Tag: Yogyakarta

  • Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IIQ An-Nur Berikan Penghargaan kepada 3 Dosen Pilihan

    Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IIQ An-Nur Berikan Penghargaan kepada 3 Dosen Pilihan

    Yogyakarta – LPM (Lembaga Penjamin Mutu) IIQ An-Nur memberikan penghargaan kepada 3 dosen pilihan IIQ An-Nur pada Kamis (10/3).

    Pemberian penghargaan ini adalah rangkaian acara dari sosialisasi perkuliahan pada semester genap TA. 2021/2022 oleh Rektor IIQ An-Nur.

    Pemberian penghargaan diwakili oleh Nindiya Pranajati selaku ketua LPM IIQ An-Nur. Terdapat 3 kategori penilaian penghargaan dosen tersebut, pertama penelitian, kedua pengabdian dan ketiga adalah pengajaran.

    “Sebenarnya kami sangat berterima kasih kepada semua pihak dosen yang mengajar, ketiga nama yang akan dipilih hanyalah sebagai perwakilan saja sekaligus agar dapat dijadikan sebagai model dosen mutu bagi bapak/ibu semua,” kata Nindi.

    Tiga dosen yang mendapat penghargaan adalah Achmad Shofiyuddin Ichsan sebagai dosen terbaik dalam bidang penelitian. Kedua, Khoirun Niat sebagai dosen terbaik di bidang pengabdian kepada masyarakat. Ketiga adalah Bagus Mahardika dari dosen fakultas Tarbiyah mendapatkan penghargaan dalam bidang pengajaran.

    Ketiga dosen tersebut diberikan penghargaan secara langsung oleh Rektor IIQ An-Nur, Dr. A. Sihabul Millah, MA.

  • Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Pada hari Kamis 15 Maret 2018, IIQ An-nur Yogyakarta bersama dengan University of Gottingen melaksanakan “THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON QUR’AN AND HADITH STUDIES IN INDONESIA AND GERMANY, di auditoriu IIQ An Nur Yogykarta. Pembicaranya adalah Victoria Dmitrenko dan Ziynet Karaca dari University of Gottingen Jerman dan KH. M. Ikhsanuddin, MSI, selaku dosen dan Dekan Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta. Adapun moderator adalah Abdul Jabpar, S.Fil.I., M.Phil., dosen IIQ An-Nur Yogyakarta sekaligus kandidat doktor pada “Islamic Thought and Muslim Societies” di UIN Sunan Kalijaga.

    Seminar internasional ini dihadiri sejumlah mahasiswa dari University of Gottingen yang mengambil konsentrasi studi Islam, dosen dan mahasiswa IIQ an-Nur Yogyakarta. Mahasiswa dari Jerman ini tertarik menghadiri seminar, karena ingin belajar tentang studi keIslaman di Indonesia.

    Konferensi internasional itu berjalan sangat lancar, dan para peserta sangat antusias dengan paparan para pembicara yang mengulas kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia dan Jerman. Menurut Khadijah dan Ziynet, kajian Qur’an dan Hadis di Jerman sedikit berbeda dengan di Indonesia.

    Masyarakat Muslim di Jerman mempelajari Qur’an dan Hadis biasanya di masjid-masjid. Kajian yang lebih ilmiah bisa ditemukan di kampus-kampus, misalnya, di University of Gottingen. Minat masyarakat Jerman atas studi Qur’an dan Hadis meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini, mereka menduga disebabkan banyaknya pengungsi dari Syiria yang datang ke Jerman.

    Mereka berdua menambahkan bahwa tidak mudah menjadi seorang muslim di Jerman. Terlebih “Islam Phobia” di negara-negara Eropa masih sangat kental terasa. Walhasil, pandangan yang steorotip terhadap makanan, pakaian, dan kebiasaan yang dilakukan orang muslim acap dijumpai. Misalnya, penggunaan hijab bagi seorang muslimah di Jerman masih dianggap sesuatu yang tidak lumrah.

    Kendati demikian, mereka berdua sangat optimis dengan perkembangan umat Islam di Jerman, hal itu ditandai oleh maraknya kajian keislaman di negeri itu khususnya Qu’ran dan Hadis yang disokong dengan disiplin keilmuan lain seperti teologi, sejarah, dan lain sebagainya.

    Adapun KH. M. Ikhsanuddin, MSI., menyoroti studi Qur’an dan Hadis di Indonesia. Beliau memulai paparannya dari kedatangan Islam ke bumi nusantara secara historis, kemudian mengupas beragam metode “mengaji” Qur’an yang berkembang di Indonesia, seperti Iqra’, Al-Baghdad, Al-Barqi, dan lain sebagainya.

    Terkait dengan kajian Qur’an dan Hadis yang ilmiah, beliau sangat mengapresiasi dengan hadirnya karya-karya tafsir dari intelektual dan sarjana muslim Indonesia. Beliau meramalkan bahwa kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia akan sangat berkembang dan maju di masa depan. Konferensi internasional yang diadakan di IIQ An-Annur sebagai salah satu penandannya, demikian beliau menambahkan.

    Konferensi internasional tersebut berjalan sekitar tiga jam dan diakhiri dengan sesi penyerahan bingkisan pada para pemateri dan foto bersama.(Jabbar)

  • Pelatihan Bakpia di Sapon oleh KKN IIQ

    Pelatihan Bakpia di Sapon oleh KKN IIQ

    Sidorejo- KKN IIQ menawarkan program apa yang dibutuhkan ibu-ibu PKK Sapon, dan ibu-ibu PKK meminta pelatihan membuat bakpia. KKN IIQ menyanggupi dan menentukan hari, kemudian KKN IIQ mempersiapkan bahan-bahan dan pelatih.

    Minggu, 25/02/2018, setelah Dzuhur, dilaksanakan pelatihan yang diinginkan ibu-ibu PKK. Pelatihan membuat bakpia. Bertempat di rumahnya Mbah Senen, RT 01 Sapon, lebih dari tiga puluh ibu-ibu dengan antusias mengikuti pelatihan ini.

    Karena dari KKN IIQ tidak ada yang bisa membuat bakpia, maka dihadirkan pakar membuat bakpia yaitu Nasih Ulwan Ramadhan. Salah satu pengusaha sukses bakpia dari Imogiri, Bantul.

    Bahan-bahan yang disediakan oleh KKN langsung digarap oleh para peserta. Dibawah bimbingan Nasih, ibu-ibu dengan khidmat memperhatikan setiap arahannya.

    Ada beberapa KKN IIQ yang hadir dan menemani ibu-ibu memasak bakpia. Ayum Meilani, Sri Rohaina, Nurul Fatimah, Faikhatun, dan Toha Ziaulhaq.

    Penanggungjawab pelatihan bakpia ini adalah Sri Rohaina dan Toha Ziaulhaq. Keduanya yang mendampingi Nasih, pelatih pelatihan bakpia ini.

    foto oleh Marjiyanta

    Tepung terigu, minyak, butter, margarin, fullcream, cokelat, kacang hijau, dll. diolah sedemikian-hingga hingga menjadi bakpia seperti yang diinginkan.

    Setelah adonan isi jadi, dan isian sudah tergulung adonan tepung terigu untuk kulitnya, maka segeralah bakpian dimasikkan ke oven/penggorengan bakpia. Dan terlihat para peserta berdebar-debar menunggu hasilnya. Apakah enak atau tidak? Keasinan atau kemanisan? Atau kesalahan yang lain? Menunggu hasil memang selalu mendebarkan. Termasuk menunggu bakpia matang dan siap hidang.

    Sebanyak 500an biji bakpia dibuat. Ada tiga rasa: cokelat, keju, dan kacang hijau. Kenapa hanya dibuat tiga rasa, karena keterbatasan waktu.

    Setelah bakpia pertama keluar dari oven, semua ibu-ibu berebut untuk mencicipi. Saling pandang sebentar, hening, lalu mereka mulai tersenyum. Hasilnya tidak jauh dari bayangan mereka: enak.

    Semua hasil prakteknya dibagikan ke ibu-ibu yang ikut hadir dalam pelatihan. Sebagai buah tangan mereka sendiri. Sebagian dibagikan ke Paak Dukuh dan tokoh masyarakat.

    Menurut Sri Rohaina, pelatihan ini sengaja diberikan ke ibu-ibu PKK Sapon karena memang seperti permintaan. Pengabdian KKN IIQ memang tidak hanya mengenai soal agama, namun juga hal-hal kemasyarakatan.

    “Kalau program keagamaan,kita sudah menghidupkan TPA di dua masjid di Sapon. Masjid Ar-Rahmah dan masjid Al-Iklas. Juga TPA untuk ibu-ibu di masjid Ar-Rahmah. Bahkan di masjid Al-Iklas diadakan pelatihan hadroh.” Ungkap Sri.

    “Tapi selain di bidang keagamaan,” lanjut Sri. “kita juga memberikan pelatihan bakpia, lomba memasak untuk ibu-ibu, cek kesehatan untuk warga, dan juga ada pelatihan kerajinan tempurung.”

    Sementara menurut Ibu Dukuh Sapon, ia merasa senang sekali dengan kegiatan pelatihan ini. Selain sebagai ajang silatuhmi ibu-ibu PKK, juga bisa menambah ilmu tentang masak-memasak.

    Selalu menyenangkan bergaul bersama ibu-ibu PKK Sapon. Selain selalu gayeng dan meriah, selalu muncul ide segar yang bisa bikin tertawa bersama yang membuat suasana menjadi riang. Bahagia. (Marjiyanta)

  • Talk Show: Santun dalam Bersosial Media

    Talk Show: Santun dalam Bersosial Media

    Bekerja sama dengan Arus Informasi Santri (AIS) Yogyakarta, KKN IIQ An Nur Posko lll yang bertempat di dusun Tubin, Sidorejo, Lendah, Kulonprogo menyelenggaralan Talk Show dengan tema ‘Santun dalam Bersosial Media’.

    Harapan Ni’am sebagai ketua Posko lll Dukuh Tubin, acara ini diselenggarakan bisa memberikan referensi yang memadai bagi muda-mudi Dukuh Tubin dalam rangka menyambut dan menyikapi derasnya arus informasi bebas yang makin tak terbendung. Atas dasar di atas, acara ini diharapkan bisa memberi manfaat.

    Acara tersebut bertempat di SD Tubin, Sabtu (10/02/2018) 19.30 Wib, acara talk show berlangsung seru. Sekira 75 muda-mudi Tubin dan sekitarnya ikut hadir dalam acara talk show malam ini.

    Hadir sebagai narasumber adalah Yusuf Hariyanto dan Aro Muhammad dari AIS Yogyakarta.

    Dihadapan peserta talk show, Yusuf Hariyanto memperkenalkan AIS JOGJA sendiri kepada hadirin dan mengenalkan akun-akun pesantren se-nusantara khususnya Jogja dan sekitarnya.

    Ia melanjutkan, bahwa kecepatan teknologi yang telah merubah arus informasi lintas negara menjadi tak terbatas adalah sebuah keniscayaan. Kemudahan mengakses segala macam konten dan informasi bisa menimbulkan kegagapan dalam menyikapinya.

    Dari penyimpangan, kejahatan, sampai ancaman nasional tersedia di depan laptop atau smartphone. Penyimpangan seperti cybersex, phonesex, chatsex, pornografi, perselingkungan, lesbian, sex party, dan lain sebagainya, perlu cara penyikapan yang lebih bijak.

    Belum lagi masalah kejahatan media sosial seperti mencuri data, mencuri uang, merusak data, prostitusi online, penipuan secara online dan sebagainya.

    Aro Muhammad sebagai pembicara kedua, mengemukakan tentang banyaknya konten hoax dan maraknya web dan blog yang berisi konten radikal. Ancaman menyebarnya berita hoax bisa menggangu ketentraman dalam hal berbangsa dan bernegara.

    Untuk menanggulangi, bahaya dari konten negatif, masih menurut Aro, seharusnya kita aktif bersosial media dengan mengisi dengan konten-konten positif.

    Setelah acara pemaparan dari kedua narasumber, sesi tanya-jawab yang berlangsung seru. Berbagai pertanyaan yang muncul berusaha dijawab oleh kedua narasumber.

    Ditemui Persma KKN IIQ An-Nur Posko lll dukuh Tubin setelah acara, Arman sebagai salah satu pengurus UKKT Mustika Bhakti Tubin mengatakan, bahwa muda-mudi memang membutuhkan Workshop seperti ini. Selain harus adanya kesadaran tentang berita hoax dan hal negatif lainnya, masalah informasi tentang kejahatan media sosial sangat bermanfaat bagi muda-mudi Dukuh Tubin.

    “Diluar dugaan kami, sungguh kegiatan seperti ini sangat berguna untuk mengarahkan muda-mudi untuk bersikap bijak dalam bersosmed. Banyak informasi penting yang memang belum kita ketahui. Selain juga bisa membuat kita lebih waspada akan kejahatan Sosmed.” Ungkap Arman.

    “Selain itu, kewaspadaan kita akan ‘serangan’ konten-konten radikal juga perlu, seperti yang dikatakan oleh kedua narasumber.” Tutup Arman.

    Bapak Waluyo sebagai kepala Dukuh Tubin, yang ikut hadir dalam acara workshop juga mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya Talk Show ini. Berharap KKN IIQ An-Nur Posko lll bisa memberikan program-program yang lain yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat Dukuh Tubin.

    *Penulis: Munawan, KKN IIQ An Nur Posko lll dukuh Tubin angkatan XIV tahun 2018.