Blog

  • Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Mahasiswa KKN IIQ An-Nur Hidupkan Kembali TPA di Sapon Kulon Progo

    Pembentukan nilai spiritualitas generasi muda adalah syarat mutlak untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi alasan kuat bagi Mahasiswa KKN Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta di Dusun Sapon, Siderjo, Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Salah satu yang dilakukan sebagai bukti kongkrit untuk mencapai cita-cita tersebut, mahasiswa KKN IIQ An-Nur menghidupkan kembali TPA Masjid Ar-Rahmah.

    Bak Gayung bersambut, inisiatif ini mendapatkan sambutan hangat dan positif dari masyarakat Sapon. Mewakili perasaan bahagia warga Sapon, Marzuki sebagai Takmir Masjid sekaligus sebagai Ketua Remaja Masjid mengungkapkan ucapan Terimakasih yang sebesar besarnya.

    “Yang jelas kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan KKN IIQ An-Nur. Walaupun niatan ada dari kami untuk menghidupkan kembali TPA, namun kami selalu terkendala oleh Sumber Daya Manusia, sehingga TPA di sini sudah vakum sejak 2 tahun lalu.”

    Dukungan kuat dan positif pun dibuktikan oleh para orang tua yang bersedia mengantar anak-anaknya ke TPA. Setidaknya TPA yang dimulai pada hari Ahad, 04 Februari 2018 dihadiri dan diikuti tidak kurang dari 30 anak. Kebahagiaan dan keceriaan serta semangat dan motivasi terpancar kuat dari ekspresi anak-anak yang hadir di saat itu.

    Menjaga semangat dan motivasi anak-anak Sapon untuk mengikuti TPA menjadi tanggung jawab besar bagi mahasiswa KKN IIQ An-Nur. Oleh sebab itu, mereka harus mencari formula, metode dan solusi tepat agar kegiatan TPA tersebut tidak aktif hanya pada masa KKN semata, dan kemudian vakum kembali.

    Untuk menyiasati kemungkinan di atas, maka Faikhatun Arizah dan Mila Amalia ditunjuk sebagai Pengasuh dan Koordinator TPA Ar-Rahmah. Kedua Mahasiswi IIQ An-Nur yang berasal dari Demak dan Ciamis tersebut melakukan penguatan ke internal warga Sapon dengan cara melakukan koordinasi secara aktif baik tersurat maupun persuasif.

    Selanjutnya, dengan bimbingan mahasiswa KKN IIQ An-Nur, remaja masjid akan diberi pelatihan untuk mampu memahami psikologi anak. Dengan demikian, remaja masjid lebih kreatif dalam membina santri-santri TPA sesuai dengan perkembangan usia anak. Di samping itu, anak-anak tersebut tidak mudah bosan dan tetap termotivasi serta istiqomah untuk mengikuti kegiatan TPA.

    Pada akhirnya, KKN IIQ An-Nur diharapkan tidak sekedar menjadi masa atau waktu berbagi ilmu dan amal yang sifatnya temporal bagi mahasiswa, namun juga sebagai bukti pengabdian tanpa batas yang sifatnya bisa kongkrit dan jangka panjang bagi masyarakat. Semoga KKN IIQ An-Nur Yogyakarta 2018 hadir sebagai pemberi maslahat dan manfaat bagi masyarakat. Amin…
    (Arif Nuh Safri/ed, Basyar/peserta kkn iiq 2018)

  • Mahasiswa KKN Melakukan Shalat Gerhana bersama Warga Kulon Progo

    Mahasiswa KKN Melakukan Shalat Gerhana bersama Warga Kulon Progo

    Kelompok dusun Sapon KKN IIQ di desa Sidorejo Lendah Kulon Progo, mengumumkan akan diadakannya salat Gerhana Bulan di masjid al-Ikhlas. Tidak seperti biasanya, jamaah Masjid al-Iklas Sapon, pada Rabu malam(31/01/2018), jumlahnya lebih banyak. Sejak sebelum jamaah salat Isak masyarakat sudah tampak berdatangan ke masjid. Setelah jamaah salat Isak, yang dilanjutkan dengan dzikir, Toha Ziaulhaq segera berdiri untuk memberi sedikit pengajian tentang tatacara salat gerhana.

    Setelah Ziaulhaq, menerangkan bahwa Salat Gerhana hukumnya sunat muakad, dia juga menerangkan bacaan niat. Sekalipun salat gerhana tidak wajib, namun termasuk sunah muakad, sunah yang dikukuhkan. Adapun tata caranya seperti layaknya salat sunah dua rakaat seperti biasanya, namun ruku’nya empat kali.

    Toha juga menerangkan, setelah salat selesai, akan dilanjutkan dengan khotbah seperti khotbahnya salat Ied. Pengajian berlangsung sekira lima belas menit, ditambah tanya jawab tentang apa dan bagaimana itu salat gerhana. Setelah dirasa cukup dan tidak ada pertanyaan, Toha segera memulai salat gerhana.

    Setelah salat selesai, tampil sebagai khotib adalah Syamsul Basyar, ketua KKN IIQ dusun Sapon. Dalam khotbahnya Basyar menyampaikan bahwa: kejadian gerhana adalah bukti kebesaran Alloh. Gerhana tidak ada hubungannya dengan kematian dan kehidupan seseorang.

    Mengutip hadits, Basyar mengatakan, ada tiga hal yang diperintahkan Nabi Muhammad ketika terjadi gerhana: Berdzikir, berdoa, dan memohon ampun kepada Alloh. Ia menambahkan bahwa, salat Gerhana Bulan itu tidak sama dengan menyembah bulan. Tidak pula kalau salat Gerhana Matahari itu termasuk menyembah matahari.

    Sekalipun ada ayat al-Qur’an, QS. Fushilat:37, yang mengatakan, yang artinya sebagai berikut:

    “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan, janganlah sembah Matahari maupun Bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.”

    Untuk memahami ayat tersebut, Basyar mengatakan bahwa salat gerhana bukanlah termasuk menyembah Bulan, ataupun matahari. Tetapi justru untuk mengagungkan ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

    Setelah khotbah dan salat gerhana selesai, semua jamaah saling bersalaman sambil membaca sholawat. Selesai salat gerhana, Sunardiyanto sebagai kepala dukuh Sapon mengatakan:

    “Yang jelas, kami sangat berterima kasih kepada KKN IIQ yang telah mengadakan Salat Gerhana. Ini baru pertama kalinya diadakan di masjid kami, Mas. Harapan kami, semoga KKN IIQ bisa memberikan semua ilmunya agar, masyarakat Sapon, secara sosial dan keagamaan bisa lebih meningkat lagi.” Lanjut Sunardiyanto menutup pembicaraan.

  • BANTUAN IIQ AN NUR KEPADA KORBAN BADAI CEMPAKA DIY

    BANTUAN IIQ AN NUR KEPADA KORBAN BADAI CEMPAKA DIY

    Kepedulian Intitut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta, terhadap korban bencana masih berlanjut, sabtu 6 Januari 2018 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat melalui IIQ An Nur Peduli, menyerahkan batuan pasca bencana (recovery) kepada Pondok Pesantren terdampak banjir dan longsor badai cempaka di Tubin Sidorejo Lendah Kulonprogo. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua IIQ An Nur Peduli Ali Mustaqim M.Pd.I kepada Pimpinan Pondok Pesantren Bapak KH. Abdullah Suroso didampingi Kepala Desa Sidorejo bapak Sutrisna, serta beberapa tokoh masyarakat di Dusun Tubin Sidorejo Lendah Kulon Progo.

    Ikut serta dalam rombongan tersebut, Kepala Lembaga Pegabdian Masyarakat IIQ An Nur Muslim, S.Pd.I, M.Pd, Kordinator Relawan IIQ An Nur Peduli Muhamamad Tsani, M.Pd.I, dan beberapa Dosen serta perwakilan mahasiswa. Dalam sambutannya Ali Mustaqim M.Pd.I mengatakan bantuan tersebut merupakan bentuk keprehatinan dan kepedulian IIQ An Nur terhadap bencana yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta, bencana ini juga berdampak pada pondok pesantren yang mulai di rintis oleh KH. Abdullah Suroso. Ali Mustaqim menegaskan bantuan yang diperoleh dari para dosen, karyawan, dan mahasiswa IIQ An Nur serta masyarakat ini merupakan amanah yang harus kami sampaikan, semoga bantuan yang kami salurkan disini dan ditempat-tempat lain dapat mengurangi beban bagi mereka yang kena dampak bencana.

    Sementara itu Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat Muslim, S.Pd.I, M.Pd. mengatakan penyerahan batuan pasca bencana (recovery), ini merupakan aksi lanjutan dari aksi tanggab bencana yang dilaksanakan oleh tim IIQ An Nur Peduli. Sebelumnya kami melalui IIQ An Nur Peduli telah menurunkan relawan untuk membatu korban di daerah Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta, mereka selain memberi bantuan makanan dan kebutuhan pokok, juga membantu warga membersihkan fasilitas umum seperti Jalan dan Masjid. Lebih lanjut Muslim menjelaskan bahwa batuan pasca bencana hari ini (6 Januari 2018) dilaksanakan secara serentak di tiga titik, yaitu: pertama di Pondok Pesantren Tubin Sidorejo Lendah Kulonprogo dengan bantuan 50 Sak semen, kedua di Giriloyo Imogiri Bantul paket sembako dan dana, dan ketiga di Pengkok Sriharjo Imogiri Bantul paket sembako dan dana. (Mus)

  • PEMBEKALAN KKN IIQ AN-NUR YOGYAKARTA

    PEMBEKALAN KKN IIQ AN-NUR YOGYAKARTA

    Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti Pembekalan KKN pada hari Sabtu, 30 Desember 2017 di Auditorium IIQ An-Nur sangat positif. Hal ini diharapkan sebagai signal yang bagus untuk membuktikan bahwa mahasiswa IIQ An-Nur bukan sekedar pencari ilmu dan penuntut ilmu, namun juga sebagai penyebar dan pengamal ilmu, hingga siap menjadi agen perubahan. Dengan tujuan inilah, maka para peserta KKN harus mampu menjadikan kesempatan ini sebagai ladang dalam mengamalkan nilai-nilai al-Qur’an yang berdampak pada kemaslahatan masyarakat.

    Pelaksanaan KKN pada tahun ini diharapkan jauh lebih berkualitas dan mendatangkan manfaat kepada masyarakat. Demikian diungkapkan oleh Ketua Panitia sekaligus Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat IIQ An-Nur Yogyakarta, Muslim., S.Pd.I, M.Pd. Oleh sebab itu, pengetatan proses dan persyaratan peserta KKN semakin dimaksimalkan dan difokuskan pada pembinaan diri para calon peserta. Setidaknya setiap calon peserta KKN harus lulus Baca Tulis al-Qur’an, dan Khutbah Jum’at sesuai dengan standar yang ditentukan oleh IIQ An-Nur. Beliau menambahkan, agar KKN IIQ terus berbenah dan memaksimalkan perannya dalam menumbuhkan kreatifitas dan dharma mahasiswa.

    Untuk menambahkan apa yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Drs. Heri Kuswanto.,M.Si. selaku Rektor IIQ An-Nur menyampaikan agar nilai-nilai dan moral agama Islam, yaitu al-Qur’an tetap melekat pada diri mahasiswa peserta KKN. Beliau menegaskan bahwa, KKN bukanlah sekedar formalitas atau kegiatan Akademik semata yang hanya dilaksanakan sebagai pelengkap persyaratan untuk menempuh dan menyelesaikan studi sarjana. Akan tetapi, kesempatan KKN harus dijadikan sebagai wadah dan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori keilmuan yang didapat di bangku kuliah. Di samping itu, kesempatan ini menjadi hal penting bagi setiap mahasiswa untuk memahami, baik memahami diri sendiri, memahami teman, dan memahami masyarakat. Oleh sebab itu, kehadiran mahasiswa IIQ di masyarakat harus menjadi pemberi solusi dan kemaslahatan bagi sekitarnya.

    Sebagai penutup dan nasehat pamungkas, KH. Yasin Nawawi sebagai Ketua Yayasan An-Nur berpesan kepada seluruh peserta KKN untuk menyadari bahwa di pundak mereka ada tanggung jawab yang sangat besar. Tidak hanya tanggung jawab pribadi, namun juga tanggung jawab Institusi IIQ, dan terlebih-lebih tanggung jawab agama Islam. Hal ini karena mereka menjunjung nama al-Qur’an yang tidak hanya sebagai Prinsip Dasar IIQ, namun juga Kitab Suci umat Islam yang sangat sakral.

    Beliau menambahkan agar peserta KKN harus menggali kreatifitas, perspektif, dan kepekaan dalam menjalani masa KKN. Ketiga hal inilah yang menjadi kunci sukses mahasiswa dalam bermasyarakat. Namun demikian, ketiga prinsip ini harus diisi dengan nilai manfaat dan maslahat. Hal ini disebabkan karena, prinsip dan kesadaran untuk menjadi bermanfaat dan mendatangkan maslahat akan otomatis mengasah ketiga hal di atas. Selain itu, masih menurut KH. Yasin Nawawi, bahwa kemanfaatan serta kemaslahatan insya Allah akan membawa keberkahan. Pada akhirnya, inilah yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad saw., “Sebaik-baik Manusia adalah yang Paling Bermanfaat bagi Manusia”.

    Dalam pada itu, semoga KKN IIQ tahun ini, yang akan diterjunkan pada tanggal 20 Januari 2018 di Desa Sidorejo, Kulon Progo, mampu memberikan perubahan positif, membawa manfaat dan maslahat serta kesan baik kepada masyarakat sekitarnya. Amin.

  • Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX

    Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX

    Wisuda IIQ An-Nur Angkatan IX
    (Tampil Nyata dan Berkarya Nyata)
    Tahun ini, Institut Ilmu al-Qur’an An-Nur selesai melaksanakan prosesi wisuda Mahasiswa/wi tepat pada hari Sabtu, 23 September 2017. Prosesi wisuda yang dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kalangan, dan profesi ini menjadi momentum pertama sebagai bentuk sumbangsih IIQ An-Nur dalam mencetak intelektual yang berbasis al-Qur’an setelah beralih status dari Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) sejak tahun 2002, menjadi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) pada tahun 2017. Dengan peralihan tersebut, diharapkan kiprah IIQ An-Nur menjadi lebih tampil nyata dan berkarya nyata bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Termasuk dalam rangka dan mengemban tanggung jawab sebagai anak bangsa dalam menjaga stabilitas dan keutuhan NKRI.
    Berdasar pada apa yang disampaikan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik, Khoirun Niyat, M.A., dari total 57 wisudawan, ada 12 orang yang meraih Cumlaude, dan 7 di antaranya mampu mengkhatamkan al-Qur’an secara baik dan sempurna. Dengan demikian, selain mendapat gelar sarjana, pun menyandang gelar yang sangat bermakna tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat, yaitu al-hafizh. Dan yang tak kalah mengagumkan adalah, 3 orang di antara 7 al-hafizh tersebut bahkan ahli dalam Qira’ah Sab’ah. Oleh sebab itu, IIQ An-Nur yang berkiprah dalam mencetak intelektual muslim berbasis al-Qur’an merupakan salah satu Perguruan Tinggi Islam yang sangat konsern dalam merawat dan memelihara tradisi turats dan Pesantren. Sehingga IIQ An-Nur tidak sekedar mencetak mahasiswa intelektual, namun juga melahirkan Mahasiswa Santri atau Santri Mahasiswa. Untuk meningkatkan capaian tersebut, pada periode berikutnya diharapkan dan semoga IIQ An-Nur mampu melahirkan intelektual muslim al-hafizh dan ahli dalam Qira’ah Sab’ah yang lebih banyak lagi. Sehingga, khashishah atau keistimewaan dan keunikan IIQ An-Nur semakin bisa mengenalkan sekaligus mengharumkan nama baik IIQ An-Nur dalam kancah yang lebih luas.
    Dalam kesempatan lain, Rektor IIQ An-Nur, Drs. Heri Kuswanto, M.Si., memaparkan bahwa IIQ An-Nur terus berbenah dalam meningkatkan kualitas sumber dayanya. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan adanya beberapa Dosen IIQ An-Nur yang diberi kesempatan untuk melanjutkan studi Doktoral di berbagai Universitas. Setidaknya, saat ini ada 7 dosen yang sedang dan akan menempuh kuliah Doktor. Bahkan tahun ini, ada empat rancangan Penelitian Tingkat Nasional dosen yang diterima dan lolos. Semua dalam rangka tampil nyata dan berkarya nyata untuk Agama, Nusa, dan Bangsa.
    Di akhir sambutannya, Rektor memberikan gambaran motivasi yang luar biasa pada semua yang hadir, secara khusus bagi para wisudawan, “Walaupun kaki berdiri di Bumi, rintangan banyak melilit, namun nama dan karya IIQ An-Nur harus mampu menjulang tinggi hingga ke langit.” Hal ini menjadi pesan yang mendalam bagi wisudawan untuk menyadari bahwa prosesi wisuda bukanlah akhir atau penutup bagi keilmuan mereka, namun justru menjadi awal atau pembuka untuk menuju ruang yang lebih dalam dan luas. Sehingga, mereka harus menyebar sebagai intelektual muslim yang bermanfaat dan membawa perubahan positif bagi dirinya, dan sekitarnya.
    Tidak kalah penting, sambutan dari Koordinator Kopertais III wilayah D.I Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., sekaligus sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan bahwa mahasiswa harus berperan dalam menjaga keutuhan NKRI. Terlebih-lebih jika mahasiswa tersebut muncul dan lahir dari keislaman yang berbasis Nahdhatul ‘Ulama (NU). Menyikapi isu yang masih terus marak di Negri ini, beliau kembali menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi sistem Khilafah di Indonesia. Selain dipandang tidak relevan dalam konteks Negara Indonesia, sistem ini pasti akan melukai sejarah Bangsa ini, termasuk di dalamnya adalah perjuangan ulama, TNI, dan pahlawan-pahlawan bangsa lainnya. Selain itu, konsep dan sistem Khilafah tidak pernah diatur dan tidak ada dalam al-Qur’an sama sekali. Namun demikian, dalam konteks dunia akademik, Perguruan Tinggi Islam harus mampu menciptakan Khalifah sebanyak mungkin dalam bidangnya masing-masing. Yaitu Khalifah yang punya nama sebagaimana didasarkan pada ajaran Islam paling awal, yaitu Iqra, dan juga memiliki daya saing kuat, sehingga mampu menang tanding dari yang lainnya. Kedua kapasitas inilah yang harus dimiliki oleh seorang Khalifah sehingga mampu mengelola dan mengendalikan khilaf dan kesalahan. Karena jika tidak, maka generasi Islam akan selalu berada di belakang dan terbelakang (khalaf).
    Berdasar pada apa yang disampaikan oleh Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., maka para wisudawan IIQ An-Nur harus tampil sebagai intelektual muslim yang sadar akan dirinya sebagai Khalifah Tuhan (pengganti atau penerus) yang berperan dalam mengelola khilaf dan kesalahan untuk membangun peradaban manusia yang bermartabat. Hal ini sebagaimana figur Rasul saw. adalah satu-satunya Sang Revolusioner yang jauh dari unsur pertumpahan darah, yaitu ketika mampu menaklukkan kota Makkah yang dikenal dengan Fathu Makkah.
    Pada akhirnya apa yang disampaikan oleh ‘Ali bin Abi Thalib menjadi pegangan yang sangat pas bagi para pencari ilmu. Al-‘Ilm Yahfazhuka, wa al-Mal Tahfazhuhu (Ilmu pasti akan menjagamu, sementara harta pasti kamu yang menjaganya). Dalam pada itu, wisudawan IIQ An-Nur yang tercipta sebagai intelektual muslim berbasis al-Qur’an serta menjaga tradisi Pesantren, diharapkan hadir dan muncul sebagai orang yang dicari dan dibutuhkan karena ilmunya, bukan menjadi orang yang sibuk dan fokus sebagai para pencari kerja. Semoga….
    (Oleh: Arif Nuh Safri, Dosen IIQ An Nur Yogyakarta)