoax, karena hoax merupakan salah satu ancaman untuk bangsa ini.

    “ancaman adalah suatu usaha atau kegiatan yang dinilai dapat menimbulkan atau mengganggu keutuhan negara”, terang Sudiasih.

    Salah satu ancaman yang menggerogoti bangsa ini adalah berita hoax dan intolerasnsi. Sasaran dari hoax adalah masyarakat akar rumput (golongan bawah) yang belum benar-benar paham terkait nasionalisme dan fungsi pendidikan. Sedangkan intoleransi dimaksudkan kurangnya rasa saling menghormati dan tenggang rasa diantara masyarakat Indonesia yang beragam suku, budaya serta bahasanya sebagai komunikasi pemersatu bangsa.

    Setelah kegiatan, penulis sempat mengajukan pertanyan kepada narasumber terkait pesan dan kesan mengikuti kegiatan ini. Jelas beliau sebagai berikut:

    “acara ini luar biasa, bagus sekali jangan lupa untuk selalu melakukan kordinasi dengan pihak luar seperti kami guna meyampaikan pesan nasionalis. Mengapa mahasiswa? karena mahasiswa adalah kaum intelektual dan yang bisa meredam (penyelewengan hoaks) juga dari kaum intelektual itu sendiri”.

    Terkait kritik kepada pemerintah kalian boleh mengaspirasikan suara tetapi tidak boleh anarkis. Karena salah satu bentuk cinta tanah air adalah dengan mematuhi peraturan dan menghargai susunan pemerintahan (ulil amri), diama mereka adalah wakil rakyat. Dan sebagai warga negara yang baik adalah yang ikut memberikan suaranya dalam pemiihan umum. (Umi Hasanah/LPM)

  • Mahasiswa Baru IIQ An Nur Yogyakarta Sempatkan Waktu Untuk Berziarah Ke Makam Mbah Kh Nawawi Abdul Aziz Pada PBAK 2019

    (Senin, 23 September 2019) serangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) IIQ Annur Yogyakarta dihiasi dengan hal-hal yang menarik dan religius, salah satunya adalah Ziarah ke Makam al-Maghfurlah KH. Nawawi Abdul Aziz (Pendiri Pondok Pesantren Annur Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul).

    Mengapa ziarah? alasannya untuk memperkenalkan pendiri Yayasan al-Ma’had Annur kepada calon mahasiswa baru (camaba) sekaligus sowan kepada Beliau agar mendapatkan keberkahan Beliau.

    Ziarah camaba putra dipimpin oleh Muhammad Isa Gautama (camaba alumni MA al-Ma’had Annur). Kemudian ziarah camaba putri dipimpin oleh Muhammad Faqih Aminullah (panitia). Prosesi ziarah sangat hikmat dengan lantunan doa dan tahlil, dan kekhusuan peserta ziarah.

    Adapun teknis pelaksanaannya adalah saling bergantian antara camaba putra dan putri. Diawali oleh camaba putra terlebih dahulu sedangkan camaba putri melakukan pendalaman materi bersama anggota Dema I.

    Kemudian pelaksanaan pendalaman materi bersama Dema I bertujuan sebagai ajang diskusi sekaligus output dari materi yang telah disampaikan sebelumnya, anggota Dema I bertugas sebagai fasilitator yaitu memancing dan menengahi diskusi tersebut.

    Untuk camaba berziarah ke makam beliau juga merupakan permohonan restu kepada beliau dan pendalaman materi digunakan untuk menanbah sikap kritis dari camaba dalam bentuk diskusi. (Umi Hasanah/LPM)

  • Maba IIQ An Nur Siap Menjadi Pejuang Berjiwa Qur’ani

    Selasa 24/ 09, acara PBAK berlangsung untuk hari keduanya. Mahasiswa baru masih diwajibkan untuk mengikuti agenda PBAK sampai dua hari kedepan. Adapun agenda hari kedua adalah apel pagi, dilanjutkan beberapa meteri. Salah satu materi yang disampaikan adalah materi tentang kepesantrenan. Dengan moderator mahasiswa ushuluddin prodi IAT semester 5 yaitu saudari Istiqomah Q, materi dimulai pukul 10.02 WIB dan selesai pukul 11.25 WIB. Dalam kesempatan ini, panitia menetapkan dua pemateri. Yang pertama ada K.H. Khoirun Niat, MA, untuk pemateri kampus kepesantrenan. Sedangkan pemateri kedua yaitu lurah pondok pesantren An Nur Yogyakarta, beliau ustadz Muhammad Tamyiz, S.Pd, untuk materi seputar PP. An Nur Ngrukem.

    Adapun materi yang disampaikan oleh K.H. Khoirun Niat meliputi profil kampus IIQ An Nur Yogyakarta. Namun hanya sebagian saja, seperti adanya program tahfidz untuk seluruh mahasiswa IIQ An Nur. Tahfidz adalah program perkuliahan hafalan al Qur’an. Hal ini mungkin tidak mudah ditemukan di kampus yang lain. Adanya program ini adalah dikarenakan kampus IIQ An Nur Yogyakarta terintegrasi dengan yayasan pondok pesantren tahfidzul Qur’an Yogyakarta.

    Mengenai pembagaiannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh wakil rektor 1,K.H. Khoirun Niat, “tahfidz di kampus ini ada tiga bagian. Yang pertama yaitu kelompok 30 juz, setiap semester wajib setor hafalan tiga juz, dan nilainya adalah kisaran A. Yang kedua yaitu kelompok surat-surat penting, untuk nilainya kisaran B. Sedangkan yang ketiga, kelompok tahsinul Qur’an (perbaikan bacaan al Qur’an) untuk nilainya kisaran C atau kebawah. Kemudian, pemilihan opsi kelompok dari mahasiswa sendiri sesuai dengan kamampuan.”

    Materi lain yang disampaikan adalah mengenai sejarah dari kampus. Yang mana, kampus IIQ An Nur lahir dari pondok pesantren An Nur. Dengan pendiri beliau, al maghfurlah K.H. Nawawi Abdul Aziz al Hafidz.

    Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa IIQ merupakan mahasiswa yang sangat luar biasa. Dikarenakan adanya program tahfidz yang wajib itu yang menjadikan mutu atau kualitas mahasiswa sangat berbeda dan berbobot.

    Tujuan selain untuk kualitas individu mahasiswa, program tahfidz ini juga untuk menjunjung martabat kampus yang sudah paten berbasis al Qur’an. Dengan demikian, melihat bahwa  mahasiswa IIQ banyak yang ketika lulus sudah hafal al Qur’an. Seumpama tidak hafal al Qur’an, setidaknya bacaannya sudah tidak bisa diragukan lagi. (Qoqom/ LPM)

  • Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan IIQ An Nur 2019

    Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta dalam tahun 2019 ini menerima sekitar 201 Mahasiswa baru. mahasiswa baru yang mengikuti PBAK Garda Muda 2019 sekitar 173 mahasiswa dari tiga fakultas yang ada di kampus IIQ. Kegiatan ini berlangasung selama 4 hari dimulai dari tanggal 23-26 September 2019. Kegiatan PBAK ini mengambil tema “Menciptakan Intelektual Yang Berjiwa Religius, Nasionalis, Dan Moderat Di Era Milenium”.

    Dalam sambutannya rektok IIQ An Nur Yogyakarta KH. Heri Kuswanto MSI mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru, beliau juga mengucapkan selamat menjadi bagian dari IIQ An Nur Yogykarta yang merupakan anugerah Allah SWT, karena sudah melalui tahap penyeleksian masuk IIQ baik dari gelombang pertama hingga ketiga ini.

    KH. Yasin Nawawi dalam opening Ceremonial selaku ketua yayasan al-Ma’had An Nur Yogyakarta juga memberikan sambutan kepada para mahasiswa baru dan memberikan apresiasi lebih terhadap jerih payah panita untuk mensukseskan PBAK ini.

    “saya sangat mengapresiasi atas jerih payah panitia dalam mensukseskan kegiatan PBAK ini, selain itu saya ingin menyampaikan kepada anak-anakku untuk selalu berusaha dan berproses dalam mencapai kesuksesannya. Saya lebih bangga kepada anak saya yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk berproses meski belum maksimal ketimbang berhasil namun dengan cara-cara yang kurang beretika. Pesan saya kepada kalian agar selalu ingat dan selalu menata niat untuk belajar dan menuntut ilmu disini”. Ucap KH. Yasin Nawawi dalam sambutannya.

    Di hadapan Rekotor dan civitas akademisi IIQ An Nur Yogyakarta, Presiden mahasiswa IIQ An Nur yogyakarta juga menyampaikan sambutan kepada mahasiswa baru agar selalu mengingat esensi mahasiswa sebagai inisiator selaku agent of change, dengan memaparkan paradigma mahasiswa pada umumnya.

    “sebagai mahasiswa kita harus menjadi seorang mahasiswa yang organisatoris, yang perduli akan lingkungan sekitar. Yang selalu bahu-membahu membangun masyarakat dan menjadi penyalur suara masyarakat untuk sebuah perubahan. Disamping itu kita juga perlu menjadi mahasiswa yang non-organisatoris untuk konsentrasi dalam akademik kita di kampus, dalam hal ini sebagai mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta, seharusnya kita bisa menjadi mahasiswa yang moderat organisatoris cum non-organisatoris yang akan menjadi agen perubahan selanjutnya dalam estafet kepemimpinan generasi Indonesia selanjutnya”. Ucap Muhamad Jamaludin selaku presiden mahasiswa dalam sambutannya.

    Acara ini di buka secara resmi oleh ketua Yayasan al-Ma’had An Nur Yogyakarta secara simbolis dengan pelepasan balon ke udara sebagai simbol bahwa PBAK Garda Muda 2019 IIQ An Nur Yogyakata telah di buka  pada (23/09/19). (Muhamad Jamaludin/LPM)

  • Mahasiswa IIQ Belajar Tafsir Lughowiyyah dan Ushuliyyah Bersama Para Pakar Tafsir di Pusat Studi Alquran Tangerang Selatan

    Kamis, 19/ 09, rombongan rihlah ilmiah IIQ An Nur Yogyakarta melanjutkan perjalanannya menuju ke Pusat Study Al Qur ‘an di pondok cabe, Tangerang Selatan. selepasnya belajar di Pusat Study Hadis Bogor selama dua hari. Tujuan yang ketiga ini merupakan tujuan study yang terakhir, sebelum kembali ke Yogyakarta. Adapun acaranya adalah kajian ilmiah seputar ilmu al Qur’an bersama beberapa para pakar pilihan yang  bertempat di aula bawa masjids Bait Alquran

    Pemandu acara rihlah imiah ini dari pihak PSQ dan acara dimulai pukul 08.30. Sebelum inti kajian, disampaikan sambutan dari pihak kampus IIQ An Nur Yogyakarta yaitu oleh K.H. Ikhsanudin, MSI. Ucapnya bahwa tujuan kedatangan rombongan yang pertama adalah untuk silaturohim dan selanjutnya untuk belajar seputar ilmu al Qur’an. Beliau tidak menyampaikan banyak hal, dikarenakan ada jadwal yang mengharuskan untuk langsung kembali ke Jogja. Setelah sambutan, langsung dimulai kajian ilmiahnya yaitu makna lughowiyah dan ushuliyah

    Dr. Syarif Hidayatullah pada sekmen pertama beliau menyampaikan bahwa memahami Qur’an tentu harus memahami konteks kebahasaan. “persoalan Alquran harus kita pahami dengan persoalan bahasa, karena dengan mengetahui persoalan bahasa maka kita akan mengkaji persoalan makna baik secara simbol atau secara verbal. Akan tetapi dalam memahami bahasa sejatinya akan ditekankan pada persoalan makna bukan lagi soal mabna, dari sini kita akan kuat memahami bagaimana redaksi ayat itu dan maksud yang terkandung di. Karena sesungguhnya mempelajari bahasa Alquran akan memahami segitiga wacananya (arti, makna, kemudian maksud)”. Ujar Dr. Syarif pada kajian pertama persoalan bahasa dalam Alquran.

    Sekmen selanjutnya sampaikan oleh Dr. Ahmad Husnul Hakim, tentang persoalan kaidah tafsir dalam memahami Alquran. “dalam memahami Alquran kita perlu memahami kaidah penafsiran, ini sama seperti kita ingin membaca bahasa Arab yang perlu akan kaidah ilmu alat yaitu nahwu dan sorof. Memahami Alquran sama seperti itu, perlu adanya kaidah seperi ‘am dan khos, makiyah madaniyah, asbabun nuzul dan lain sebagainya. Ini berkaitan tentang kaidah nantinya bisa mengkrucut dengan metode dan pendekatan seperti semantik, semiotik, dan hermeneurik”. Ucap Dr. Husnul pada sekmen kedua ini membahas tuntas tentang kaidah penafsiran. Setelah mempelajari tentang kaidah, mahasiswa IIQ dibentuk menjadi empat kelompok putra dan putri yang kemudian diberi tugas untuk mencoba menafsirkan satu ayat Alquran yang masing-masing kelompok berbeda dengan menggunkan kaidah Alquran kemudian di berikan hadiah untuk empat hasil terbaik.

    Terkahir rihlah ilmiah ini disampaikan oleh KH. Arifin, MA sebagai pengasuh Pondok pesantrek Bait Alquran, beliau menyampaikan bagaimana Lughowiyyah lebih tinggi dari pada mabna, beliau banyak menyinggung tentang penggunaan kata-kata yang maknanya sama tapi secara konteks berbeda seperti penggunaan kata qorya dengan madani yang artinya sama-sama desa, namun secara konteks berbeda. Qorya penggunaanya untuk konteks desa yang di laknati, tetepi penggunaan madani untuk konteks desa yang Allah berkati, dan menjabarkan kata-kata lainnya.

    Acara ini ditutup dengan penyerahan cendramata baik dari pihak PSQ maupun pihak IIQ dan ucapan terimakasih serta berharap bisa bekerja sama untuk selanjutnya, kemudia diakhiri oleh doa yang dipimpin KH. Arifin sebelum sekmen foto bersama di depan masjid Bait Alquran. Rombongan IIQ ini melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta yang sebelumnya menyempatkan ziarah makam Sunan Gunung Jati cirebon yang di pimpin oleh KH. Maulidi al-Hasani, MA, MH (salah satu dosen IIQ An Nur Yogyakarta). (Jamal dan Qoqom/LPM)

     

  • Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

    Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

    Selasa 17/09, IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan rihlah ilmiyah pada beberapa tempat kajian al Qur’an dan hadis di kota Jakarta dan Bogor. Adapun tempat pertama yang dituju adalah LPMQ (Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an) yang berada di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

    Mahasiswa fakultas ushuluddin semester V dan VII serta beberapa dosen fakultas ushuluddin sebagai peserta  langsung menuju ke bayt Alquran, sesampainya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada pukul 08.40 WIB. Yaitu guna pelaksanaan silaturohim dan kajian ilmiah seputar Alquran.

    Kajian yang dilaksanakan di bayt al Qur’an lantai empat, diisi langsung oleh dewan lajnah pentashih mushaf Alquran devisi I, beliau  H. Fahrurrozi, MA. Adapun materi yang disampaikan oleh beliau adalah mengenai perkembangan mushaf standar di Indonesia dan mushaf di dunia. Terkait materi yang disampaikan, mahasiswa diharapkan untuk antusias dalam mengkaji al Qur’an secara lebih mendalam. Dikarenakan kajian mengenai mushaf seperti tahzib, juz, ‘ain, dan lain sebagainya yang merupakan ilmu penting dalam al Qur’an, justru sekarang jarang orang mempelajarinya.

    “ini saya harapkan dari mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta fakultas ushuluddin harus bisa lebih antusias lagi dalam mempelajari macam-macam kajian Alquran khususnya mushaf Alquran Karena mengenai mushaf  masyarakat Indonesia yang sering terdapat perbedaan dalam penulisannya itu sangat sensitif dihadapan mereka. Padahal aslinya pemerintah sudah meragamkan rasm atau standar, hanya saja untuk sistem itu berbeda-beda. Nah inilah ranahnya mahasiswa ushuluddin kedepannya.” jelas H. Fahrurrozi, MA ditengah-tengah penyampaian materi.

    Dalam pelaksanaan kajian di bayt Alquran mahasiswa juga diberi oleh-oleh berupa mushaf al Qur’an 30 juz dengan 30 jilid langsung dari kementrian agama. Kemudian sedikit mempraktikkan cara pentashihan Alquran dengan cara mahasiswa membuka mushaf. Dan kebetulan pada juz 24 terdapat kekurangan harakat pada dua kata dalam juz 24 tersebut. Sehingga selanjutnya mahasiswa menambahkan harakat pada kata tersebut.

    Kajian yang singkat dan ilmiah ini dilaksanakan oleh peserta rihlah dengan semangat dan aktif. Untuk kedepannya, bagi mahasiswa ushuluddin benar-benar diharapkan mampu menguasai bahkan menjaga keilmuan mushaf al Qur’an yang mana sekarang jarang orang mempelajarinya. Dan inilah ranah fakultas ushuluddin sebagiannya. (Qoqom/LPM)

  • Mahasiswa Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta Belajar Pengelolaan Aplikasi Hadis Di Pesantren PKH (Pusat Study Hadis) Dalam Rihlah Ilmiah Fakultas Ushuludin.

    Selasa (17/09), Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta mengadakan Rihlah Ilmiah ke salah satu Pusat study hadis di Bogor, setelah sebelumnya mengunjungi LPMQ (lembaga Pentashih Mushaf Alquran) di Baitul Quran Taman Mini Indonesia Indah. Rombongan tiba di Bogor pada pukul 19.00 wib Dan pembukaan acara kegiatan belajar pengelolaan aplikasi hadis Ini di mulai  pada pukul 20.45 wib. Acara Ini di pandu oleh Mahasiswa Fakultas Ushuludin prodi Ilmu Alquran dan Tafsir semester V yaitu saudari Lukmanati. Acara dilanjut dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh saudari Intan Mauliana Imamah Mahasiswa semester V IAT IIQ An Nur Yogyakarta. Acara tersebut di buka secara resmi oleh dekan Fakultas Ushuludin IIQ An Nur Yogyakarta, beliau H. M. Ikhsanudin MSI. “Pertama kedatangan kami kesini adalah untuk bersilaturahim sekaligus belajar untuk mengelola wakaf program hadis Dari PKH, selain itu kami juga ingin belajar untuk mengoperasikan program tersebut. Kami juga ingin mengucapkan banyak terimaksih atas sambutan Dan fasilitas yang di sediakan di pesantren Ini, Dan kami ingin meminta Maaf apabila banyak merepotkan selama berada disini”. Ucap beliau H. M. Ikhsanuddin MSI, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Pusat study hadis Ini didirikan oleh Dr. Ahmad Lutfi Fathullah sebagai seorang ahli hadis, Dan mengembangkan pesantren Ini yang berawal Dari pesantren keluarga di Daerah Bogor Ini, ” pesantren Ini merupakan pesantren keluarga yang dirintis oleh beliau Dr. Ahmad lutfi Fathullah yang satu-satunya ahli dalam bidang hadis, sedangkan kami Tim PKH di sini memiliki background masing-masing Ada yang pemprograman seperti Saya, Ada yang editing video, Ada yang program web, designer, output data, Dan lain-lain”. Ucap salah satu perwakilan Dari PKH yaitu Ust M. Khiurul Anwar. Acara Ini di tutup oleh pembacaan tata Tertib pesantren kemudian diakhiri pembacaan doa oleh bapak Maulidi al-Hasani, MA, MH (salah satu dosen IIQ An Nur Yogyakarta) Rombongan Rihlah ilmiyah Ini akan mengikuti segenap kegiatan di Pondok pesantren PKH Ini selama dua Hari hingga kamis nanti Tanggal 19 September 2019 melanjutkan agenda ke Pusat study Quran Jakarta bersama Quraish sihab. (Muhamad Jamaludin/LPM)

    [learn_press_profile]

  • Sukses Mendidik Anak Ala Qur’ani

    Sukses Mendidik Anak Ala Qur’ani

    Mendidik anak bukan perkara yang mudah bagi orang tua, terlebih di zaman milineal ini tantangan jauh semakin besar dan pola pemahaman anak jauh lebih berkembang. Alquran selalu menjawab berbagai problematika yang tersaji di setiap masanya. Dewasa ini berbagai budaya sudah bercampur dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicerna oleh anak yang dapat diakses dengan mudah melalui berbagai macam media, lalu mengapa harus Qurani?

    Alquran menjadi sumber nilai atau informasi, serta motivasi di dalam mengahadapi satu fenomena di sekitar kita. Alquran yang memiliki jargon Shohih li kulli zaman wal makan artinya dapat dijadikan pedoman di setiap saat dan di manapun ia berada. Umat muslim tidak akan bisa terlepas dari Alqurannya, karena ini merupakan salah satu pondasi keimanan yang wajib ditanamkan dalam hati dan diimplementasikan di dalam kehidupannya.

    Kontrak logis terhadap pandangan ontologis mengenai anak ini sudah mulai bergeser dari hakikatnya, karena di era saat ini anak cenderung dieksploitasi dengan aset ekonomi. Sebagai contoh, banyak orang tua yang beranggapan bahwa ketika ia memiliki anak maka akan tercermin di benaknya untuk mendorong anaknya agar bisa berkerja dan sukses sehingga bisa keluar dari zona kehidupannya yang sempit. Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa anak merupakan tentara Allah untuk berjuang di jalan Allah ‘Jihad fi sabilillah’ berdasarkan pemahamannya, padahal hakikatnya anak memiliki eksistensi yang jauh dari anggapan sebagaimana yang disebutkan di atas.

    Menurut Abdul Mustaqim, (2019:26) beliau menjelaskan bahwa ada lima dasar pandangan Alquran terhadap anak. Pertama, anak sebagai wahbah. Artinya anak dipahami sebagai anugerah pemberian dari Allah SWT. Sebagaimana keturunan yang diberikan oleh Allah terhadap Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya’qub merupakan keturunan yang luar biasa sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Anbiya ayat 72.

    Kedua, anak sebagai amanah. Artinya, anak merupakan titipan Allah SWT untuk dijaga dan diperlakukan dengan baik. Selain itu, anak juga harus diarahkan dengan baik agar menjadi generasi yang lebih baik. Sebagaimana dengan firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 27.  Ketiga, anak sebagai zinah. Artinya anak dapat dipahami sebagai perhiasan yang menyenangkan hati dan menyejukkan mata (Qurrota ‘ayun). Hal ini berdasarkan ayat Alquran surat al-Imran ayat 14.

    Keempat, anak sebagai fitnah, Allah berfirman dalam surat at-Taghabun ayat 15 “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Ayat ini mejelaskan jika kita menyia-nyiakan anak yang diberikan kepada kita sebagai amanah atau karunia maka akan menjadi fitnah buat kita.

    Kelima, anak kebagai aduww. Artinya, konsep ini menempatkan eksistensi anak sebagai musuh bagi orang tua sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taghabun ayat 14. Anak dapat menjadi musuh bagi orang tuanya ketika ia berbuat kerusakan dan memperbanyak maksiat kepada Allah SWT. Bentuk kemaksiatan yang dikerjakan oleh anak akan menjadi bumerang untuk kedua orang tuanya. Baik mendatangkan kesengsaraan orang tua di dunia maupun kemaslahatan di akhirat kelak.

    Penjabaran tentang eksistensi anak menurut sudut pandangan Alquran, memberikan pelajaran bagi kita bagaimana kurikulum yang harus dipakai oleh orang tua untuk membentuk eksistensi anak agar menjadi potensi yang berkualitas, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dari pemaparan di atas, harusnya kita bisa mengarahkan semua kemampuan kita untuk mendidik anak agar ia menjadi sosok yang berkualitas. Hal ini tentu harus dengan tekad dan usaha, serta kesabaran yang berkualitas.

    Penjabaran di atas dirasa sangat lengkap untuk membentuk pribadi anak berdasarkan kacamata Qurani. Dengan maksud agar kita dapat paham untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak. Terlebih untuk yang belum memiliki anak dapat lebih mempersiapkan diri menghadapi kondisi ini. Karena sejatinya Alquran telah menginformasikan 15 abad lalu tentang cara yang harus dimiliki oleh orang tua untuk menjadikan anak sebagaimana mestinya sesuai dengan hakikat anak. (Muhamad Jamaludin/LPM)

    Artikel ini disarikan dari Seminar Parenting dan Bedah Buku Qur’anic Parenting: Kiat Sukses Mendidik Anak Cara Alquran yang disampaikan oleh Dr. H. Abdul Mustaqim, MA. (Penulis Buku dan Pakar Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Shinta, S.Pd, M.Si., MA. (Pakar Parenting dan Owner Bunda Cinta Parenting Center Yogyakarta). Seminar dilaksanakan di Auditorium IIQ Annur Yogyakarta pada 26 Agustus 2019.

  • Bunda Cinta Paparkan 3 Komponen Pembentuk Anak

    Bunda Cinta Paparkan 3 Komponen Pembentuk Anak

    Shinta, S. Pd., M.Si., MA yang kerap disapa Bunda Cinta memaparkan 3 komponen pembentuk pribadi anak.  Tiga komponen inilah yang dapat membuat anak menjadi pribadi yang hebat. Tiga komponen ini meliputi keluarga, sekolah, dan lingkungan.

    “Pertama adalah keluarga, keluarganya harus kuat. Kedua adalah sekolah, sekolahnya harus hebat. Ketiganya adalah lingkungan, lingkungannya harus cermat,” jelas Bunda Cinta (26/8/2019) di Ruang Dosen Tarbiyah IIQ Annur Yogyakarta.

    “Jadi bagaimana dengan keluarga yang kuat, didukung dengan sekolah yang hebat bersama lingkungan yang cermat, bisa membentuk anak itu menjadi anak yang hebat,” tambah Bunda Cinta.

    Sebagus apapun sekolah atau madrasah orang tua tidak bisa menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah. Karena andil orang tualah yang paling utama. Sebagaimana yang disampaikan Bunda Cinta bahwa sekolah yang utama adalah orang tua. Kepala Sekolahnya adalah bapak dan gurunya adalah ibu.

    Bunda Cinta menambahkan, agar pribadi anak tetap baik maka pendidikan yang di sekolah dan di rumah harus tetap selaras. (Fitri M, Harokati/LPM)

  • DEMA IIQ Annur Gelar Pelatihan Kepenulisan

    DEMA IIQ Annur Gelar Pelatihan Kepenulisan

    Dewan Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Annur  mengadakan pelatihan kepenulisan yakni kelas literasi angkatan I. Kegiatan ini sebagai salah satu strategi DEMA IIQ Annur yang bekerja sama dengan Perpustakaan IIQ Annur mensosialisasikan kegiatan literasi di kampus kepada siswa MA Al-Ma’had Annur.

    Pelatihan Kepenulisan yang dilaksanakan di Auditorium IIQ Annur ini merupakan lanjutan dari kegiatan kepenulisan yang telah dilakukan pada saat Launching Lembaga Pers Mahasiswa pada 27 April 2019. DEMA IIQ Annur menghadirkan narasumber yang sama yakni Moh. Mursyid, SIP, MA.

    “Harapan dalam acara ini, semoga acara ini bisa menumbuhkan budaya litersi di kampus tercinta ini,” ujar Ikhris Muhamad, selaku ketua panitia, (25/08/2019).

    Harapan senada juga disampaikan oleh Ketua Osis MA Al-Ma’had Annur, Muhammad Nur Aziz. Ia pun berharap dengan berjalannya acara ini, kegiatan literasi dapat dibudayakan di lingkungan Ponpes Annur.

    Dalam sambutannya, Muhamad Jamaludin selaku Ketua DEMA IIQ Annur Yogyakarta memberikan motivasi kepada para peserta. Motivasi ini mengutip dari perkataan Imam Al-Ghazali, ‘jika engkau bukan anak raja juga bukan anak ulama besar, maka menulislah’.

    “Fokus dan komitmen itu harapan kami,” tambah Jamal.

    Pelatihan kepenulisan ini, diharapkan mampu memberikan satu bukti dengan membuat satu buku, sebagaimana yang disampaikan Arif.

    “Untuk ke depannya kita arahkan untuk pembuatan buku”, jelas Arif Setiyawan, SIP., selaku Kepala Perpustakaan IIQ Annur Yogyakarta.

    Kegiatan pelatihan kepenulisan yang dihadiri oleh 125 peserta ini berlangsung selama 4 jam. (Fitri Mu’alimah, Harokati/LPM)