Category: Kemahasiswaan

  • KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin Membantu Pengajian Rutinan malam Senin Kliwon.

    KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin Membantu Pengajian Rutinan malam Senin Kliwon.

    Ahad, 19 feb 2018, 20.00 wib. KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh tubin dan Hadroh PP An-Nur Ngrukem ikut memeriahkan dan mensukseskan acara pengajian rutin malam Senin Kliwon.

    Berbaur dan menyatu dengan masyarakat pedukuhan Tubin, Remaja Masjid Baiturrahman dan peserta KKN IIQ posko 3 ikut menjadi panitia pengajian tersebut. Termasuk mengundang grup hadroh dari PP An-Nur, Ngrukem, Bantul.

    Hadir dalam kegiatan ini hampir semua warga Tubin, masyarakat dari dukuh tetangga, baik anak-anak, remaja, bapak, ibu. Sekira 150 orang memadati acara rutinan tersebut.

    Setelah Ust. Ma’munuddin, S. Pd selesai membaca al-Qur’an sebagai qori’, kemudian dilanjutkan dengan mujahadah pembacaan surat Yasin dan tahlil. Setelah acara mujahadah yang dipimpin simbah H. Dollah selesai, pengajian rutin oleh KH. Dalharnuri dari Purworejo.

    Dalam pengajiannya KH. Dalharnuri memberikan pesan agar masyarakat senantiasa mengikuti para ulama. Pengajian harus tetap jalan sekalipun harus tertatih-tatih.

    “Mengaji itu diwajibkan, dengan mengaji kita mendapatlan ilmu. Dan dengan ilmu, agama bisa tegak berdiri. Kalau agama Islam tegak, maka kehidupan kita akan makmur, tentram, damai, dan sentausa.” Demikian Kiai Dalhalnuri mengatakan dalam pengajiannya.

    Dalam kesehariannya, KKN IIQ AN NUR posko 3 selain ikut mengajar juga memberikan beberapa ilmu-ilmu agama untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang belum ada di dukuh Tubin ini.

    Yaziidunni’aam, ketua KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin mengatakan bahwa tugas KKN adalah memberikan pendidikan agama sesuai dengan kurikulum yang pas untuk anak dan masyarakat. Selain juga tentunya harus memahami psikologi kondisi di dukuh Tubin.

  • Talk Show: Santun dalam Bersosial Media

    Talk Show: Santun dalam Bersosial Media

    Bekerja sama dengan Arus Informasi Santri (AIS) Yogyakarta, KKN IIQ An Nur Posko lll yang bertempat di dusun Tubin, Sidorejo, Lendah, Kulonprogo menyelenggaralan Talk Show dengan tema ‘Santun dalam Bersosial Media’.

    Harapan Ni’am sebagai ketua Posko lll Dukuh Tubin, acara ini diselenggarakan bisa memberikan referensi yang memadai bagi muda-mudi Dukuh Tubin dalam rangka menyambut dan menyikapi derasnya arus informasi bebas yang makin tak terbendung. Atas dasar di atas, acara ini diharapkan bisa memberi manfaat.

    Acara tersebut bertempat di SD Tubin, Sabtu (10/02/2018) 19.30 Wib, acara talk show berlangsung seru. Sekira 75 muda-mudi Tubin dan sekitarnya ikut hadir dalam acara talk show malam ini.

    Hadir sebagai narasumber adalah Yusuf Hariyanto dan Aro Muhammad dari AIS Yogyakarta.

    Dihadapan peserta talk show, Yusuf Hariyanto memperkenalkan AIS JOGJA sendiri kepada hadirin dan mengenalkan akun-akun pesantren se-nusantara khususnya Jogja dan sekitarnya.

    Ia melanjutkan, bahwa kecepatan teknologi yang telah merubah arus informasi lintas negara menjadi tak terbatas adalah sebuah keniscayaan. Kemudahan mengakses segala macam konten dan informasi bisa menimbulkan kegagapan dalam menyikapinya.

    Dari penyimpangan, kejahatan, sampai ancaman nasional tersedia di depan laptop atau smartphone. Penyimpangan seperti cybersex, phonesex, chatsex, pornografi, perselingkungan, lesbian, sex party, dan lain sebagainya, perlu cara penyikapan yang lebih bijak.

    Belum lagi masalah kejahatan media sosial seperti mencuri data, mencuri uang, merusak data, prostitusi online, penipuan secara online dan sebagainya.

    Aro Muhammad sebagai pembicara kedua, mengemukakan tentang banyaknya konten hoax dan maraknya web dan blog yang berisi konten radikal. Ancaman menyebarnya berita hoax bisa menggangu ketentraman dalam hal berbangsa dan bernegara.

    Untuk menanggulangi, bahaya dari konten negatif, masih menurut Aro, seharusnya kita aktif bersosial media dengan mengisi dengan konten-konten positif.

    Setelah acara pemaparan dari kedua narasumber, sesi tanya-jawab yang berlangsung seru. Berbagai pertanyaan yang muncul berusaha dijawab oleh kedua narasumber.

    Ditemui Persma KKN IIQ An-Nur Posko lll dukuh Tubin setelah acara, Arman sebagai salah satu pengurus UKKT Mustika Bhakti Tubin mengatakan, bahwa muda-mudi memang membutuhkan Workshop seperti ini. Selain harus adanya kesadaran tentang berita hoax dan hal negatif lainnya, masalah informasi tentang kejahatan media sosial sangat bermanfaat bagi muda-mudi Dukuh Tubin.

    “Diluar dugaan kami, sungguh kegiatan seperti ini sangat berguna untuk mengarahkan muda-mudi untuk bersikap bijak dalam bersosmed. Banyak informasi penting yang memang belum kita ketahui. Selain juga bisa membuat kita lebih waspada akan kejahatan Sosmed.” Ungkap Arman.

    “Selain itu, kewaspadaan kita akan ‘serangan’ konten-konten radikal juga perlu, seperti yang dikatakan oleh kedua narasumber.” Tutup Arman.

    Bapak Waluyo sebagai kepala Dukuh Tubin, yang ikut hadir dalam acara workshop juga mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya Talk Show ini. Berharap KKN IIQ An-Nur Posko lll bisa memberikan program-program yang lain yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat Dukuh Tubin.

    *Penulis: Munawan, KKN IIQ An Nur Posko lll dukuh Tubin angkatan XIV tahun 2018.

  • Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Pembentukan nilai spiritualitas generasi muda adalah syarat mutlak untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi alasan kuat bagi Mahasiswa KKN Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta di Dusun Sapon, Siderjo, Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Salah satu yang dilakukan sebagai bukti kongkrit untuk mencapai cita-cita tersebut, mahasiswa KKN IIQ An-Nur menghidupkan kembali TPA Masjid Ar-Rahmah.

    Bak Gayung bersambut, inisiatif ini mendapatkan sambutan hangat dan positif dari masyarakat Sapon. Mewakili perasaan bahagia warga Sapon, Marzuki sebagai Takmir Masjid sekaligus sebagai Ketua Remaja Masjid mengungkapkan ucapan Terimakasih yang sebesar besarnya.

    “Yang jelas kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan KKN IIQ An-Nur. Walaupun niatan ada dari kami untuk menghidupkan kembali TPA, namun kami selalu terkendala oleh Sumber Daya Manusia, sehingga TPA di sini sudah vakum sejak 2 tahun lalu.”

    Dukungan kuat dan positif pun dibuktikan oleh para orang tua yang bersedia mengantar anak-anaknya ke TPA. Setidaknya TPA yang dimulai pada hari Ahad, 04 Februari 2018 dihadiri dan diikuti tidak kurang dari 30 anak. Kebahagiaan dan keceriaan serta semangat dan motivasi terpancar kuat dari ekspresi anak-anak yang hadir di saat itu.

    Menjaga semangat dan motivasi anak-anak Sapon untuk mengikuti TPA menjadi tanggung jawab besar bagi mahasiswa KKN IIQ An-Nur. Oleh sebab itu, mereka harus mencari formula, metode dan solusi tepat agar kegiatan TPA tersebut tidak aktif hanya pada masa KKN semata, dan kemudian vakum kembali.

    Untuk menyiasati kemungkinan di atas, maka Faikhatun Arizah dan Mila Amalia ditunjuk sebagai Pengasuh dan Koordinator TPA Ar-Rahmah. Kedua Mahasiswi IIQ An-Nur yang berasal dari Demak dan Ciamis tersebut melakukan penguatan ke internal warga Sapon dengan cara melakukan koordinasi secara aktif baik tersurat maupun persuasif.

    Selanjutnya, dengan bimbingan mahasiswa KKN IIQ An-Nur, remaja masjid akan diberi pelatihan untuk mampu memahami psikologi anak. Dengan demikian, remaja masjid lebih kreatif dalam membina santri-santri TPA sesuai dengan perkembangan usia anak. Di samping itu, anak-anak tersebut tidak mudah bosan dan tetap termotivasi serta istiqomah untuk mengikuti kegiatan TPA.

    Pada akhirnya, KKN IIQ An-Nur diharapkan tidak sekedar menjadi masa atau waktu berbagi ilmu dan amal yang sifatnya temporal bagi mahasiswa, namun juga sebagai bukti pengabdian tanpa batas yang sifatnya bisa kongkrit dan jangka panjang bagi masyarakat. Semoga KKN IIQ An-Nur Yogyakarta 2018 hadir sebagai pemberi maslahat dan manfaat bagi masyarakat. Amin…
    (Arif Nuh Safri/ed, Basyar/peserta kkn iiq 2018)

  • Mahasiswa KKN Melakukan Shalat Gerhana bersama Warga Kulon Progo

    Mahasiswa KKN Melakukan Shalat Gerhana bersama Warga Kulon Progo

    Kelompok dusun Sapon KKN IIQ di desa Sidorejo Lendah Kulon Progo, mengumumkan akan diadakannya salat Gerhana Bulan di masjid al-Ikhlas. Tidak seperti biasanya, jamaah Masjid al-Iklas Sapon, pada Rabu malam(31/01/2018), jumlahnya lebih banyak. Sejak sebelum jamaah salat Isak masyarakat sudah tampak berdatangan ke masjid. Setelah jamaah salat Isak, yang dilanjutkan dengan dzikir, Toha Ziaulhaq segera berdiri untuk memberi sedikit pengajian tentang tatacara salat gerhana.

    Setelah Ziaulhaq, menerangkan bahwa Salat Gerhana hukumnya sunat muakad, dia juga menerangkan bacaan niat. Sekalipun salat gerhana tidak wajib, namun termasuk sunah muakad, sunah yang dikukuhkan. Adapun tata caranya seperti layaknya salat sunah dua rakaat seperti biasanya, namun ruku’nya empat kali.

    Toha juga menerangkan, setelah salat selesai, akan dilanjutkan dengan khotbah seperti khotbahnya salat Ied. Pengajian berlangsung sekira lima belas menit, ditambah tanya jawab tentang apa dan bagaimana itu salat gerhana. Setelah dirasa cukup dan tidak ada pertanyaan, Toha segera memulai salat gerhana.

    Setelah salat selesai, tampil sebagai khotib adalah Syamsul Basyar, ketua KKN IIQ dusun Sapon. Dalam khotbahnya Basyar menyampaikan bahwa: kejadian gerhana adalah bukti kebesaran Alloh. Gerhana tidak ada hubungannya dengan kematian dan kehidupan seseorang.

    Mengutip hadits, Basyar mengatakan, ada tiga hal yang diperintahkan Nabi Muhammad ketika terjadi gerhana: Berdzikir, berdoa, dan memohon ampun kepada Alloh. Ia menambahkan bahwa, salat Gerhana Bulan itu tidak sama dengan menyembah bulan. Tidak pula kalau salat Gerhana Matahari itu termasuk menyembah matahari.

    Sekalipun ada ayat al-Qur’an, QS. Fushilat:37, yang mengatakan, yang artinya sebagai berikut:

    “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan, janganlah sembah Matahari maupun Bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.”

    Untuk memahami ayat tersebut, Basyar mengatakan bahwa salat gerhana bukanlah termasuk menyembah Bulan, ataupun matahari. Tetapi justru untuk mengagungkan ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

    Setelah khotbah dan salat gerhana selesai, semua jamaah saling bersalaman sambil membaca sholawat. Selesai salat gerhana, Sunardiyanto sebagai kepala dukuh Sapon mengatakan:

    “Yang jelas, kami sangat berterima kasih kepada KKN IIQ yang telah mengadakan Salat Gerhana. Ini baru pertama kalinya diadakan di masjid kami, Mas. Harapan kami, semoga KKN IIQ bisa memberikan semua ilmunya agar, masyarakat Sapon, secara sosial dan keagamaan bisa lebih meningkat lagi.” Lanjut Sunardiyanto menutup pembicaraan.

  • Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX

    Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX

    Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX
    (Tampil Nyata dan Berkarya Nyata)
    Tahun ini, Institut Ilmu al-Qur’an An-Nur selesai melaksanakan prosesi wisuda Mahasiswa/wi tepat pada hari Sabtu, 23 September 2017. Prosesi wisuda yang dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kalangan, dan profesi ini menjadi momentum pertama sebagai bentuk sumbangsih IIQ An-Nur dalam mencetak intelektual yang berbasis al-Qur’an setelah beralih status dari Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) sejak tahun 2002, menjadi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) pada tahun 2017. Dengan peralihan tersebut, diharapkan kiprah IIQ An-Nur menjadi lebih tampil nyata dan berkarya nyata bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Termasuk dalam rangka dan mengemban tanggung jawab sebagai anak bangsa dalam menjaga stabilitas dan keutuhan NKRI.
    Berdasar pada apa yang disampaikan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik, Khoirun Niyat, M.A., dari total 57 wisudawan, ada 12 orang yang meraih Cumlaude, dan 7 di antaranya mampu mengkhatamkan al-Qur’an secara baik dan sempurna. Dengan demikian, selain mendapat gelar sarjana, pun menyandang gelar yang sangat bermakna tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat, yaitu al-hafizh. Dan yang tak kalah mengagumkan adalah, 3 orang di antara 7 al-hafizh tersebut bahkan ahli dalam Qira’ah Sab’ah. Oleh sebab itu, IIQ An-Nur yang berkiprah dalam mencetak intelektual muslim berbasis al-Qur’an merupakan salah satu Perguruan Tinggi Islam yang sangat konsern dalam merawat dan memelihara tradisi turats dan Pesantren. Sehingga IIQ An-Nur tidak sekedar mencetak mahasiswa intelektual, namun juga melahirkan Mahasiswa Santri atau Santri Mahasiswa. Untuk meningkatkan capaian tersebut, pada periode berikutnya diharapkan dan semoga IIQ An-Nur mampu melahirkan intelektual muslim al-hafizh dan ahli dalam Qira’ah Sab’ah yang lebih banyak lagi. Sehingga, khashishah atau keistimewaan dan keunikan IIQ An-Nur semakin bisa mengenalkan sekaligus mengharumkan nama baik IIQ An-Nur dalam kancah yang lebih luas.
    Dalam kesempatan lain, Rektor IIQ An-Nur, Drs. Heri Kuswanto, M.Si., memaparkan bahwa IIQ An-Nur terus berbenah dalam meningkatkan kualitas sumber dayanya. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan adanya beberapa Dosen IIQ An-Nur yang diberi kesempatan untuk melanjutkan studi Doktoral di berbagai Universitas. Setidaknya, saat ini ada 7 dosen yang sedang dan akan menempuh kuliah Doktor. Bahkan tahun ini, ada empat rancangan Penelitian Tingkat Nasional dosen yang diterima dan lolos. Semua dalam rangka tampil nyata dan berkarya nyata untuk Agama, Nusa, dan Bangsa.
    Di akhir sambutannya, Rektor memberikan gambaran motivasi yang luar biasa pada semua yang hadir, secara khusus bagi para wisudawan, “Walaupun kaki berdiri di Bumi, rintangan banyak melilit, namun nama dan karya IIQ An-Nur harus mampu menjulang tinggi hingga ke langit.” Hal ini menjadi pesan yang mendalam bagi wisudawan untuk menyadari bahwa prosesi wisuda bukanlah akhir atau penutup bagi keilmuan mereka, namun justru menjadi awal atau pembuka untuk menuju ruang yang lebih dalam dan luas. Sehingga, mereka harus menyebar sebagai intelektual muslim yang bermanfaat dan membawa perubahan positif bagi dirinya, dan sekitarnya.
    Tidak kalah penting, sambutan dari Koordinator Kopertais III wilayah D.I Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., sekaligus sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan bahwa mahasiswa harus berperan dalam menjaga keutuhan NKRI. Terlebih-lebih jika mahasiswa tersebut muncul dan lahir dari keislaman yang berbasis Nahdhatul ‘Ulama (NU). Menyikapi isu yang masih terus marak di Negri ini, beliau kembali menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi sistem Khilafah di Indonesia. Selain dipandang tidak relevan dalam konteks Negara Indonesia, sistem ini pasti akan melukai sejarah Bangsa ini, termasuk di dalamnya adalah perjuangan ulama, TNI, dan pahlawan-pahlawan bangsa lainnya. Selain itu, konsep dan sistem Khilafah tidak pernah diatur dan tidak ada dalam al-Qur’an sama sekali. Namun demikian, dalam konteks dunia akademik, Perguruan Tinggi Islam harus mampu menciptakan Khalifah sebanyak mungkin dalam bidangnya masing-masing. Yaitu Khalifah yang punya nama sebagaimana didasarkan pada ajaran Islam paling awal, yaitu Iqra, dan juga memiliki daya saing kuat, sehingga mampu menang tanding dari yang lainnya. Kedua kapasitas inilah yang harus dimiliki oleh seorang Khalifah sehingga mampu mengelola dan mengendalikan khilaf dan kesalahan. Karena jika tidak, maka generasi Islam akan selalu berada di belakang dan terbelakang (khalaf).
    Berdasar pada apa yang disampaikan oleh Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., maka para wisudawan IIQ An-Nur harus tampil sebagai intelektual muslim yang sadar akan dirinya sebagai Khalifah Tuhan (pengganti atau penerus) yang berperan dalam mengelola khilaf dan kesalahan untuk membangun peradaban manusia yang bermartabat. Hal ini sebagaimana figur Rasul saw. adalah satu-satunya Sang Revolusioner yang jauh dari unsur pertumpahan darah, yaitu ketika mampu menaklukkan kota Makkah yang dikenal dengan Fathu Makkah.
    Pada akhirnya apa yang disampaikan oleh ‘Ali bin Abi Thalib menjadi pegangan yang sangat pas bagi para pencari ilmu. Al-‘Ilm Yahfazhuka, wa al-Mal Tahfazhuhu (Ilmu pasti akan menjagamu, sementara harta pasti kamu yang menjaganya). Dalam pada itu, wisudawan IIQ An-Nur yang tercipta sebagai intelektual muslim berbasis al-Qur’an serta menjaga tradisi Pesantren, diharapkan hadir dan muncul sebagai orang yang dicari dan dibutuhkan karena ilmunya, bukan menjadi orang yang sibuk dan fokus sebagai para pencari kerja. Semoga….
    (Oleh: Arif Nuh Safri, Dosen IIQ An Nur Yogyakarta)