Category: Berita

  • Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan IIQ An Nur 2019

    Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta dalam tahun 2019 ini menerima sekitar 201 Mahasiswa baru. mahasiswa baru yang mengikuti PBAK Garda Muda 2019 sekitar 173 mahasiswa dari tiga fakultas yang ada di kampus IIQ. Kegiatan ini berlangasung selama 4 hari dimulai dari tanggal 23-26 September 2019. Kegiatan PBAK ini mengambil tema “Menciptakan Intelektual Yang Berjiwa Religius, Nasionalis, Dan Moderat Di Era Milenium”.

    Dalam sambutannya rektok IIQ An Nur Yogyakarta KH. Heri Kuswanto MSI mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru, beliau juga mengucapkan selamat menjadi bagian dari IIQ An Nur Yogykarta yang merupakan anugerah Allah SWT, karena sudah melalui tahap penyeleksian masuk IIQ baik dari gelombang pertama hingga ketiga ini.

    KH. Yasin Nawawi dalam opening Ceremonial selaku ketua yayasan al-Ma’had An Nur Yogyakarta juga memberikan sambutan kepada para mahasiswa baru dan memberikan apresiasi lebih terhadap jerih payah panita untuk mensukseskan PBAK ini.

    “saya sangat mengapresiasi atas jerih payah panitia dalam mensukseskan kegiatan PBAK ini, selain itu saya ingin menyampaikan kepada anak-anakku untuk selalu berusaha dan berproses dalam mencapai kesuksesannya. Saya lebih bangga kepada anak saya yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk berproses meski belum maksimal ketimbang berhasil namun dengan cara-cara yang kurang beretika. Pesan saya kepada kalian agar selalu ingat dan selalu menata niat untuk belajar dan menuntut ilmu disini”. Ucap KH. Yasin Nawawi dalam sambutannya.

    Di hadapan Rekotor dan civitas akademisi IIQ An Nur Yogyakarta, Presiden mahasiswa IIQ An Nur yogyakarta juga menyampaikan sambutan kepada mahasiswa baru agar selalu mengingat esensi mahasiswa sebagai inisiator selaku agent of change, dengan memaparkan paradigma mahasiswa pada umumnya.

    “sebagai mahasiswa kita harus menjadi seorang mahasiswa yang organisatoris, yang perduli akan lingkungan sekitar. Yang selalu bahu-membahu membangun masyarakat dan menjadi penyalur suara masyarakat untuk sebuah perubahan. Disamping itu kita juga perlu menjadi mahasiswa yang non-organisatoris untuk konsentrasi dalam akademik kita di kampus, dalam hal ini sebagai mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta, seharusnya kita bisa menjadi mahasiswa yang moderat organisatoris cum non-organisatoris yang akan menjadi agen perubahan selanjutnya dalam estafet kepemimpinan generasi Indonesia selanjutnya”. Ucap Muhamad Jamaludin selaku presiden mahasiswa dalam sambutannya.

    Acara ini di buka secara resmi oleh ketua Yayasan al-Ma’had An Nur Yogyakarta secara simbolis dengan pelepasan balon ke udara sebagai simbol bahwa PBAK Garda Muda 2019 IIQ An Nur Yogyakata telah di buka  pada (23/09/19). (Muhamad Jamaludin/LPM)

  • Mahasiswa IIQ Belajar Tafsir Lughowiyyah dan Ushuliyyah Bersama Para Pakar Tafsir di Pusat Studi Alquran Tangerang Selatan

    Kamis, 19/ 09, rombongan rihlah ilmiah IIQ An Nur Yogyakarta melanjutkan perjalanannya menuju ke Pusat Study Al Qur ‘an di pondok cabe, Tangerang Selatan. selepasnya belajar di Pusat Study Hadis Bogor selama dua hari. Tujuan yang ketiga ini merupakan tujuan study yang terakhir, sebelum kembali ke Yogyakarta. Adapun acaranya adalah kajian ilmiah seputar ilmu al Qur’an bersama beberapa para pakar pilihan yang  bertempat di aula bawa masjids Bait Alquran

    Pemandu acara rihlah imiah ini dari pihak PSQ dan acara dimulai pukul 08.30. Sebelum inti kajian, disampaikan sambutan dari pihak kampus IIQ An Nur Yogyakarta yaitu oleh K.H. Ikhsanudin, MSI. Ucapnya bahwa tujuan kedatangan rombongan yang pertama adalah untuk silaturohim dan selanjutnya untuk belajar seputar ilmu al Qur’an. Beliau tidak menyampaikan banyak hal, dikarenakan ada jadwal yang mengharuskan untuk langsung kembali ke Jogja. Setelah sambutan, langsung dimulai kajian ilmiahnya yaitu makna lughowiyah dan ushuliyah

    Dr. Syarif Hidayatullah pada sekmen pertama beliau menyampaikan bahwa memahami Qur’an tentu harus memahami konteks kebahasaan. “persoalan Alquran harus kita pahami dengan persoalan bahasa, karena dengan mengetahui persoalan bahasa maka kita akan mengkaji persoalan makna baik secara simbol atau secara verbal. Akan tetapi dalam memahami bahasa sejatinya akan ditekankan pada persoalan makna bukan lagi soal mabna, dari sini kita akan kuat memahami bagaimana redaksi ayat itu dan maksud yang terkandung di. Karena sesungguhnya mempelajari bahasa Alquran akan memahami segitiga wacananya (arti, makna, kemudian maksud)”. Ujar Dr. Syarif pada kajian pertama persoalan bahasa dalam Alquran.

    Sekmen selanjutnya sampaikan oleh Dr. Ahmad Husnul Hakim, tentang persoalan kaidah tafsir dalam memahami Alquran. “dalam memahami Alquran kita perlu memahami kaidah penafsiran, ini sama seperti kita ingin membaca bahasa Arab yang perlu akan kaidah ilmu alat yaitu nahwu dan sorof. Memahami Alquran sama seperti itu, perlu adanya kaidah seperi ‘am dan khos, makiyah madaniyah, asbabun nuzul dan lain sebagainya. Ini berkaitan tentang kaidah nantinya bisa mengkrucut dengan metode dan pendekatan seperti semantik, semiotik, dan hermeneurik”. Ucap Dr. Husnul pada sekmen kedua ini membahas tuntas tentang kaidah penafsiran. Setelah mempelajari tentang kaidah, mahasiswa IIQ dibentuk menjadi empat kelompok putra dan putri yang kemudian diberi tugas untuk mencoba menafsirkan satu ayat Alquran yang masing-masing kelompok berbeda dengan menggunkan kaidah Alquran kemudian di berikan hadiah untuk empat hasil terbaik.

    Terkahir rihlah ilmiah ini disampaikan oleh KH. Arifin, MA sebagai pengasuh Pondok pesantrek Bait Alquran, beliau menyampaikan bagaimana Lughowiyyah lebih tinggi dari pada mabna, beliau banyak menyinggung tentang penggunaan kata-kata yang maknanya sama tapi secara konteks berbeda seperti penggunaan kata qorya dengan madani yang artinya sama-sama desa, namun secara konteks berbeda. Qorya penggunaanya untuk konteks desa yang di laknati, tetepi penggunaan madani untuk konteks desa yang Allah berkati, dan menjabarkan kata-kata lainnya.

    Acara ini ditutup dengan penyerahan cendramata baik dari pihak PSQ maupun pihak IIQ dan ucapan terimakasih serta berharap bisa bekerja sama untuk selanjutnya, kemudia diakhiri oleh doa yang dipimpin KH. Arifin sebelum sekmen foto bersama di depan masjid Bait Alquran. Rombongan IIQ ini melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta yang sebelumnya menyempatkan ziarah makam Sunan Gunung Jati cirebon yang di pimpin oleh KH. Maulidi al-Hasani, MA, MH (salah satu dosen IIQ An Nur Yogyakarta). (Jamal dan Qoqom/LPM)

     

  • Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

    Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta Praktik Tashih Dan Belajar Kajian Mushaf Al Qur’an Bersama Dewan Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Kemenag.

    Selasa 17/09, IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan rihlah ilmiyah pada beberapa tempat kajian al Qur’an dan hadis di kota Jakarta dan Bogor. Adapun tempat pertama yang dituju adalah LPMQ (Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an) yang berada di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

    Mahasiswa fakultas ushuluddin semester V dan VII serta beberapa dosen fakultas ushuluddin sebagai peserta  langsung menuju ke bayt Alquran, sesampainya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada pukul 08.40 WIB. Yaitu guna pelaksanaan silaturohim dan kajian ilmiah seputar Alquran.

    Kajian yang dilaksanakan di bayt al Qur’an lantai empat, diisi langsung oleh dewan lajnah pentashih mushaf Alquran devisi I, beliau  H. Fahrurrozi, MA. Adapun materi yang disampaikan oleh beliau adalah mengenai perkembangan mushaf standar di Indonesia dan mushaf di dunia. Terkait materi yang disampaikan, mahasiswa diharapkan untuk antusias dalam mengkaji al Qur’an secara lebih mendalam. Dikarenakan kajian mengenai mushaf seperti tahzib, juz, ‘ain, dan lain sebagainya yang merupakan ilmu penting dalam al Qur’an, justru sekarang jarang orang mempelajarinya.

    “ini saya harapkan dari mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta fakultas ushuluddin harus bisa lebih antusias lagi dalam mempelajari macam-macam kajian Alquran khususnya mushaf Alquran Karena mengenai mushaf  masyarakat Indonesia yang sering terdapat perbedaan dalam penulisannya itu sangat sensitif dihadapan mereka. Padahal aslinya pemerintah sudah meragamkan rasm atau standar, hanya saja untuk sistem itu berbeda-beda. Nah inilah ranahnya mahasiswa ushuluddin kedepannya.” jelas H. Fahrurrozi, MA ditengah-tengah penyampaian materi.

    Dalam pelaksanaan kajian di bayt Alquran mahasiswa juga diberi oleh-oleh berupa mushaf al Qur’an 30 juz dengan 30 jilid langsung dari kementrian agama. Kemudian sedikit mempraktikkan cara pentashihan Alquran dengan cara mahasiswa membuka mushaf. Dan kebetulan pada juz 24 terdapat kekurangan harakat pada dua kata dalam juz 24 tersebut. Sehingga selanjutnya mahasiswa menambahkan harakat pada kata tersebut.

    Kajian yang singkat dan ilmiah ini dilaksanakan oleh peserta rihlah dengan semangat dan aktif. Untuk kedepannya, bagi mahasiswa ushuluddin benar-benar diharapkan mampu menguasai bahkan menjaga keilmuan mushaf al Qur’an yang mana sekarang jarang orang mempelajarinya. Dan inilah ranah fakultas ushuluddin sebagiannya. (Qoqom/LPM)

  • Mahasiswa Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta Belajar Pengelolaan Aplikasi Hadis Di Pesantren PKH (Pusat Study Hadis) Dalam Rihlah Ilmiah Fakultas Ushuludin.

    Selasa (17/09), Institut Ilmu Alquran An Nur Yogyakarta mengadakan Rihlah Ilmiah ke salah satu Pusat study hadis di Bogor, setelah sebelumnya mengunjungi LPMQ (lembaga Pentashih Mushaf Alquran) di Baitul Quran Taman Mini Indonesia Indah. Rombongan tiba di Bogor pada pukul 19.00 wib Dan pembukaan acara kegiatan belajar pengelolaan aplikasi hadis Ini di mulai  pada pukul 20.45 wib. Acara Ini di pandu oleh Mahasiswa Fakultas Ushuludin prodi Ilmu Alquran dan Tafsir semester V yaitu saudari Lukmanati. Acara dilanjut dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh saudari Intan Mauliana Imamah Mahasiswa semester V IAT IIQ An Nur Yogyakarta. Acara tersebut di buka secara resmi oleh dekan Fakultas Ushuludin IIQ An Nur Yogyakarta, beliau H. M. Ikhsanudin MSI. “Pertama kedatangan kami kesini adalah untuk bersilaturahim sekaligus belajar untuk mengelola wakaf program hadis Dari PKH, selain itu kami juga ingin belajar untuk mengoperasikan program tersebut. Kami juga ingin mengucapkan banyak terimaksih atas sambutan Dan fasilitas yang di sediakan di pesantren Ini, Dan kami ingin meminta Maaf apabila banyak merepotkan selama berada disini”. Ucap beliau H. M. Ikhsanuddin MSI, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Pusat study hadis Ini didirikan oleh Dr. Ahmad Lutfi Fathullah sebagai seorang ahli hadis, Dan mengembangkan pesantren Ini yang berawal Dari pesantren keluarga di Daerah Bogor Ini, ” pesantren Ini merupakan pesantren keluarga yang dirintis oleh beliau Dr. Ahmad lutfi Fathullah yang satu-satunya ahli dalam bidang hadis, sedangkan kami Tim PKH di sini memiliki background masing-masing Ada yang pemprograman seperti Saya, Ada yang editing video, Ada yang program web, designer, output data, Dan lain-lain”. Ucap salah satu perwakilan Dari PKH yaitu Ust M. Khiurul Anwar. Acara Ini di tutup oleh pembacaan tata Tertib pesantren kemudian diakhiri pembacaan doa oleh bapak Maulidi al-Hasani, MA, MH (salah satu dosen IIQ An Nur Yogyakarta) Rombongan Rihlah ilmiyah Ini akan mengikuti segenap kegiatan di Pondok pesantren PKH Ini selama dua Hari hingga kamis nanti Tanggal 19 September 2019 melanjutkan agenda ke Pusat study Quran Jakarta bersama Quraish sihab. (Muhamad Jamaludin/LPM)

    [learn_press_profile]

  • Bunda Cinta Paparkan 3 Komponen Pembentuk Anak

    Bunda Cinta Paparkan 3 Komponen Pembentuk Anak

    Shinta, S. Pd., M.Si., MA yang kerap disapa Bunda Cinta memaparkan 3 komponen pembentuk pribadi anak.  Tiga komponen inilah yang dapat membuat anak menjadi pribadi yang hebat. Tiga komponen ini meliputi keluarga, sekolah, dan lingkungan.

    “Pertama adalah keluarga, keluarganya harus kuat. Kedua adalah sekolah, sekolahnya harus hebat. Ketiganya adalah lingkungan, lingkungannya harus cermat,” jelas Bunda Cinta (26/8/2019) di Ruang Dosen Tarbiyah IIQ Annur Yogyakarta.

    “Jadi bagaimana dengan keluarga yang kuat, didukung dengan sekolah yang hebat bersama lingkungan yang cermat, bisa membentuk anak itu menjadi anak yang hebat,” tambah Bunda Cinta.

    Sebagus apapun sekolah atau madrasah orang tua tidak bisa menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah. Karena andil orang tualah yang paling utama. Sebagaimana yang disampaikan Bunda Cinta bahwa sekolah yang utama adalah orang tua. Kepala Sekolahnya adalah bapak dan gurunya adalah ibu.

    Bunda Cinta menambahkan, agar pribadi anak tetap baik maka pendidikan yang di sekolah dan di rumah harus tetap selaras. (Fitri M, Harokati/LPM)

  • DEMA IIQ Annur Gelar Pelatihan Kepenulisan

    DEMA IIQ Annur Gelar Pelatihan Kepenulisan

    Dewan Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Annur  mengadakan pelatihan kepenulisan yakni kelas literasi angkatan I. Kegiatan ini sebagai salah satu strategi DEMA IIQ Annur yang bekerja sama dengan Perpustakaan IIQ Annur mensosialisasikan kegiatan literasi di kampus kepada siswa MA Al-Ma’had Annur.

    Pelatihan Kepenulisan yang dilaksanakan di Auditorium IIQ Annur ini merupakan lanjutan dari kegiatan kepenulisan yang telah dilakukan pada saat Launching Lembaga Pers Mahasiswa pada 27 April 2019. DEMA IIQ Annur menghadirkan narasumber yang sama yakni Moh. Mursyid, SIP, MA.

    “Harapan dalam acara ini, semoga acara ini bisa menumbuhkan budaya litersi di kampus tercinta ini,” ujar Ikhris Muhamad, selaku ketua panitia, (25/08/2019).

    Harapan senada juga disampaikan oleh Ketua Osis MA Al-Ma’had Annur, Muhammad Nur Aziz. Ia pun berharap dengan berjalannya acara ini, kegiatan literasi dapat dibudayakan di lingkungan Ponpes Annur.

    Dalam sambutannya, Muhamad Jamaludin selaku Ketua DEMA IIQ Annur Yogyakarta memberikan motivasi kepada para peserta. Motivasi ini mengutip dari perkataan Imam Al-Ghazali, ‘jika engkau bukan anak raja juga bukan anak ulama besar, maka menulislah’.

    “Fokus dan komitmen itu harapan kami,” tambah Jamal.

    Pelatihan kepenulisan ini, diharapkan mampu memberikan satu bukti dengan membuat satu buku, sebagaimana yang disampaikan Arif.

    “Untuk ke depannya kita arahkan untuk pembuatan buku”, jelas Arif Setiyawan, SIP., selaku Kepala Perpustakaan IIQ Annur Yogyakarta.

    Kegiatan pelatihan kepenulisan yang dihadiri oleh 125 peserta ini berlangsung selama 4 jam. (Fitri Mu’alimah, Harokati/LPM)

  • DEMA F Tarbiyah Gelar Pembukaan Kegiatan Peringatan Hari Kartini

    DEMA F Tarbiyah Gelar Pembukaan Kegiatan Peringatan Hari Kartini

    Bantul (13 Mei 2019), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur Yogyakarta mengadakan pembukaan kegiatan Peringatan Hari Kartini dan Harlah DEMA F Tarbiyah ke XII. Peringatan tersebut merupakan kegiatan yang sudah teragendakan dalam rutinan kegiatan dari organisasi ini.

    Kegiatan ini resmi dibuka, dengan pembacaan surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh Zainal Fanani, selaku MC. Kemudian Ani Labibah yang juga menjadi MC secara bersautan menjelaskan latar belakang mengapa hari Kartini diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

    “Perjuangan Kartini adalah perjuangan menuju wanita yang lebih baik dan surat-surat beliau lahir karena kegelisahannya melihat pendidikan perempuan pada masa tersebut,” terang Ani.

    Penjelasan MC tersebut, sebagai pengantar dari tema Seminar (sebagai rangkaian dari kegiatan tersebut) yaitu “Telaah Surat Kartini untuk Pendidikan Indonesia”.

    Kegiatan ini diketuai oleh Ahmad Tomi Wijaya. Adapun kesuksesan acara ini tak lepas dari kekompakan panitianya, yang mana sebagian besar panitia tidak lain adalah anggota dari Dema F Tarbiayah sendiri dan beberapa perwakilan kelas dari Fakultas Tarbiyah.

    Dalam sambutannya, Tomi menjelaskan tema kegiatan dan mengapa kegiatan ini dijadikan agenda rutinan dalam kegiatan organisasi ini. Tema kegiatan kali ini adalah “Pesona Jiwa Kartini Muda Bangkitkan Asa”, adapun peringatan Hari Kartini jatuh pada tanggal 21 April, yang mana bertepatan dengan lahirnya Dema F Tarbiyah ini, jadi ini merupakan ulang tahun untuk DEMA F Tarbiyah,” papar Tomi.

    Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua DEMA IIQ An Nur yaitu Muhammad Jamaluddin dalam kesempatan ini dia mengucapkan banyak terima kasih dan harapan untuk Dema F Tarbiyah.

    “Kami dari Dema I mengucapkan beribu terima kasih kepada teman-teman panitia yang telah menyukseskan acara ini dan kami berharap terus adakan kegiatan-kegiatan, tujuannya agar ada follow up dan kami (menunggu) tindakan dari teman-teman wanita untuk (ikut serta) memajukan organisasi dengan baik,” terang Jamaluddin.

    Sambutan terakhir oleh Drs. Munjahid M. Ag., selaku Dekan IIQ An Nur Yogyakarta, dalam sambutannya beliau memberikan selamat dan motivasi kepada Dema F Tarbiyah, agar suatu saat lahir kegiatan yang lebih baik lagi.

    “Sukses dan lahirkan (kegiatan-kegiatan) suatu saat yang lebih baik lagi,” terang beliau.

    Akhirnya, perjuangan Kartini merupakan perjuangan di masanya, sekarang ini adalah masa kita dalam berproses. Kita harus senantiasa diperjuangkan menuju ke arah yang lebih baik lagi. Sebagai makhluk kita harus bisa melaksanakan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi, sebagai salah satu caranya ialah dengan keistiqamahan dalam berproses. (Umi Hasanah).

  • Tingkatkan Kualitas Dosen, LP2M IIQ An Nur Adakan Sekolah Metodologi Penelitian

    Tingkatkan Kualitas Dosen, LP2M IIQ An Nur Adakan Sekolah Metodologi Penelitian

    Penelitian dalam dunia akademik Kampus merupakan sesuatu yang terpenting. Hal inilah menjadikan penelitian selalu ada dan berkembang dalam perguruan tinggi. Setidaknya hal ini menjadi ukuran sebuah rangking dan prestasi dari perguruan tinggi. Dengan demikian, penelitian dan yang terkait dengannya menjadi bagian dari kebutuhan bagi perguruan tinggi.

    Untuk meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan IIQ an-Nur Bantul, khususnya bagi dosen, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IIQ an-Nur Bantul Yogyakarta. Kegiaatan training penguatan SDM bagi dosen untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

    Kegiatan ini dikenal dengan Sekolah Metodologi Penelitian yang dilakukan selama sebulan dan dilaksanakan setgiap hari sabtu. Untuk kegiatan pertama pada hari Sabtu, 13 April 2019 ini dikaji tentang paradigma penelitian yang disampaikan oleh Dr. Sihabul Millah, MA. Wakil rektor III dari IIQ.

    Tema kajian sekolah metodologi penelitian ini adalah paradigma ilmu pengetahuan dalam sebuah penelitian. Sebuah awal dalam melakukan penelitian. Istilah ini pertamanya dikenalkan oleh Thomas Khun tahun 1960-an dan terus berkembang sampai saat ini. Kesempatan ini dijelaskan tentang paradigma dalam penelitian yaitu dalam ilmu pengetahuan antara lain positivisme/post positivisme, konstruktivisme dan teori kritis.

    Kajian atas ketiga hal tersebut terkait erat dengan ilmu pengetahuan yang biasa dikaji dalam filsafat ilmu. Bahasan tersebut adalah dalam ranah ontologi, epistemologi, metodologi, aksiologi, realitas, tujuan, teori, nilai, proses ilmu, etika, lingkup eksplanasi, kedudukan peneliti, contoh teori dan contoh model penelitian. Dengan demikian, melalui pemahaman paradigma penelitian dosen selaku peneliti dapat melakukan penelitian sesuai model dan paradigma.

    Hadir dalam kesempatan sekolah metodologi ini adalah dosen di lingkungan IIQ an-Nur Bantul Yogyakarta. Mereka ini yang hadir antara lain Dekan Fak. Tarbiyah Dr. Munjahid, M. Ag. dan Fak. Ekonomi dan Bisnis Islam, Braham Maya Bramatullah dan sejumlah ketua prodi dan dosen yang berjumlah 30 orang. Dengan demikian, pada pertemuan ini dosen yang hadir dapat memahami teori terkait paradigma penelitian sehingga dapat menjadi bagian dalam mensukseskan penelitian melalui hibah nasional dan internasional. (MAS)

  • AKSI TANGGAP BENCANA IIQ AN NUR PEDULI

    AKSI TANGGAP BENCANA IIQ AN NUR PEDULI

    Hujan yang mengguyur Yogyakarta sejak Minggu (17/03/2019) pagi hingga menjelang dinihari, telah menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti banjir, longsor dan pohon tumbang.

    Wilayah terdampak paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul  meliputi 9 kecamatan (Imogiri, Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Jetis, Bantul, Kasihan dan Pandak).

    IIQ An Nur Peduli sebagaimana moto pengabdiannya “Sayangilah Sesama Niscaya Tuhan Menyanyangimu” langsung menerjunkan Relawan baik dari mahasiswa maupun Alumni IIQ An Nur. Hari pertama pasca bencana mereka membantu masyarakat yang terkena bencana banjir, di daerah Imogiri Bantul.

    Relawan IIQ AN NUR PEDULI, terbagi menjadi beberapa kelompok, ada yang membantu Membersihkan Tempat Ibadah, membersihkan Rumah warga, dan pendataan tempat ibadah yang terkena dampak bencana.

    “Semoga pengabdian Relawan, baik dari mahasiswa maupun alumni IIQ An Nur ini, dapat meringankan beban masyarakat dalam mengatasi bencana alam yang sewaktu-waktu tidak bisa diprediksi.” Kata Muslim, ketua LPPM IIQ An Nur.

    “IIQ An Nur Peduli, akan terus menebar kebaikan dengan segala kekuatan yang ada, mereka yakin dengan menyayangi sesama Tuhan pasti akan menyayanginya.” Tambahnya.

  • HADRAH SEBAGAI KEKUATAN BUDAYA DAN SENI ISLAMI DI PEDESAAN

    HADRAH SEBAGAI KEKUATAN BUDAYA DAN SENI ISLAMI DI PEDESAAN

    Pundong – Mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta kelompok 2 sudah melakukan berbagai program, salah satunya adalah pelatihan Hadrah oleh adik-adik di Masjid Miftahul ‘Ibad di dusun Panjang, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

    Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada Ahad (04/02/2019) di halaman depan Masjid. Kegiatan ini awalnya dihadiri oleh adik-adik, selang beberapa menit, banyak anak muda juga ikut andil untuk bersama-sama latian. Dengan semangatnya mereka berlatih ini, akhirnya beberapa mahasiswa KKN juga ikut mendampingi kegiatan tersebut, sehingga kegiatan ini semakin meriah di sore hari.

    Menurut mahasiswa KKN dan sekaligus pembina Hadrah, Arifin Setyadi dan Tomi Muslim, kegiatan ini merupakan salah satu program wajib kami setiap 3x seminggu. Harapannya kegiatan ini mampu meneguhkan budaya dan seni Islami di masyarakat secara luas. Tidak hanya itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih tersendiri dalam memakmurkan masjid oleh para generasi muda ke depannya di kampung Panjang ini.

    Sedangkan menurut ketua KKN kelompok 2, Sabirin, “Kegiatan ini akan terus kami lakukan sepanjang kegiatan KKN ini usai. Tidak hanya sampai itu saja, jika pemuda di sini masih membutuhkan kami setelah kami selesai KKN, insya Allah kami akan teruskan dalam pembimbingan. Karema hal ini menjadi sebuah pembelajaran terbaik bagi kelompok kami demi melayani umat dan kamipun terus belajar ke mereka.”

    Dalam kesempatan lain, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Ahmad Shofiyuddin Ichsan, M.A., menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini harus diapresiasi. Di samping untuk memakmurkan masjid, kegiatan hadrah ini justru sebagai bagian penguatan budaya dan seni Islam di Nusantara yang seharusnya dipertahankan di era milenial saat ini.

    “Sebagai DPL, saya mengapresiasi kegiatan rutinan di masjid oleh mahasiswa-mahasiswi ini. Di saat musim politik, banyak masjid dijadikan alat kampanye, sehingga masyarakat lebih menjauh dari kegiatan-kegiatan di tempat ibadah suci ini. Tetapi dengan kegiatan hadrah ini, setidaknya para mahasiswa/i ini mencoba mengembalikan ke ‘khittah’nya, yakni masjid sebagai tempat ibadah yang menenangkan, menyenangkan, serta memeriahkan dengan berbagai kegiatan yang asyik dan bermanfaat.” Imbuhnya.

    Kegiatan hadrah ini diikuti lebih dari 10 adik-adik dan pemuda dengan latihan pertama tentang kunci-kunci hadrah dan latihan vokal. Kegiatan ini akhirnya ditutup dengan sholawat Badar bersama-sama.

    (Penulis: Maskunah/Nur Faizah)

  • Korda IIQ An Nur Gelar Pelatihan Qira’

    Korda IIQ An Nur Gelar Pelatihan Qira’

    Salah satu bentuk eksistensi UKM Korps Dakwah (Korda) IIQ An Nur Yogyakarta ialah melalui keistiqomahan dalam melaksanakan program pelatihan mingguan. Jumat (30 November 2018), latihan mingguan dari divisi Qira’ dan Tahfidz telah terlaksana, kegiatan tersebut merupakan pertemuan kedua dari serangkaian latihan UKM Korda  ke depannya.

    Pada kegiatan kali ini dihadiri oleh 12 peserta. Satu di antaranya laki-laki dan 11 lainnya perempuan. Semua peserta yang hadir ialah anggota Korps Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta. Kegiatan ini dibimbing oleh Wahyudi.

    “Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, yang kini berkesempatan mengajarkan ilmunya di SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta,” ujar Ulya (putri beliau sekaligus peserta).

    Dalam latihan ini, sebelum mempraktikkan bacaannya Wahyudi menjelaskan terlebih dahulu bahwa di dalam qira’ terdapat 7 lagu yang menjadi pedoman dalam melantunkan qira’.

    “Jika dalam tembang Macapat (yang ada) di Jawa terdapat tembang Pucung, Asmaradana, Dhandhanggula, dan lain sebagainya. Dalam qira’ juga terdapat 7 lagu yang menjadi pedoman bacaannya. Yaitu, bayati, hijaz, nahawan, jihaka, ros, shoba, dan sikah,” ujar Wahyudi.

    Latihan ini menggunakan metode mentoring dan pengulangan. Beliau mencontohkan terlebih dahulu bagaimana bacaan qira’ yang baik dan benar, kemudian para peserta menirukan bacaan beliau. Ketika bacaan para peserta belum sesuai, beliau akan mempraktikkan bacaannya lagi sampai lantunan qira’ para peserta dianggap sudah lumayan baik dan benar.

    Selain mengulang bacaan tersebut, sesekali beliau juga menunjuk salah satu dari para peserta untuk membacakan qira’ tersebut secara individu.

    “Mengingat di dalam qira’ selain (harus) baik dan benar pelafalannya, juga harus memiliki mental yang terasah agar tidak demam panggung,” tambah Umi salah satu peserta.

    Sebelum kegiatan berakhir, beliau berpesan agar para peserta berlatihan secara terus-menerus. Sehingga, latihan tersebut bukan hanya di pertemuan ini saja.

    “Latihan dengan temannya. Karena dulu ketika latihan saya bisa, tetapi terkadang saya lupa lagunya ketika disuruh mengulanginya lagi,” tambah beliau.

    Semoga pesan beliau benar-benar dapat dilaksanakan dan semoga keistiqomahan para peserta melalui latihan mingguan ini dapat menunjang tercapainya cita-cita para peserta pelatihan. (Umi Hasanah)

  • Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Musyawarah Besar ke-VIII

    Korp Dakwah Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Gelar Musyawarah Besar ke-VIII

    Sabtu (8 Desember 2018), merupakan saat-saat menegangkan bagi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Kampus IIQ An Nur Yogyakarta, yaitu Korp Dakwah (Korda) Mahasiswa. Di mana Korda melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) ke-VIII.

    Mubes sebagai permusyawarahan di bawah Dewan Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta yang diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini guna membahas dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pengurus Korda dalam satu periode tersebut. Mubes Korda ke-VIII, sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pengurus Korda masa bakti 2017-2018.

    Kegiatan ini mengusung tema “Mari Bersama Hidupkan Organisasi Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.” Penjelasan tema disampaikan oleh Ketua Mubes yakni Zainal Fanani.


    “Tema ini merupakan buah dari rapat yang diadakan secara continue sebelum pelaksanaan Mubes. Melalui tema tersebut tersirat harapan, ‘Bagaimana mengangkat derajat korda dan membuat korda Istimewa untuk kita?’” papar Zainal.

    Harapan tersebut ditanggapi oleh Muhammad Jamaludin yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Korda Periode 2017-2018. Di mana dia menganalogikan organisasi sebagai api unggun, yang mana seluruh anggotanya harus saling bahu-membahu dalam membangun organisasi.

    “Saya menganalogikan sebuah organisasi sebagai api unggun, semakin banyak bahan bakarnya makin banyak pula apinya” ujar Jamaludin.

    Ketua Dema IIQ An Nur menambahkan bahwa dalam membangun sebuah organisasi sangat memerlukan kerja sama tim.

    “Siapapun yang akan terpilih (mengemban amanah dalam organisasi) harus saling bahu-membahu dan anggotanya sebagai kontribusinya, ketua hanya sebagai figur,” terang Johan Utsman.

    Selanjutnya Drs. H Atmaturida, M. Pd, selaku Penasehat Korda sejak tahun 2004 hingga sekarang, juga menyampaikan pentingnya kerja sama dalam menjalankan sebuah organisasi.

    “Organisasi itu sistem, harus bergerak semuanya (itemnya), jangan jalan sendiri, jangan bekerja sendiri,” dukung Drs. Atma.

    Beliau menambahkan jika kegiatan Mubes ini merupakan salah satu jembatan menuju mufakat dari seluruh anggota Korda. Di mana segala kesepakatan di dalamnya akan menjadi acuan untuk masa depan Korda. Adapun pemenuhannya ialah dengan senantiasa bahu-membahu membangun Korda menjadi yang lebih baik.

    “Organisasi tidak boleh berhenti dan kaderisasi harus selalu berkembang,” jelas Drs. Atma, sebagai penyemangat untuk Korda ke depannya. (Umi Hasanah).