Category: Berita

  • CUMLAUDE BAGI MAHASISWA PERGERAKAN

    CUMLAUDE BAGI MAHASISWA PERGERAKAN

    Harokati_ Sabtu (15/10) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Bantul menggelar acara wisuda program Sarjana Strata Satu (S1). Acara tersebut dilaksanakan pukul 08.00-11.00 di halaman kampus IIQ An Nur. Wisuda kali ini merupakan angkatan yang ke10 dengan jumlah wisudawan wisudawati sebanyak 54 orang. Dari jumlah tersebut 16 mahasiswa berhasil meraih aumlaude. Salah satunya adalah seorang kader PMII yang berhasil meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,57.

    Furqonia Yustiya Wati, mahasiswi yang berasal dari Pulau Dewata ini adalah seorang mahasiwi yang aktif dalam organisasi PMII. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus sebagai pengurus BEM maupun kegiatan ekstra kampus lainnya.

    Dalam perjuangannya menimba ilmu di IIQ An Nur, selama 4 tahun terakhir ia tinggal bersama saudaranya di daerah Wonokromo. Kesibukannya dalam kuliah dan oranisasi tidak membuatnya terbebani dan terhalang untuk berprestasi, justru ia mampu menjadi salah satu dari wisudawati yang berhasil meraih predikat cumlaude.

    Dalam kesempatan wawancara, tim redaksi  harokati menanyakan beberapahal mengenai keberhasilannya meraih cumlaude. “…perasaannya meraih cumlaude ya campur aduk, ya seneng ya sedih ya semuanya, intinya belum puaslah. Cumlaude-kan hanya sandangan hanya bonus aja. Semuanya itu ya berprestasi buktinya sudah wisuda menyelesaikan skripsi dengan baik, kalo masalah cumlaude itu bonus yang penting kita usaha pasti bisa, yang penting usaha, semangat, jangan males,” papar Furqonia.

    Selain itu, ia juga berpesan kepada adik-adik tingkatnya untuk tetap semangat dan rajin, baik kuliah ataupun mengikuti kegiatan dan berorganisasi jangan males dan pintarlah membagi waktu, karena dengan organisasi salah satu cara kita belajar dan mencari wawasan lebih yang bisa memudahkan kita mengerjakan skripsi.

    “…Dua bulan bisa selesailah mengerjakan skripsi kalo kita terbiasa menulis, saat sidang atau munaqosah kita juga mudah karena sudah terbiasa diskusi dan menyampaikan gagasan dalam organisasi.” Paparnya saat ditanya mengenai proses mengerjakan skripsi.

    “…Jangan lupa juga untuk selalu berdo’a dan berusaha. Kita masih perlu belajar banyak,” tambah Furqonia (Harokati/Roofi)

  • WISUDA ANGKATAN KE-10, IIQ AN NUR MELULUSKAN 54 MAHASISWA

    WISUDA ANGKATAN KE-10, IIQ AN NUR MELULUSKAN 54 MAHASISWA

    Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta menyelenggarakan wisuda ke-10 sekaligus memperingati Harlah yang ke 16 pada Sabtu 15 September 2018. Acara dimulai sejak pukul 08.00-11.00 WIB.

    Tampak wajah-wajah bahagia dari para wisudawan maupun wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya tahun ini.

    Pada tahun 2018 ini, IIQ An-Nur meluluskan sebanyak 54 sarjana, baik dari Fakultas Tarbiyah maupun Ushuludin. Pada Fakultas Tarbiyah meluluskan 46 sarjana, sedangkan Fakultas Ushuluddin meluluskan 8 sarjana. Tiga sarjana diantaranya adalah telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Enam belas diantaranya berhasil meraih predikat cumlaude.

    Pada kesempatan tersebut Rektor IIQ An-Nur, Drs. H. Heri Kuswanto M. Si. mengenalkan IIQ An Nur  dengan menyampaikan beberapa kelebihan kampus tersebut dibanding universitas lainnya.

    “IIQ An Nur aktif mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengembangan kurikulum dan management. Setelah tiga hari ke depan akan kita adakan desain pembelajaran agar para dosen lihai (jitu) dalam mengajar. Sebab setiap universitas belum tentu dibekali oleh itu. IIQ merancang dan segera merealisasikannya”, ujarnya.

    Beberapa dosen juga dikirim untuk melanjutkan jenjang studi S2 dan S3 di kampus UIN Sunan Kalijaga dan UGM. Itu sebagai bentuk upaya pengembangan yang dilakukan pihak kampus dalam mencetak sarjana yang mandiri, unggul, dan berprestasi.

    Beliau juga mengingatkan akan hadist rasul yang berbunyi, “sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya”. Oleh karena itu, beliau memberi nasihat kepada para wisudawan dan wisudawati agar mengamalkan sabda rasul tersebut.

    “Teruslah membaca, mengajar dan mengamalkan Al-Quran dimanapun berada. Nur (cahaya) Al-Quran akan senantiasa Allah kirimkan untuk menerangi hidup nanda semuanya di dunia hingga kelak di akhirat,” tambahnya.

    Sebelum sambutan berakhir, beliau tidak lupa menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan dan wisudawati.

    “Selamat kepada para wisudawan tetaplah berjaya, melaju menembus waktu dan berkiprah penuh semangat dimanapun berada. Kita berkeyakinan dengan jariyah yang kita punya kita berpisah sementara kelak pasti akan bertemu di akhirat dalam ridho Allah disurganya.

    Pada sambutan  selanjutnya, KH. Yasin Nawawi selaku Ketua Yayasan al-Ma’had An Nur menyampaikan bahwa IIQ An Nur didirikan sebagai bentuk pengabdian di bidang pendidikan  kepada negeri ini. Tujuannya untuk menyiapkan kader-kader bangsa sekarang sebagai penerus bangsa dan terus berjuanh demi agama, nusa, dan bangsa.

    IIQ an Nur merupakan pionir berdirinya perguruan tinggi dikalangan pesantren. Yang mana pesantren sekarang dituntut untuk mengikuti arus kemajuan zaman. Terutama di bidang teknologi yang berkembang pesat. Teknologi jika digunakan dengan baik akan meningkatkan keimanan kepada Allah.

    Namun, sekarang ini banyak sekali yang melakukan penyalahgunaan teknologi yang justru merusak moral anak bangsa dan menyebabkan fitnah (hoax) semakin merebak.  Oleh karena itu, beliau berharap agar semua santri dapat menyiapkan ilmu agama yang mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat.

    “Mudah-mudahan para alumnus IIQ An Nur atau Pondok Pesantren An Nur kelak menjadi pelopor kader pemimpin bangsa di masa yang akan datang.” (Fitri, Harokati)

  • Workshop Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi IIQ An Nur Yogyakarta

    Workshop Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi IIQ An Nur Yogyakarta

    Kamis, 23 Agustus 2018 Pengelola IIQ An Nur mengadakan workshop (pelatihan) penjaminan mutu perguruan tinggi yang bertempat di Auditorium lantai I IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara tersebut dihadirioleh 20 dosen yang terdiri dari seluruh pimpinan, dekan, kaprodi, kepala TU dan staf-staf lainnya. Pada pelatihan ini diisi oleh Dr. HisyamZaini, MA yang menjabat sebagai sekretaris kopertais (koordinator perguruan tinggi islam) 3 wilayah Yogyakarta.

    Pelatihan ini terdiri dari duasesi, sesi pertama pemahaman tentang kesadaran mutu dan sesi kedua penyusunan dokumen mutu.

    Penjaminan mutu ini sangatlah penting untuk perkembangan IIQ An Nur, untuk menopang hal tersebut harus mempunyai standard yang selalu berhubungan dengan kinerja perguruan tinggi dan menjadi impian semua perguruan tinggi.

    “Standard merupakan semua kriteria yang diharapkan oleh semua perguruan tinggi dan stakeholder” ungkap Hisyam Zaini.

    Heri Kuswanto menyatakan bahwa IIQ An Nur selalu melalukan perbaikan-perbaikan agar bisa menjadi perguruan tinggi yang berkualitas, baik dari segi sumberdaya manusia maupun dari segi administrasi kampus.

    “Kami merasa beruntung bisa dilatih olehBapak Doktor menjadi narasumber sekaligus melatih kami dalam mengelola kampus, untuk berkembang menjadi lebih baik sebagai perguruan tinggi swasta di Bantul.” Kata Rektor IIQ yang sekaligus menjadi pengasuh pondok pesantren lintang songo itu.

     

  • Mahasiswa IIQ An Nur Menjadi peserta terbaik ke-II pada kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta

    Mahasiswa IIQ An Nur Menjadi peserta terbaik ke-II pada kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta

    Jakarta barat, 25-27/05/2018. Diadakan kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 oleh pimpinan pusat Ikatan Pelajar Puteri Nahdatul Ulama (PP IPPNU) yang diikut sertakan oleh selurh pemimpin cabang dan pimpinan wilayah IPPNU se-Indonesia dengan jumlah perwakilan 30 dari masing-masing wilayah di Indonesia.

    Mahasiswa Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta bernama Restu Ariandini dari semester II PAI C delegasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Dakwah Institut Ilmu al-Qur’an An Nur Yogyakarta terpilih menjadi salah satu pimpinan anak cabang IPPNU Sampang-Cilacap yang ikut pada kegitan tersebut dan berhasil menjadi peserta terbaik ke-II kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018 di Jakarta lalu.

    “Alhamdulillah saya bersyukur dengan apa yang Allah takdirkan untuk saya, dan apa yang telah ikhtiarkan melalui list dreams yang saya buat seiring berjalannya waktu Allah mewujudkan satu persatu. Salah satunya adalah ini, saya bisa jalan-jalan dan membawa prestasi” Ujar Restu peserta terbaik ke-II kegiatan Da’iyah Fun Camp 2018.

    Kegiatan ini merupakan kegiatan Nasional untuk menciptakan kader-kader Dai’yah Nahdiyin yang berpegang teguh nilai Islam yang moderat dan memagang teguh persatuan bangsa Indonesia, selai itu dengan adanya kegiatan ini sangat berpengaruh untuk menularkan semangat berdakwah dikalangan kampus terlebih dikalangan wanita yang dewasa ini hampir berkurang semangat dakwahnya.

    “Kami mengapresiasi atas prestasi sahabat kami yang satu ini, luar biasa semangatnya patut kita contoh. Dan kami berharap agar sahabat kami restu membagi ilmunya pada teman-teman yang lain dan tetap menampilkan rasa rendah hati serta selalu bersukur dan tetap konsisten menjaga semangatnya” ujar Muhamad Jamaludin selaku ketua Korp Dakwah Mahasiswa.

  • Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara III PTQ Yogya

    Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara III PTQ Yogya

    Awal Ramadan yang bertepatan pada tanggal 17 Mei 2018 Korp Dakwah IIQ An Nur Yogyakarta kali ketiga mengirimkan delegasi dari divisi Daiyah. Pada kesempatan kali ini kegiatan yang diadakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta di Auditorium RRI Jogja, Jl Gejayan Yogyakarta yang diikuti oleh 32 peserta dari berbagai kampus se DIY.

    Dalam kegiatan ini Korp Dakwah Mahasiswa (KORDA) IIQ An Nur mengirimkan tiga orang peserta pada lomba Dai/Daiyah dan Tahfidz. Peserta tersebut diantaranya Khotibbul Umam dari Semeter II IAT B mata lomba Dai, Intan dari semester II IAT B mata lomba Tahfidz, Restu Ariandini dari kelas II PAI C mata lomba Daiyah yang dan berhasil meraih juara III.

    “Alhamdulillah kesempatan kali bisa menjadi Juara dan memberikan satu torehan prestasi untuk kampus IIQ An Nur Yogyakarta, sebuah usaha tidak akan pernah membohongi hasilnya.” Tegas Restu

    Selain itu Muhamad Jamaludin selaku ketua Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An NurYogyakarta mengapresiasikan hasil kerja keras teman-teman Korp Dakwah.

    “Saya sangat bangga dengan teman-teman yang selalu bekerja keras dan selalu berusaha tanpa hentinya untuk mebangun nama baik kampus kita ini dengan hasil yang kalian dapatkan itulah hasil dari latihan kalian selama ini, namun dengan begitu tidak menutup kemungkinan untuk terus berusaha dan mempertahankan prestasi ini dengan didasari sikap tawadhu.” Tegas Muhamad Jamaludin.

    Dengan adanya prestasi ini sebagai langkah awal yang dilakukakn UKM KORDA IIQ An Nur untuk mengait semangat mahasiswa dalam mengembangkan bakat yang dimiliki terlebih sebagai Mahasiswa IIQ untuk bisa tampil di depan sebagai panutan dan mengamalkan al-Qur’an dan menumbuhkan jiwa Qur’ani di masyarakat.

  • Ngabuburit: Kiai Koeswaidi Kenalkan Sufi, Musik, dan Puisi kepada Puluhan Peserta Diskusi

    Ngabuburit: Kiai Koeswaidi Kenalkan Sufi, Musik, dan Puisi kepada Puluhan Peserta Diskusi

    Pesantren Kreatif Baitul Kilmah di bawah asuhan sang penulis fenomenal, Aguk Irawan MN mengadakan diskusi umum pada hari Senin, (21/5). Tema yang diusung pada kesempatan kali ini adalah “Puisi, Musik, dan Sufi.” Dengan menghadirkan narasumber Kiai Koeswaidi Syafi’i, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi.

    Acara ini dilaksanakan di Baitul Kilmah II (Paten, Sewon, Bantul).  Puluhan audien, turut hadir dalam acara diskusi yang sudah dimulai sejak pukul 16.30 dan berakhir ketika adzan maghrib berkumandang. Empat orang diantaranya adalah dari tim buletin Harokati, delegasi dari IIQ An Nur Yogyakarta.

    Pada kesempatan itu, Kiai Koeswaidi Syafi’i menyampaikan materi tentang koridor kerohanian manusia secara singkat dan jelas. Jika dalam tema adalah “Puisi, Musik, dan Sufi”, maka beliau membaliknya menjadi “Sufi, Musik, dan Puisi”. Ini karena sufi adalah induk dari musik dan puisi.

    “Kalau tadi disebut puisi, musik, dan sufi, saya akan membaliknya menjadi sufi, musik, dan puisi. Karena induk dari ketiga poin ini adalah sufi. Kemudian pengaruhnya terhadap para audien, musik lebih kuat dibanding puisi. Karya seni yang paling berpengaruh itu musik, setelah itu puisi,” tutur Kiai Koeswaidi.

    Pertama, yaitu sufi. Menurut Kiai Koeswaidi, “sufi adalah orang yang bersih hati dan perilakunya. Sufi ini menggunakan dua perangkat, yakni hati dan ruh.”

    Perangkat pertama, hati. Sufi menggunakan hatinya untuk merasakan kedekatannya dengan Allah swt. Kedua, ruh sufi digunakan untuk menyaksikan keindahan Allah swt, yang terpercik pada segala sesuatu.

    “Si Sufi ini, kulakan sifatnya Allah Ta’ala. Kulakan keindahan dan hadzirat-Nya. Maka karena itu, terbentang luas batinnya, melebihi luasnya dunia dan akhirat sekalipun,” tambahnya.

    Poin kedua, musik. Musik merupakan hembusan angin keilahian dan hembusan langit keabadian.

    “Musik adalah hembusan angin keilahian, hembusan langit keabadian,” tambah Kiai Koeswaidi.

    Menurutnya, musik ini berkaitan erat dengan seorang sufi. Ketika seorang sudah mejadi sufi, maka setiap musik yang didengarnya dapat menggetarkan jiwa. Ia tidak lagi memilah musik yang akan didengarnya, karena semua musik sama. Ini untuk menghantarkan cumbu rayu kita kepada Allah swt, Sang Penguasa Jagad Raya.

    Agar dapat mencapai posisi tersebut, maka ia harus menyucikan hatinya, yakni dengan melakukan riyadhah yang tidak mudah. Caranya yaitu tidak tertarik dengan selain Allah swt. Seperti yang dilakukan oleh para sufi. Kemudian dimensi musikal dari Allah ini, merupakan perpanjangan dari Kemahaesaan-Nya.

    Ketiga,puisi. Pada poin ini perlu diketahui bahwa setiap sufi adalah penyair, sedangkan setiap penyair belum tentu seorang sufi. Ini karena seorang sufi berada di telaga Ilahi. Sehingga orang yang seperti itu indah perilakunya.

    Sebelum materinya berakhir, Kiai Koeswaidi mengungkapkan bahwa, “para sufi memiliki musik tersendiri, memiliki tempat rekreasi tersendiri, dan jenis keindahan tersendiri yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Jadi, sufi ini adalah jelmaan dari Kemahaindahan Allah.”

    “Jadi para sufi tugasnya adalah bermusik ria, berdendang ria, dan berpuisi ria, menjajakan keindahan Allah Ta’ala kepada apa saja dan siapa saja,” tambahnya. (Fitri, Harokati)

  • Mahasiswa Delegasi IIQ An Nur Ngabuburit Bersama Aguk Irawan MN dan Kiai Koeswaidi Syafi’i

    Mahasiswa Delegasi IIQ An Nur Ngabuburit Bersama Aguk Irawan MN dan Kiai Koeswaidi Syafi’i

    Senin, (21/5) Pesantren Kreatif Baitul Kilmah mengadakan acara ngabuburit dengan diskusi umum. Acara ini dilaksanakan di Baitul Kilmah II (Paten, Sewon, Bantul). Diskusi dimulai sejak pukul 16.30 dan dihadiri oleh puluhan peserta, diantaranya adalah mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Menariknya sang penulis fenomena Aguk Irawan MN, sebagai Pengasuh dari Pesantren Kreatif Baitul Kilmah turut hadir dalam diskusi ini.

    Narasumber yang hadir pada kesempatan kali ini adalah Kiai Koeswaidi Syafi’i. Beliau adalah pengasuh PP Maulana Rumi. Sedang tema yang diangkat adalah “Puisi, Musik, dan Sufi”. Menurut narasumber tema ini kurang tepat, yang benar adalah “Sufi, Musik, dan Puisi”.

    “Kalau tadi disebut puisi, musik, dan sufi, saya akan membaliknya menjadi sufi, musik, dan puisi. Karena induk dari ketiga poin ini adalah sufi. Kemudian pengaruhnya terhadap para audien, musik lebih kuat dibanding puisi. Karya seni yang paling berpengaruh itu musik, setelah itu puisi,” tutur Kiai Koeswaidi.

    Kegiatan ini adalah salah satu agenda yang sudah dilaksanakan sejak dulu dan sudah menjadi budaya setiap kali bulan ramadan tiba. Ini merupakan inisiatif dari Pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah. Dengan maksud agar mendapat barokah dari orang-orang yang berilmu.

    “Iya sudah jadi budaya, tentunya yang punya inisiatif adalah Pak Aguk. Beliaukan nahkodanya,” ujar Rozaq, selaku panitia acara.

    “Kalau dulu tidak seberapa dipublikasikan. Tujuannya ya, ngalap berkah dari orang-orang yang berilmu, itu kata Pak Aguk,” tambahnya.

    Acara  yang selesai pada pukul 17.34 ini tidak hanya sekedar kajian saja, tetapi diakhiri dengan buka bersama. (Diah, Harokati)

     

     

  • Tim Hadroh Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara 2 Dan Vocal Terbaik Festival Hadroh Se-DIY

    Tim Hadroh Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara 2 Dan Vocal Terbaik Festival Hadroh Se-DIY

    Dalam menyambut bulan suci ramadhan ini grup hadroh Is’adul Ahbab putera korp dakwah mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta mengikuti festival hadroh se-DIY, Ahad (13/5), di Sareman, Singosaren, Bangutapan, Bantul. Kegiatan tersebut  di ikuti oleh 23 grup hadroh se Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Muhamad Jamaludin selaku ketua Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta mengapresiasi atas prestasi kedua dari grup hadroh hadroh Is’adul Ahbab putera korp dakwah mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta.

    “Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman devisi hadroh ini selalu bersemangat dan pantang menyerah untuk selalu tampil membawa nama baik kampus kita, saya sangat mengapresiasi dan kami selaku pengurus harian Korp Dakwah ini akan mengajukan pengadaan alat hadroh kepada pihak kampus agar teman-teman devisi hadroh ini bisa memaksimalkan penampilannya terkhusus lebih serius dalam berlatih” tutur Muhamad Jamaludin.

    Dari kegiatan ini Muhamad Jamaludin selaku ketua korda berharap untuk selalu bersemangat dalam meraih prestasi selanjutnya, di samping itu ia juga berharap agar prestasi ini bisa menular ke devisi lainnya untuk membangun nama baik kampus di khalayak umum.

    Tak lupa untuk selanjutnya selaku ketua Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur ia berharap agar pihak kampus mendukung penuh apirmasi mahasiswa untuk menjaga semangat teman-teman mahasiswa IIQ agar berkarya dan menolehkan prestasi-prestasi selanjutnya.

  • Rokhim Sebarkan Semangat Menulis Melaui PJTD

    Rokhim Sebarkan Semangat Menulis Melaui PJTD

    Tim Buletin Harokati yang berada di bawah naungan Pengurus Komisariat IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD), Harokati Menulis Jilid II, Ahad (13/5). Tema yang diusung yaitu “Sang Jurnalis Dakwah”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci dengan mengambil hikmah dari sosok peretas peradaban Islam.

    Dalam kesempatan kali ini, Tim Buletin Harokati menghadirkan dua narasumber dari pihak Majalah Bangkit. Beliau adalah Fatkhul Anas, S. Pd. I. (Pimred bangkitmedia.com) dan Nur Rokhim, S. Hum (Redaktur Majalah Bangkit dan Peneliti LPTI PM). Kegiatan ini dimulai sejak pukul 09.45 dan dihadiri oleh 26 peserta, yang merupakan mahasiswa IIQ An-Nur dari berbagai jurusan.

    Sebagai narasumber, Rokhim berbagi tentang manfaat dari menulis. Manfaat dari menulis yang disampaikannya adalah pertama, menulis itu menyehatkan.  Karena dengan terbiasa menulis maka badan menjadi sehat dan  pikiran juga fress.  Kedua, menulis sebagai sarana mengikat ilmu. Jika ilmu yang dimiliki tidak diikat maka selamanya akan hilang terus. Seperti yang dikatakan sahabat Ali bin Abi Thalib, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”

    Ketiga, dengan menulis maka dapat menambah relasi dan jaringan. Keempat, menulis sebagai sarana aktualisasi diri. Manusia pada dasarnya makhluk sosial, sehingga selalu pengen dikenang. Oleh karena itu menulis sebagai bentuk aktualisasi diri.

    Kelima, mengasah daya nalar dan kecerdasan seseorang. Rumusnya adalah membaca sama dengan menullis dan menulis sama dengan membaca. Jika seseorang tidak menulis, maka ia akan menjadi apatis. Keenam, menulis sebagi sumber penghasilan.

    Beliau juga mengingatkan kepada para peserta  yang mayoritas adalah santri untuk terus menulis meneruskan perjuangan para kiai dan tokoh nasionalis. Karena  pada masa ini banyak sekali tersebar berita hoax, maka mereka yang tahu akan kebenaran dirasa ikut tanggung jawab untuk membasmi berita-berita tersebut.

    “Santri harus ikut berperang kalau tidak dosa betul,” tutur Rokhim.

    Oleh karena itu, dengan para santri ikut menulis, maka ia ikut berperang melawan para penyebar berita hoax. Seperti yang dikatakan Nazi, “Kebohongan yang dikabarkan secara terus-menerus akan menjadi kebenaran”.

    Sebelum acara berakhir, Rokhim menegaskan bahwa,“Hanya ada dua orang yang akan diingat, yaitu penulis dan yang ditulis. Kalau kita bukan siapa-siapa agar kita dikenal maka harus menulis. (Fitri, Harokati)

     

  • Qowim Ingatkan Para Peserta PJTD untuk Terus Menulis dan Menjaga Eksistensi Buletin Harokati

    Qowim Ingatkan Para Peserta PJTD untuk Terus Menulis dan Menjaga Eksistensi Buletin Harokati

    Tim Buletin Harokati yang berada di bawah naungan Pengurus Komisariat IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD), Harokati Menulis Jilid II, Ahad (13/5). Tema yang diusung yaitu “Sang Jurnalis Dakwah”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci dengan mengambil hikmah dari sosok peretas peradaban Islam.

    Dalam kesempatan kali ini, Tim Buletin Harokati menghadirkan dua narasumber dari pihak Majalah Bangkit. Beliau adalah Fatkhul Anas, S. Pd. I. (Pimred bangkitmedia.com) dan Nur Rokhim, S. Hum (Redaktur Majalah Bangkit dan Peneliti LPTI PM). Kegiatan ini dimulai sejak pukul 09.45 dan dihadiri oleh 26 peserta, yang merupakan mahasiswa IIQ An-Nur dari berbagai jurusan.

    Dalam sambutannya, Qowim Musthofa, M. Hum. (Pembimbing Tim Buletin Harokati), menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang penulis itu butuh proses yang panjang. Seorang penulis butuh waktu bertahun-tahun agar menjadi hebat dan diakui karyanya. Sebelum menjadi hebat, seorang penulis perlu belajar dari kesalahan dan kegagalan terlebih dahulu.

    “Oleh karenanya, jangan terburu-buru ingin menjadi penulis yang hebat dan diakui tulisannya,” tutur Qowim.

    Tidak lupa, beliau juga mengingatkan agar Tim Buletin Harokati terus menulis, menulis, dan menulis. Selain itu, perlu juga untuk terus menjaga solidaritas dengan selalu menjaga komunikasi antar anggota. Dengan maksud agar Tim Buletin Harokati semakin dekat, baik secara struktural, kultural, maupun emosional. Selain menjaga komunikasi antar anggota, beliau juga mengingatkan agar terus menjalin tali silaturahim dengan para senior PMII.

    Dari kegiatan ini, beliau berharap agar Tim Buletin Harokati yang sekarang tidak hanya terfokus pada eksistensi saat ini saja. Akan tetapi mereka juga perlu mengkader mahasiswa yang lain agar kaderisasi anggota Tim Buletin Harokati tidak mati.

    “Jangan sampai semangat belajar kita hanya ketika saat ini saja, tetapi yang penting adalah untuk kedepannya,” tambah Qowim.

    Acara tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. (Fitri, Harokati)

  • MENULIS, BAGIAN DARI MENGUKIR SEJARAH

    Minggu, 13 Mei 2018 pihak Pengurus Harokati yang di bawah naungan Pengurus Komisariat (PK) PMII IIQ An-Nur Yogyakarta mengadakan Pelatihan Jurnalistik Tigkat Dasar dengan mengangkat sebuah tema “Sang Jurnalis Dakwah”. Acara tersebut diadakan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci dengan mengambil hikmah dari sosok peretas peradaban Islam.

    Kegiatan ini merupakan sebuah langkah awal yang dilakukan oleh pengurus Harokati untuk menciptakan kader-kader yang nantinya dapat menulis dengan baik dan benar. Pelatihan tersebut diadakan di ruang Auditorium IIQ An-Nur yang dimulai pada pukul 09.45 WIB.

    Dalam sambutannya, Qowim Mustofa, M. Hum., berpesan bahwa menyiapkan generasi yang dapat menulis merupakan hal yang wajib dilakukan oleh kader-kader PMII saat ini. Hal tersebut menjadikan sebuah PR bagi kita selaku Mahasiswa IIQ An-Nur khususnya, baik itu senior maupun junior untuk sama-sama bekerja sama melaksanakan pesan beliau.

    Pada kesempatan kali ini, Pengurus Harokati mendatangkan dua narasumber dari pihak bangkitmedia.com. Dua narasumber tersebut yaitu Fatkhul Anas, S. Pd. I, selaku Pimred bangkitmedia.com dan Nur Rokhim, S.Hum selaku Redaktur Majalah Bangkit sekaligus peneliti LPTI PM.

    Acara yang dihadiri oleh 26 Mahasiswa ini melakukan pelatihan dasar yang mengenai berita dan artikel. Selain diberikan materi, peserta juga mempraktikannya di tempat.

    Peserta diwajibkan membuat tulisan, baik itu berita ataupun artikel. Para peserta juga disarankan untuk mengirimkan tulisan-tulisannya ke media online maupun cetak. Karena akan banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh salah satunya mendapat honor dari tulisan tersebut.

    “Semoga Harokati kedepannya lebih baik, semoga dengan adanya  acara ini, dan mahasiswa dapat lebih semangat dalam menulis. Pihak pengurus Harokati mengharapkan mahasiswa merasakan adanya keberadaan organisasi kami di kampus ini,” ucap Umi Sholikhah selaku Koordinator Harokati.

    Acara berakhir pada pukul 16.00 WIB. Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari acara ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemateri yaitu Nur Rokhim, S. Hum., “hanya ada dua orang yang dikenang sejarah, orang yang ditulis dan orang yang menulis”.

    Jadi dapat dikatakan bahwa jika kita bukan siapa-siapa, maka salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menulis. (Tri Listiyaningsih)

     

  • PMII Komisariat IIQ An Nur Bagikan Masker Gratis

    Bantul – Jumat, 11 Mei 2018. Gunung Merapi mengalami erupsi dengan mengeluarkan asap tebal (wedus gembel). Akibat erupsi tersebut terjadilah hujan abu di sekitar daerah gunung Merapi termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hujan abu memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan, karena jika terhirup dapat menyebabkan penyakit paru.

    Oleh karenanya, masyarakat perlu ekstra hati-hati dalam menjaga kesehatan dalam keadaan semacam ini. Salah satu cara dalam menjaga kesehatan tersebut adalah dengan memakai masker ketika berada di luar ruangan.

    Sebagaimana yang dilakukan oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IIQ An Nur Yogyakarta. Sejak Jumat pagi mahasiswa sudah melakukan koordinasi untuk membagi-bagikan masker gratis kepada mahasiswa dan dosen. Ini adalah salah satu aksi kecil yang dilakukan para kader sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap bencana fenomena yang sedang terjadi.

    “Mahasiswa harus peduli terhadap fenomena sosial, tidak hanya dalam pergulatan politik dan pemerintahan, tetapi juga bencana alam. Dimulai dari hal yang kecil saja, ya seperti membagikan masker gratis ini, mudah-mudahan bermanfaat.” kata Muh. Asysy’aroni selaku ketua umum PK PMII IIQ An Nur Yogyakarta.

    Asysya’roni berharap agar para kader PMII nantinya dapat beraksi lebih, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar, terutama dalam hal kepedulian terhadap sosial kemasyarakatan. (Diah, Harokati)