Tag: Mahasiswa

  • Studium General Merawat al-Qur’an Hifzan Tadabburan wa Amalan di Lingkungan Akademik

    Studium General Merawat al-Qur’an Hifzan Tadabburan wa Amalan di Lingkungan Akademik

    Yogyakarta, 30 Oktober 2023 – Hari Senin, 30 Oktober 2023, menjadi momen bersejarah di Auditorium IIQ An-Nur Yogyakarta ketika panggung bergemilang menyambut “Studium General: Merawat al-Qur’an Hifzan Tadabburan wa Amalan di Lingkungan Akademik.” Acara ini adalah inisiatif spektakuler dari Lembaga Tahfid dan Tahsin al-Qur’an (LTTQ) IIQ An-Nur yang dihadiri oleh 180 mahasiswa bersemangat.

    Pembicara utama acara ini adalah tokoh pencerahan, KH. Muslim Nawawi, yang juga menjabat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem. Dalam pidatonya yang penuh inspirasi, KH. Muslim Nawawi memberikan petuah emas, “Baca al-Qur’an dengan lidah fasihmu, pikirkanlah dengan akal jernih, tadabbur dengan hati sucimu, amalkanlah dengan seluruh anggota badanmu.” Pesan ini menyulut semangat dan antusiasme dalam diri para mahasiswa untuk lebih mendalam dalam memahami al-Qur’an.

    Keynote speaker, Dr. Munjahid, MA, hadir sebagai sosok bijak yang memberikan perspektif berharga. Dalam pidatonya yang memikat, Dr. Munjahid menyampaikan, “Sebagai mahasiswa yang menghafal al-Qur’an, kita harus mahir dalam seni mengelola waktu. Ingatlah, orang sukses adalah mereka yang sibuk, tetapi mampu membagi waktu dengan bijaksana.” Pemikiran ini merangsang mahasiswa untuk merancang strategi waktu yang efisien dalam perjalanan akademik mereka.

    Acara ini dibanjiri semangat oleh Dr. Taufiq Ridho, M.Pd, yang berperan sebagai moderator ulung. Dia memastikan agar seluruh acara berjalan lancar dan interaktif, memfasilitasi diskusi yang mendalam dan tanya jawab yang memikat.

    Khoirul Imam, M.Ag, Ketua Lembaga Tahfid dan Tahsin al-Qur’an (LTTQ) IIQ An-Nur, membuka acara dengan kata-kata yang sarat makna, “Semoga acara ini menjadi sumber ilmu dan inspirasi bagi kita semua.” Pesan positif ini menciptakan atmosfer yang membara di antara para peserta.

    “Studium General “Merawat al-Qur’an Hifzan Tadabburan wa Amalan di Lingkungan Akademik” di Auditorium IIQ An-Nur Yogyakarta” adalah bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi dan spiritualitas dapat tumbuh bersama. Dengan para pembicara yang karismatik dan peserta yang bersemangat, acara ini tidak hanya menghidupkan semangat spiritual, tetapi juga memberikan wawasan berharga kepada mahasiswa tentang pentingnya menjaga al-Qur’an sebagai bagian integral dalam kehidupan akademik mereka.

  • Peringatan Maulid Nabi Saw dan Hari Santri Nasional Fak. Ushuludin Mengadakan Simaan Al-Quran

    Peringatan Maulid Nabi Saw dan Hari Santri Nasional Fak. Ushuludin Mengadakan Simaan Al-Quran

    Rabu, 20 Oktober 2021, mahasiswa Fakultas Ushuluddin melaksanakan sima’an Al-Qur’an 30 juz bil hifdzi, mujahadah pembacaan sholawat jibril dan tahlil. Acara ini digerakkan oleh DEMA Fakultas Ushuludin & Lingkar Studi Ilmu Quran dan Hadis (LSIQH) IIQ An Nur Yogyakarta.

    Acara ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh KH. Ikhsanuddin, MSI selaku Dekan Fakultas Ushuluddin. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kegiatan tersebut. Berharap kegiatan seperti ini  akan menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin utamanya untuk mahasiswa yang ikut program tahfidz.

    Karena kegiatan sima’an Al-Qur’an seperti ini sangat membantu mahasiswa yang sedang menghafalkan Al-Qur’an dan sudah selesai menghafalkan dalam menjaga hafalannya.

    “Menghafalkan Al-Qur’an adalah fardu kifayah dan jika sudah menghafalkan Al-Qur’an maka hukum menjaga hafalannya adalah wajib. Maka, salah satu bentuk menjaga hafalan tersebut adalah dengan melakukan sima’an seperti ini”, sebut beliau dalam sambutan itu. 

    Setelah dekan fakultas Ushuluddin membuka acara sima’an dan mujahadah, segenap mahasiswa Ushuluddin memulai pembacaan sima’an yang sudah dibagi sebelum acara dimulai.

    Kegiatan sima’an dibagi menjadi tiga majelis, majelis I yaitu juz 1-10 di lobby depan kampus IIQ An Nur, majelis II  yaitu juz 11-20 di lobby lantai 2 kampus IIQ An Nur,  dan majelis III yaitu juz 21-30 di ruang auditorium.

    Simaan Al-Quran Fakultas Ushludin IIQ An Nur

    Adapun sholawat jibril yang diperoleh sebanyak 5500 sholawat melebihi dari target panitia yaitu 3000 sholawat. Pembacaan sholawat jibril tidak seluruhnya dilakukan di kampus, melainkan sebagian mahasiswa yang keberadaannya masih di luar Jogja membaca di kediaman masing-masing. Karena dengan demikian, seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin baik yang ikut kuliah luring maupun daring turut berpartisipasi dalam acara ini.

    Pembacaan juz sima’an Al-Qur’an  yang sudah dibagi menjadi tiga majelis ini dimulai sekitar pukul 10.30 WIB dan selesai pukul 15.30 yang ditutup dengan tahlil serta do’a takhtim oleh Qowim Musthofa, M.Hum salah satu dosen IIQ An Nur dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin.

    Pewarta Nera Afriyanti
    Penulis Nera Afriyanti
    Penyunting Qowim Musthofa

  • KH. Muslim Nawawi Sampaikan Strategi Menghafal Al-Qur’an di IIQ An Nur

    KH. Muslim Nawawi Sampaikan Strategi Menghafal Al-Qur’an di IIQ An Nur

    Senin, 18 Oktober 2021, KH Muslim Nawawi memberikan materi Kuliah Umum Tahfidz kepada mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Dengan bertajuk “Strategi Sukses Menghafal Al Qur’an”, harapannya kuliah umum ini bisa memberikan wawasan kepada para mahasiswa terkait pentingnya menghafal Al Qur’an.

    Adapun acara diselenggarakan di ruang auditorium dengan dihadiri oleh Rektor IIQ An Nur Dr. Shihabul Millah, MA., Wakil Rektor III Dr. Khoirun Niat, M.A, selaku moderator, serta jajaran dosen dan segenap mahasiswa. Kuliah umum ini diselenggarakan di luar jaringan (luring) sekaligus dalam jaringan (daring). Hal itu dilakukan agar mahasiswa yang masih berada di rumah masing-masing juga dapat mengikuti dan mendapatkan ilmu dalam kuliah umum tersebut.

    Dalam sambutannya, Dr. Shihabul Millah, MA. memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Menurut beliau, kuliah umum tahfidz ini menjadi agenda penting, mengingat bahwa keberadaan kampus IIQ An Nur tidak bisa lepas dari lembaga Pondok Pesantren An Nur yang mempunyai basic tahfidzul qur’an. Beliau juga mengucapkan banyak terima kasih kepada KH. Muslim Nawawi selaku pengasuh Pondok Pesantren An Nur yang berkenan menjadi narasumber dalam kuliah umum tahfidz tersebut. 

    Terkait tema yang diangkat, KH Muslim Nawawi banyak memaparkan materi mengahafal strategi menghafal Alqur’an dan kiat-kiat dalam menjaga hafalan. Beliau juga memberikan pesan kepada para mahasiswa agar tidak menyalahartikan keberadaan mata kuliah tahfidz yang ada di kampus sebagai beban. Akan tetapi, mata kuliah tahfidz ini justru harus dijadikan semangat, karena tahfidz inilah yang akan memberikan nilai keberkahan terhadap ilmu-ilmu yang lain, bahkan kelak menjadi bekal bagi kehidupan akhirat.

    Beliau menekankan bahwa untuk bisa menghafal Alqur’an, seseorang tidak harus mempunyai kemampuan lebih, akan tetapi yang harus dimiliki adalah kemauan yang besar. 

    “Untuk menghafalkan Alqur’an itu tidak dibutuhkan kemampuan yang lebih, tapi yang dibutuhkan adalah kemauan yang lebih”, papar beliau. 

    Beliau menambahkan bahwa, setelah mempunyai kemauan lebih, maka yang harus dilakukan adalah melaksanakan kemauan untuk menghafai tersebut dengan sepenuh hati. Beliau menambahkan;

    ”Kalau sudah ada kemauan yang lebih, maka harus dilaksanakan dengan sepenuh hati. Kalau setengah hati, dijamin sampeyan akan menjumpai kesulitan setengah mati”

    Di sela-sela pemaparan materi, KH. Muslim Nawawi juga mengajak para mahasiswa untuk mempraktikkan secara langsung kiat-kiat dalam mengatasi kesulitan ketika menghafal Alqur’an. Selain itu, beliau berpesan agar kesulitan yang dialami dalam menghafal harus dipandang sebagai kemudahan.

    “Pandanglah ayat-ayat yang sama jangan sebagai kesulitan tapi justru sebagai kemudahan”, begitu pesan beliau. Selanjutnya acara ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh beliau. 

    Pewarta Muti’atul Chasanah
    Penulis Muti’atul Chasanah
    Penyunting Qowim Musthofa

  • KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    Kelompok Studi Ekonomi Syariah (KSEI) IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan acara seminar umum dengan tema, “Akselerasi Ekonomi Syariah terhadap Stakeholder Perbankan Syariah,” Sabtu (24/2). Seminar ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta, seperti UIN Sunan Kalijaga, IIQ An-Nur Yogyakarta, STEBI Al-Muhsin, UNY, UMY, UII, STEI Yogyakarta, dan Alma Ata.

    Narasumber yang dihadirkan yakni Mohammad Fauzi, Lc. M.H., sebagai Ketua Prodi Ekonomi Syariah IIQ An-Nur dan Lutvia Monda, Lc. M.Sc., perempuan asli Sumenep yang berhasil mendapat gelar S2 di Durham University, UK.

    Sebagai narasumber pertama, Fauzi menyampaikan urgensi ekonomi syariah dengan mengibaratkan realisasi ekonomi syariah dengan sebuah bangunan.

    “Ibarat sebuah bangunan, akidah berada pada lantai dasar.  Lantai selanjutnya terdapat syariah dan akhlak. Kemudian pada tingkat ketiga terdapat ukuwah Islamiyah. Dari masing-masing lantai tersebut terdapat tiang yang menjadi pokok bangunan yaitu keadilan, keseimbangan serta kemaslahatan. Keadilan merupakan tonggak dari ketiga poin tersebut,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tujuan utama dari sistem ekonomi syariah adalah terciptanya al-Falah, yakni kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia.  Poin tersebut sejalan dengan visi perbankan syariah. Oleh karenanya, krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 lalu dapat diminimalisir dengan adanya bank yang menerapkan sistem ekonomi syariah.

    Lutvia sebagai pembicara kedua menjelaskan penerapan dari sistem ekonomi syariah dapat berhasil menyelamatkan dan bahkan memajukan beberapa negara Islam di dunia.

    “Dari sepuluh negara dengan keuangan syariah terbesar di dunia, Indonesia berada pada nomor sembilan. Dengan didominasi oleh sukuk atau surat hutang berharga,” katanya.

    Tidak kalah pentingnya, negara maju seperti Inggris pun sudah memiliki bank yang mengadopsi sistem ekonomi syariah karena dirasa lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, dia juga menambahkan beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah.

    “Terdapat beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah yaitu penguatan kapasitas kelembagaan industri jasa keuangan syariah, peningkatan ketersediaan dan keragaman produk keuangan syariah, pemanfaatan Fintech dalam rangka akses kapasitas SDM, serta peningkatan koordinasi antar pemangku pengembangan keuangan syariah di Indonesia,” tambahnya.

    Pada akhir acara, dia menekankan bahwa perlu ada peningkatkan ekonomi syariah dengan meningkatan literasi tentang ekonomi syariah dan memanfaatan fintech dalam kehidupan sehari-hari. (Fitri/25/03/2018)

  • Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Pembentukan nilai spiritualitas generasi muda adalah syarat mutlak untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi alasan kuat bagi Mahasiswa KKN Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta di Dusun Sapon, Siderjo, Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Salah satu yang dilakukan sebagai bukti kongkrit untuk mencapai cita-cita tersebut, mahasiswa KKN IIQ An-Nur menghidupkan kembali TPA Masjid Ar-Rahmah.

    Bak Gayung bersambut, inisiatif ini mendapatkan sambutan hangat dan positif dari masyarakat Sapon. Mewakili perasaan bahagia warga Sapon, Marzuki sebagai Takmir Masjid sekaligus sebagai Ketua Remaja Masjid mengungkapkan ucapan Terimakasih yang sebesar besarnya.

    “Yang jelas kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan KKN IIQ An-Nur. Walaupun niatan ada dari kami untuk menghidupkan kembali TPA, namun kami selalu terkendala oleh Sumber Daya Manusia, sehingga TPA di sini sudah vakum sejak 2 tahun lalu.”

    Dukungan kuat dan positif pun dibuktikan oleh para orang tua yang bersedia mengantar anak-anaknya ke TPA. Setidaknya TPA yang dimulai pada hari Ahad, 04 Februari 2018 dihadiri dan diikuti tidak kurang dari 30 anak. Kebahagiaan dan keceriaan serta semangat dan motivasi terpancar kuat dari ekspresi anak-anak yang hadir di saat itu.

    Menjaga semangat dan motivasi anak-anak Sapon untuk mengikuti TPA menjadi tanggung jawab besar bagi mahasiswa KKN IIQ An-Nur. Oleh sebab itu, mereka harus mencari formula, metode dan solusi tepat agar kegiatan TPA tersebut tidak aktif hanya pada masa KKN semata, dan kemudian vakum kembali.

    Untuk menyiasati kemungkinan di atas, maka Faikhatun Arizah dan Mila Amalia ditunjuk sebagai Pengasuh dan Koordinator TPA Ar-Rahmah. Kedua Mahasiswi IIQ An-Nur yang berasal dari Demak dan Ciamis tersebut melakukan penguatan ke internal warga Sapon dengan cara melakukan koordinasi secara aktif baik tersurat maupun persuasif.

    Selanjutnya, dengan bimbingan mahasiswa KKN IIQ An-Nur, remaja masjid akan diberi pelatihan untuk mampu memahami psikologi anak. Dengan demikian, remaja masjid lebih kreatif dalam membina santri-santri TPA sesuai dengan perkembangan usia anak. Di samping itu, anak-anak tersebut tidak mudah bosan dan tetap termotivasi serta istiqomah untuk mengikuti kegiatan TPA.

    Pada akhirnya, KKN IIQ An-Nur diharapkan tidak sekedar menjadi masa atau waktu berbagi ilmu dan amal yang sifatnya temporal bagi mahasiswa, namun juga sebagai bukti pengabdian tanpa batas yang sifatnya bisa kongkrit dan jangka panjang bagi masyarakat. Semoga KKN IIQ An-Nur Yogyakarta 2018 hadir sebagai pemberi maslahat dan manfaat bagi masyarakat. Amin…
    (Arif Nuh Safri/ed, Basyar/peserta kkn iiq 2018)