Blog

  • DEMA F Tarbiyah Gelar Pembukaan Kegiatan Peringatan Hari Kartini

    DEMA F Tarbiyah Gelar Pembukaan Kegiatan Peringatan Hari Kartini

    Bantul (13 Mei 2019), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan pembukaan kegiatan Peringatan Hari Kartini dan Harlah DEMA F Tarbiyah ke XII. Peringatan tersebut merupakan kegiatan yang sudah teragendakan dalam rutinan kegiatan dari organisasi ini.

    Kegiatan ini resmi dibuka, dengan pembacaan surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh Zainal Fanani, selaku MC. Kemudian Ani Labibah yang juga menjadi MC secara bersautan menjelaskan latar belakang mengapa hari Kartini diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

    “Perjuangan Kartini adalah perjuangan menuju wanita yang lebih baik dan surat-surat beliau lahir karena kegelisahannya melihat pendidikan perempuan pada masa tersebut,” terang Ani.

    Penjelasan MC tersebut, sebagai pengantar dari tema Seminar (sebagai rangkaian dari kegiatan tersebut) yaitu “Telaah Surat Kartini untuk Pendidikan Indonesia”.

    Kegiatan ini diketuai oleh Ahmad Tomi Wijaya. Adapun kesuksesan acara ini tak lepas dari kekompakan panitianya, yang mana sebagian besar panitia tidak lain adalah anggota dari Dema F Tarbiayah sendiri dan beberapa perwakilan kelas dari Fakultas Tarbiyah.

    Dalam sambutannya, Tomi menjelaskan tema kegiatan dan mengapa kegiatan ini dijadikan agenda rutinan dalam kegiatan organisasi ini. Tema kegiatan kali ini adalah “Pesona Jiwa Kartini Muda Bangkitkan Asa”, adapun peringatan Hari Kartini jatuh pada tanggal 21 April, yang mana bertepatan dengan lahirnya Dema F Tarbiyah ini, jadi ini merupakan ulang tahun untuk DEMA F Tarbiyah,” papar Tomi.

    Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua DEMA IIQ An Nur yaitu Muhammad Jamaluddin dalam kesempatan ini dia mengucapkan banyak terima kasih dan harapan untuk Dema F Tarbiyah.

    “Kami dari Dema I mengucapkan beribu terima kasih kepada teman-teman panitia yang telah menyukseskan acara ini dan kami berharap terus adakan kegiatan-kegiatan, tujuannya agar ada follow up dan kami (menunggu) tindakan dari teman-teman wanita untuk (ikut serta) memajukan organisasi dengan baik,” terang Jamaluddin.

    Sambutan terakhir oleh Drs. Munjahid M. Ag., selaku Dekan IIQ An Nur Yogyakarta, dalam sambutannya beliau memberikan selamat dan motivasi kepada Dema F Tarbiyah, agar suatu saat lahir kegiatan yang lebih baik lagi.

    “Sukses dan lahirkan (kegiatan-kegiatan) suatu saat yang lebih baik lagi,” terang beliau.

    Akhirnya, perjuangan Kartini merupakan perjuangan di masanya, sekarang ini adalah masa kita dalam berproses. Kita harus senantiasa diperjuangkan menuju ke arah yang lebih baik lagi. Sebagai makhluk kita harus bisa melaksanakan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi, sebagai salah satu caranya ialah dengan keistiqamahan dalam berproses. (Umi Hasanah).

  • Tingkatkan Kualitas Dosen, LP2M IIQ An Nur Adakan Sekolah Metodologi Penelitian

    Tingkatkan Kualitas Dosen, LP2M IIQ An Nur Adakan Sekolah Metodologi Penelitian

    Penelitian dalam dunia akademik Kampus merupakan sesuatu yang terpenting. Hal inilah menjadikan penelitian selalu ada dan berkembang dalam perguruan tinggi. Setidaknya hal ini menjadi ukuran sebuah rangking dan prestasi dari perguruan tinggi. Dengan demikian, penelitian dan yang terkait dengannya menjadi bagian dari kebutuhan bagi perguruan tinggi.

    Untuk meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan IIQ an-Nur Bantul, khususnya bagi dosen, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IIQ an-Nur Bantul Yogyakarta. Kegiaatan training penguatan SDM bagi dosen untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

    Kegiatan ini dikenal dengan Sekolah Metodologi Penelitian yang dilakukan selama sebulan dan dilaksanakan setgiap hari sabtu. Untuk kegiatan pertama pada hari Sabtu, 13 April 2019 ini dikaji tentang paradigma penelitian yang disampaikan oleh Dr. Sihabul Millah, MA. Wakil rektor III dari IIQ.

    Tema kajian sekolah metodologi penelitian ini adalah paradigma ilmu pengetahuan dalam sebuah penelitian. Sebuah awal dalam melakukan penelitian. Istilah ini pertamanya dikenalkan oleh Thomas Khun tahun 1960-an dan terus berkembang sampai saat ini. Kesempatan ini dijelaskan tentang paradigma dalam penelitian yaitu dalam ilmu pengetahuan antara lain positivisme/post positivisme, konstruktivisme dan teori kritis.

    Kajian atas ketiga hal tersebut terkait erat dengan ilmu pengetahuan yang biasa dikaji dalam filsafat ilmu. Bahasan tersebut adalah dalam ranah ontologi, epistemologi, metodologi, aksiologi, realitas, tujuan, teori, nilai, proses ilmu, etika, lingkup eksplanasi, kedudukan peneliti, contoh teori dan contoh model penelitian. Dengan demikian, melalui pemahaman paradigma penelitian dosen selaku peneliti dapat melakukan penelitian sesuai model dan paradigma.

    Hadir dalam kesempatan sekolah metodologi ini adalah dosen di lingkungan IIQ an-Nur Bantul Yogyakarta. Mereka ini yang hadir antara lain Dekan Fak. Tarbiyah Dr. Munjahid, M. Ag. dan Fak. Ekonomi dan Bisnis Islam, Braham Maya Bramatullah dan sejumlah ketua prodi dan dosen yang berjumlah 30 orang. Dengan demikian, pada pertemuan ini dosen yang hadir dapat memahami teori terkait paradigma penelitian sehingga dapat menjadi bagian dalam mensukseskan penelitian melalui hibah nasional dan internasional. (MAS)

  • AKSI TANGGAP BENCANA IIQ AN NUR PEDULI

    AKSI TANGGAP BENCANA IIQ AN NUR PEDULI

    Hujan yang mengguyur Yogyakarta sejak Minggu (17/03/2019) pagi hingga menjelang dinihari, telah menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti banjir, longsor dan pohon tumbang.

    Wilayah terdampak paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul  meliputi 9 kecamatan (Imogiri, Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Jetis, Bantul, Kasihan dan Pandak).

    IIQ An Nur Peduli sebagaimana moto pengabdiannya “Sayangilah Sesama Niscaya Tuhan Menyanyangimu” langsung menerjunkan Relawan baik dari mahasiswa maupun Alumni IIQ An Nur. Hari pertama pasca bencana mereka membantu masyarakat yang terkena bencana banjir, di daerah Imogiri Bantul.

    Relawan IIQ AN NUR PEDULI, terbagi menjadi beberapa kelompok, ada yang membantu Membersihkan Tempat Ibadah, membersihkan Rumah warga, dan pendataan tempat ibadah yang terkena dampak bencana.

    “Semoga pengabdian Relawan, baik dari mahasiswa maupun alumni IIQ An Nur ini, dapat meringankan beban masyarakat dalam mengatasi bencana alam yang sewaktu-waktu tidak bisa diprediksi.” Kata Muslim, ketua LPPM IIQ An Nur.

    “IIQ An Nur Peduli, akan terus menebar kebaikan dengan segala kekuatan yang ada, mereka yakin dengan menyayangi sesama Tuhan pasti akan menyayanginya.” Tambahnya.

  • HADRAH SEBAGAI KEKUATAN BUDAYA DAN SENI ISLAMI DI PEDESAAN

    HADRAH SEBAGAI KEKUATAN BUDAYA DAN SENI ISLAMI DI PEDESAAN

    Pundong – Mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta kelompok 2 sudah melakukan berbagai program, salah satunya adalah pelatihan Hadrah oleh adik-adik di Masjid Miftahul ‘Ibad di dusun Panjang, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

    Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada Ahad (04/02/2019) di halaman depan Masjid. Kegiatan ini awalnya dihadiri oleh adik-adik, selang beberapa menit, banyak anak muda juga ikut andil untuk bersama-sama latian. Dengan semangatnya mereka berlatih ini, akhirnya beberapa mahasiswa KKN juga ikut mendampingi kegiatan tersebut, sehingga kegiatan ini semakin meriah di sore hari.

    Menurut mahasiswa KKN dan sekaligus pembina Hadrah, Arifin Setyadi dan Tomi Muslim, kegiatan ini merupakan salah satu program wajib kami setiap 3x seminggu. Harapannya kegiatan ini mampu meneguhkan budaya dan seni Islami di masyarakat secara luas. Tidak hanya itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih tersendiri dalam memakmurkan masjid oleh para generasi muda ke depannya di kampung Panjang ini.

    Sedangkan menurut ketua KKN kelompok 2, Sabirin, “Kegiatan ini akan terus kami lakukan sepanjang kegiatan KKN ini usai. Tidak hanya sampai itu saja, jika pemuda di sini masih membutuhkan kami setelah kami selesai KKN, insya Allah kami akan teruskan dalam pembimbingan. Karema hal ini menjadi sebuah pembelajaran terbaik bagi kelompok kami demi melayani umat dan kamipun terus belajar ke mereka.”

    Dalam kesempatan lain, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Ahmad Shofiyuddin Ichsan, M.A., menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini harus diapresiasi. Di samping untuk memakmurkan masjid, kegiatan hadrah ini justru sebagai bagian penguatan budaya dan seni Islam di Nusantara yang seharusnya dipertahankan di era milenial saat ini.

    “Sebagai DPL, saya mengapresiasi kegiatan rutinan di masjid oleh mahasiswa-mahasiswi ini. Di saat musim politik, banyak masjid dijadikan alat kampanye, sehingga masyarakat lebih menjauh dari kegiatan-kegiatan di tempat ibadah suci ini. Tetapi dengan kegiatan hadrah ini, setidaknya para mahasiswa/i ini mencoba mengembalikan ke ‘khittah’nya, yakni masjid sebagai tempat ibadah yang menenangkan, menyenangkan, serta memeriahkan dengan berbagai kegiatan yang asyik dan bermanfaat.” Imbuhnya.

    Kegiatan hadrah ini diikuti lebih dari 10 adik-adik dan pemuda dengan latihan pertama tentang kunci-kunci hadrah dan latihan vokal. Kegiatan ini akhirnya ditutup dengan sholawat Badar bersama-sama.

    (Penulis: Maskunah/Nur Faizah)

  • Korda IIQ An Nur Gelar Pelatihan Qira’

    Korda IIQ An Nur Gelar Pelatihan Qira’

    Salah satu bentuk eksistensi UKM Korps Dakwah (Korda) IIQ An Nur Yogyakarta ialah melalui keistiqomahan dalam melaksanakan program pelatihan mingguan. Jumat (30 November 2018), latihan mingguan dari divisi Qira’ dan Tahfidz telah terlaksana, kegiatan tersebut merupakan pertemuan kedua dari serangkaian latihan UKM Korda  ke depannya.

    Pada kegiatan kali ini dihadiri oleh 12 peserta. Satu di antaranya laki-laki dan 11 lainnya perempuan. Semua peserta yang hadir ialah anggota Korps Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Kegiatan ini dibimbing oleh Wahyudi.

    “Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, yang kini berkesempatan mengajarkan ilmunya di SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta,” ujar Ulya (putri beliau sekaligus peserta).

    Dalam latihan ini, sebelum mempraktikkan bacaannya Wahyudi menjelaskan terlebih dahulu bahwa di dalam qira’ terdapat 7 lagu yang menjadi pedoman dalam melantunkan qira’.

    “Jika dalam tembang Macapat (yang ada) di Jawa terdapat tembang Pucung, Asmaradana, Dhandhanggula, dan lain sebagainya. Dalam qira’ juga terdapat 7 lagu yang menjadi pedoman bacaannya. Yaitu, bayati, hijaz, nahawan, jihaka, ros, shoba, dan sikah,” ujar Wahyudi.

    Latihan ini menggunakan metode mentoring dan pengulangan. Beliau mencontohkan terlebih dahulu bagaimana bacaan qira’ yang baik dan benar, kemudian para peserta menirukan bacaan beliau. Ketika bacaan para peserta belum sesuai, beliau akan mempraktikkan bacaannya lagi sampai lantunan qira’ para peserta dianggap sudah lumayan baik dan benar.

    Selain mengulang bacaan tersebut, sesekali beliau juga menunjuk salah satu dari para peserta untuk membacakan qira’ tersebut secara individu.

    “Mengingat di dalam qira’ selain (harus) baik dan benar pelafalannya, juga harus memiliki mental yang terasah agar tidak demam panggung,” tambah Umi salah satu peserta.

    Sebelum kegiatan berakhir, beliau berpesan agar para peserta berlatihan secara terus-menerus. Sehingga, latihan tersebut bukan hanya di pertemuan ini saja.

    “Latihan dengan temannya. Karena dulu ketika latihan saya bisa, tetapi terkadang saya lupa lagunya ketika disuruh mengulanginya lagi,” tambah beliau.

    Semoga pesan beliau benar-benar dapat dilaksanakan dan semoga keistiqomahan para peserta melalui latihan mingguan ini dapat menunjang tercapainya cita-cita para peserta pelatihan. (Umi Hasanah)

  • Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Musyawarah Besar ke-VIII

    Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Musyawarah Besar ke-VIII

    Sabtu (8 Desember 2018), merupakan saat-saat menegangkan bagi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Kampus IIQ An Nur Yogyakarta, yaitu Korp Dakwah (Korda) Mahasiswa. Di mana Korda melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) ke-VIII.

    Mubes sebagai permusyawarahan di bawah Dewan Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta yang diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini guna membahas dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pengurus Korda dalam satu periode tersebut. Mubes Korda ke-VIII, sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pengurus Korda masa bakti 2017-2018.

    Kegiatan ini mengusung tema “Mari Bersama Hidupkan Organisasi Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.” Penjelasan tema disampaikan oleh Ketua Mubes yakni Zainal Fanani.


    “Tema ini merupakan buah dari rapat yang diadakan secara continue sebelum pelaksanaan Mubes. Melalui tema tersebut tersirat harapan, ‘Bagaimana mengangkat derajat korda dan membuat korda Istimewa untuk kita?’” papar Zainal.

    Harapan tersebut ditanggapi oleh Muhammad Jamaludin yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Korda Periode 2017-2018. Di mana dia menganalogikan organisasi sebagai api unggun, yang mana seluruh anggotanya harus saling bahu-membahu dalam membangun organisasi.

    “Saya menganalogikan sebuah organisasi sebagai api unggun, semakin banyak bahan bakarnya makin banyak pula apinya” ujar Jamaludin.

    Ketua Dema IIQ An Nur menambahkan bahwa dalam membangun sebuah organisasi sangat memerlukan kerja sama tim.

    “Siapapun yang akan terpilih (mengemban amanah dalam organisasi) harus saling bahu-membahu dan anggotanya sebagai kontribusinya, ketua hanya sebagai figur,” terang Johan Utsman.

    Selanjutnya Drs. H Atmaturida, M. Pd, selaku Penasehat Korda sejak tahun 2004 hingga sekarang, juga menyampaikan pentingnya kerja sama dalam menjalankan sebuah organisasi.

    “Organisasi itu sistem, harus bergerak semuanya (itemnya), jangan jalan sendiri, jangan bekerja sendiri,” dukung Drs. Atma.

    Beliau menambahkan jika kegiatan Mubes ini merupakan salah satu jembatan menuju mufakat dari seluruh anggota Korda. Di mana segala kesepakatan di dalamnya akan menjadi acuan untuk masa depan Korda. Adapun pemenuhannya ialah dengan senantiasa bahu-membahu membangun Korda menjadi yang lebih baik.

    “Organisasi tidak boleh berhenti dan kaderisasi harus selalu berkembang,” jelas Drs. Atma, sebagai penyemangat untuk Korda ke depannya. (Umi Hasanah).

  • KTI Budayakan Mahasiswa untuk Menulis

    KTI Budayakan Mahasiswa untuk Menulis

    DEMA Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur menyelenggarakan program Karya Tulis Ilmiah (KTI). Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk upaya mahasiswa untuk membudayakan literasi di lingkungan kampus.

    KTI merupakan salah satu wadah untuk melatih mahasiswa terutama dalam hal menulis berita, artikel, maupun resensi, di samping karangan bebas yang lebih sering ditulis mahasiswa.

    Qowim Mushofa, M. Hum, selaku pembimbing menyampaikan bahwa dalam menulis hendaknya tidak tergesa-gesa. Karena menulis adalah bentuk dari kristalisasi keilmuan yang dimiliki seseorang.

    “Nulis itu sudah kristalisasi keilmuan,” jelas Qowim (22/12/2018), di ruang tamu IIQ An Nur.

    Qowim juga mengingatkan 8 peserta KTI yang hadir untuk selalu membaca setiap hari agar mudah dalam menulis. Sebagai contoh jika ingin menulis artikel, para peserta harus membaca minimal 3 artikel setiap harinya di samping membaca buku bacaan.

    Beliau juga membagi tips agar tetap semangat menulis, baik ketika sedang merasa jenuh maupun saat tidak ada ide yang harus dituliskan.  Untuk mengatasi hal itu yakni dengan cara melakukan kegiatan sederhana, seperti menyapu, menata buku, dan kegiatan sederhana lainnya yang sering dilakukan setiap hari. Setelah itu, baru mulai menuliskan kembali apa yang sebelumnya hendak ditulis.

  • IIQ AN NUR GELAR REUNI AKBAR PERDANA

    IIQ AN NUR GELAR REUNI AKBAR PERDANA

    Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta untuk pertama kalinya menyelenggarakan Reuni Akbar. Kegiatan ini digelar bertepatan dengan diadakannya Silatnas Alumni An Nur.

    Reuni Akbar ini digelar di Auditorium IIQ An Nur pada Selasa, 20/11/2018. Sejumlah 96 hadirin tampak antusias dalam memeriahkan acara tersebut.

    Erwansyah Riyadi, M. Sc., selaku Ketua Panitia menyampaikan harapan dari diselenggarakannya kegiatan ini.

    “Prinsipnya satu, saya harap pasca ini teman-teman yang hadir di sini, (para) alumni IIQ dan STIQ langsung gabung ke acara Silatnas,” ujar Erwansyah.

    Erwansyah menambahkan jika setelah acara Reuni Akbar, para alumni turut memeriahkan acara Silatnas Alumni An Nur. Sehingga antara alumni IIQ An Nur dan alumni Pondok Pesantren An Nur akan sama-sama klop dalam melanjutkan perjuangan.

    Selanjutnya, Drs. H. Atmaturidha, M.Pd, selaku Waka II menyampaikan pesan dari Rektor IIQ An Nur, yakni KH. Heri Kuswanto, M. Si., yang saat itu berhalangan hadir.

    “(Pesannya yaitu agar) dibentuk kepengurusan alumni. Kemudian masing-masing wilayah ada yang menghendel. (Kepengurusan ini) nanti(nya) untuk membangun jaringan (dan) untuk meneruskan perjuangan supaya tali silaturahmi kita tetap menyambung dan masing-masing wilayah dalam perjuangan itu (dapat) memberikan informasi secara berkelanjutan, sehingga semangat kekuatan akan menyatu dan membara ke mana-mana,” ujar Atma.

    Beliau menambahkan, seperti itulah cita-cita Almaghfurlah KH Nawawi Abdul Aziz, yang mana karena perjuangan beliau semua alumni turut menjadi satu bagian dari mata rantai perjuangan tersebut. Pengabdian para alumni sangatlah diperlukan, karena umat Islam  era sekarang memerlukan orang-orang yang potensial, kreatif, produktif, dan memiliki semangat juang yang tinggi.

    Ketua Yayasan Al Ma’had An Nur menyampaikan dua pesan yang perlu selalu diingat oleh para alumni IIQ An Nur.

    “Yang pertama selalulah kalian senantiasa terus menerus menuntut ilmu,” kata KH. Yasin Nawawi.

    Beliau berpesan kepada para alumni untuk terus menerus menuntut ilmu di mana pun dan kapanpun ia berada. Karena dengan begitu maka ilmu akan bertambah, sehingga hati pun akan bertambah dewasa, semakin bijaksana, dan hatinya akan semakin dekat dengan Allah swt.

    “Maka teruslah menuntut ilmu, karena orang-orang yang berhenti menuntut ilmu berarti awal dari kebodohan,” papar KH. Yasin.

    “Yang kedua menjaga dan membangun tradisi-tradisi,” tambah KH. Yasin.

    Beliau menambahkan jika tradisi-tradisi yang dimaksud adalah tradisi-tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur, para Kiai, dan para pejuang agama Islam. Dengan kata lain yakni selalu menjaga Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah.

    Beliau juga memaparkan tentang tugas para alumni di era saat ini yaitu membangun benteng-benteng untuk menjaga eksistensi ajaran para guru yaitu tradisi-tradisi yang telah dibangun. Tugas selanjutnya adalah membuat terobosan dan inovasi baru agar tercipta kebaikan-kebaikan baru.

    “Karena barang siapa yang membuat kebaikan-kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang terus mengalir setelah tradisi, inovasi, kebaikan-kebaikan itu terus dilakukan oleh generasi-generasi setelah kita,” tambah beliau.

    Acara pembukaan tersebut ditutup dengan pembukaan acara Reuni Akbar secara resmi dan doa  yang dipimpin oleh KH. Yasin Nawawi. (Fitri)

  • Ade Kenalkan FoSSEI pada Peserta Diklat Ekonomi Islam

    Ade Kenalkan FoSSEI pada Peserta Diklat Ekonomi Islam

    Bantul, 11 November 2018 Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Nahdlotul Muqtasyid Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) mengadakan Diklat Ekonomi Islam dengan pembicara Dede Irawan Sunardi selaku Koordinator FoSSEI Regional Yogyakarta. Dede Irawan Sunardi atau yang sering disapa Ade memaparkan salah satu materi yakni tentang awal berdirinya FoSSEI.
    “Pada tanggal 11-13 MEI 2000 diadakan Kongres Kelompok Studi Islam (KoKaSEI) pertama di Universitas Diponegoro Semarang, bertempatan di Balai Latihan Koperasi (BALATKOP Semarang),” jelas Ade di Auditorium IIQ An Nur.

    “Pertemuan ini dihadiri oleh 70 Universitas yang ada di Indonesia dan berdasarkan aspirasi peserta nama KoKaSEI diganti menjadi Munas KSEI (Musyawarah Nasional Kelompok Studi Ekonomi Islam) dan hasil Munas KSEI menghasilkan kesepakatan dan dideklarasikannya wadah bersama bernama FoSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) pada tangal 13 MEI 2000 dan juga dihasilkan badan pekerja untuk menyelengarakan Munas FoSSEI,” ujarnya lagi dihadapan 18 peserta diklat.
    “FoSSEI bukanlah organisasi tersendiri di atas KSEI, namun adalah wadah yang menghimpun semua KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) se-Indonesia, agar pergerakan ekonomi Islam dapat berjalan dengan sejalan dan satu visi dan KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) merupakan istilah terhadap komunitas kajian ekonomi Syariah yang tergabung dalam FoSSEI,” ujarnya kembali.
    Ade juga menambahkan tujuan dan fungsi dari dibentuknya FoSSEI.
    “FoSSEI sendiri memiliki tujuan terwujudnya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud peranan mahasiswa dalam pengembangan wacana ekonomi Islam dalam tataran teori dan aplikasi dan agar tercapainya komunitas yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam pengembangan dan pengkajian ekonomi Islam,” kata Ade.
    “Fungsi dari FoSSEI itu sebagai komunikasi dan silahturahim antar Kelompok Studi Ekonomi Islam dan sebagai wahana pengabdian kepada agama, bangsa dan negara,” tandasnya. (Mualimin)

  • KSEI NASYID GELAR DIKLAT EKONOMI ISLAM

    KSEI NASYID GELAR DIKLAT EKONOMI ISLAM

    Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Nahdhotul Muqtashid IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan Diklat Ekonomi Islam. Tema yang diusung kali ini adalah “Membentuk Kader Ekonom Qurani yang Intelek dan Tanggap Sosial.”
    Dihadapan 18 peserta diklat, Braham Maya Baratullah, M S.I., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) menyampaikan sambutannya. Ia mengatakan bahwa adanya kegiatan-kegiatan di dalam FEBI IIQ An Nur bertujuan untuk meningkatkan kualitas ekonomi Islam.
    Menurut beliau kegiatan diklat ini untuk menguatkan mahasiswa FEBI untuk memperdalam keilmuan khususnya tentang Ekonomi Bisnis Islam. Ini sejalan dengan visi FEBI.
    “Visinya (adalah) unggul dan inovatif dalam kajian ekonomi dan bisnis Islam serta peradaban industri yang berbasis nilai-nilai Alquran dan kepesantrenan,” ujar Braham, di Auditorium IIQ An Nur Yogyakarta (11/11/2018).
    Beliau memaparkan tentang visi tersebut yang mana mahasiswa FEBI harus unggul dan inovatif dalam kajian ekonomi dan bisnis Islam.
    “Sehingga nanti adanya praktik-praktik di dalam mahasiswa baik seminar, diklat, kewirausahaan, (dan) perbankan itu, (mahasiswa) harus menemukan hal-hal baru, bukan hanya sekedar kreatif,” ujar Braham.
    “Inovasi ini adalah menemukan hal-hal kajian ilmiah yang itu bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, khususnya dalam keilmuan ekonomi bisnis Islam,” tambahnya.
    Tidak hanya itu, beliau menambahkan bahwa mahasiswa FEBI tidak dapat terlepas dari peradaban industri. Karena pada dasarnya perubahan-perubahan industri pasti terjadi dan tidak dapat ditolak.
    Braham menambahkan bahwa Industri Ekonomi Islam saat ini berkembang dengan pesat. Sehingga, sesuai dengan visi yang telah disebutkan, FEBI ingin membangun peradaban industri yang berbasis nilai-nilai Alquran dan kepesantrenan. Nilai-nilai Alquran ini sudah menjadi dasar dari lahirnya IIQ An Nur, di samping itu peradaban dan akhlak pesantren pun telah lebih dulu ditanamkan.
    Sehingga, Beliau menyimpulkan bahwa Yayasan al-Mahad An Nur adalah pesantren yang memiliki kampus, bukan kampus yang memiliki pesantren. Dengan kata lain, akhlaklah yang terlebih dahulu ditanamkan dalam diri mahasiswa, baru kemudian mengembangkan keilmuannya.
    Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DEMA IIQ An-Nur serta 2 delegasi dari masing-masing banom Harokati dan Korda.
    Acara tersebut ditutup dengan pembukaan acara diklat secara resmi oleh Dekan FEBI, yang mana kegiatan diklat ini akan berlangsung selama 2 hari yaitu pada Minggu tanggal 11 dan 18 November 2018. (Fitri)

  • FAKULTAS TARBIYAH ULAS PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PADA ERA GLOBALISASI

    FAKULTAS TARBIYAH ULAS PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PADA ERA GLOBALISASI

    Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur mengadakan Studium General dengan tema “Peluang dan Tantangan Alumni Fakultas Tarbiyah pada Era Globalisasi.” Narasumber yang hadir kali ini yakni Nadhif, MSI, selaku Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY dan Ali Mustaqim, M.Pd.I. selaku Ketua Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur.
    Kegiatan yang diikuti oleh 70 mahasiswa baru dari Prodi PAI dan PGMI ini diselenggarakan di Auditorium IIQ An Nur.
    Nadhif, MSI., memaparkan tentang beberapa peluang alumni Fakultas Tarbiyah pada Era Globalisasi.
    “Yang pertama peluangnya adalah menjadi guru PAI,” ujar Nadhif.
    Beliau menjelaskan bahwa peluang ini meliputi menjadi guru PAI baik di sekolah umum maupun menjadi guru madrasah. Peluang ini sangatlah besar. Menurutnya, ini terjadi karena adanya moratorium.


    “Karena ada moratorium di tahun 2010 sampai 2018,” tambahnya.
    Nadhif juga menambahkan bahwa selain menjadi guru PAI, para alumni ini dapat menjadi Kepala Sekolah/Kepala Madrasah, Peneliti Pendidikan Siswa di Balitbang, menjadi Pengawas PAI, Pengawas Madrasah, Kabid, Kepala KUA, Kakanwil, Direktorat, menjadi Dai, pengusaha, dan masih banyak lainnya.
    Sebagai narasumber kedua, Ali Mustaqim, M.Pd.I. menambahkan tentang peluang besar menjadi guru PAI.
    “Penduduk Indonesia mayoritas memeluk agama Islam. Adanya regulasi yang mewajibkan setiap jenjang ada guru agama Islam. Setiap sekolah itu, akan ada guru agama Islam kecuali yang memang sekolah non Islam,” papar Ali.
    Beliau menambahkan jika regulasi tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2007 Pasal 4 ayat 2, yang mana dapat disimpulkan bahwa setiap sekolah umum harus ada pendidikan agama Islam.
    Ali juga menambahkan dua tantangan pokok menjadi alumni Fakultas Tarbiyah
    “Bahwa tanangan kita itu, kita harus bersaing dengan fakultas-fakultas lain di luar Fakultas Tarbiyah untuk menjadi guru,” kata Ali.
    Beliau mencontohkan bahwa alumni fakultas lain juga dapat menjadi guru di Madrasah, seperti alumni Fakultas Syariah yang dapat menjadi guru fiqih dan alumni Fakultas Ushuluddin dapat menjadi guru hadist.
    Tantangan yang kedua, seperti yang disampaikan Nadhif, Ali menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang guru maka alumni ini harus memiliki sertifikat pendidikan, yaitu dengan cara mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
    Kegiatan Studium General tersebut dapat berjalan lancar, mahasiswa pun tampak antusias mengikuti acara tersebut. Ini terlihat dari mahasiswa yang turut mengajukan beberapa pertanyaan kritis. (Fitri)

  • DEMA FAKULTAS TARBIYAH JALANKAN PROGRAM BELAJAR BERSAMA MASYARAKAT

    DEMA FAKULTAS TARBIYAH JALANKAN PROGRAM BELAJAR BERSAMA MASYARAKAT

    Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah (DEMA FT) IIQ An Nur Yogyakarta kembali melaksanakan salah satu programnya, yakni kegiatan Belajar Bersama Masyarakat (BBM) yang diselenggarakan di MI Al Ma’had An Nur Yogyakarta pada hari Jumat, 26 Oktober 2018.
    Kegiatan yang sudah berjalan selama dua periode kepengurusan ini kembali diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu mulai pukul 09.00-11.00 WIB.
    Melalui kegiatan ini mahasiswa Fakultas Tarbiyah, khususnya prodi PGMI dapat mengasah kemampuan mereka dalam mengajar sebelum akhirnya terjun kepada masyarakat. Kegiatan ini sekaligus sebagai persiapan para mahasiswa dalam menghadapi Program Pengalaman Lapangan (PPL) maupun Kuliah Kerja Nyata (KKN).
    Hal ini diungkap secara langsung oleh Muhammad Isa Anshori selaku salah satu pengurus DEMA Fakultas Tarbiyah.
    “Alhamdulillah, kegiatan BBM ini dapat berjalan kembali. Saya sangat berterima kasih atas antusiasme (dari) teman-teman mahasiswa, adik-adik MI, dan semua bapak ibu guru MI. Ini bisa menjadi bekal sekaligus ajang latihan, khususnya kita yang dari PGMI. Karena di semester lima seperti saya ini, jarang ada lagi presentasi makalah alias lebih kepada praktek membuat silabus, RPP dan sebagainya. Jadi, ini bisa menjadi gambaran buat kita ke depan,” ungkap Isa.
    Dalam rangka persiapan akreditasi di MI Al Mahad An-Nur, para mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta selain membimbing dan menemani adik-adik MI dalam hal psikomotorik, juga membantu berbagai keperluan guna akreditasi. Di antaranya melengkapi administrasi kelas, seperti mendampingi anak-anak berkreasi dan berinovasi membuat susunan pengurus kelas, jadwal pelajaran, majalah dinding, dan berbagai atribut lain yang menunjang kesuksesan akreditasi.
    Antusiasme dan semangat yang tinggi tergambar dari kedua belah pihak. Kemeriahan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2018 yang lalu, juga turut mewarnai keseruan mereka dalam membuat majalah dinding bahkan diusung menjadi tema utama. (Laila Zahratu Sholihah)