Tag: Kegiatan Mahasiswa

  • Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Pada hari Kamis 15 Maret 2018, IIQ An-nur Yogyakarta bersama dengan University of Gottingen melaksanakan “THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON QUR’AN AND HADITH STUDIES IN INDONESIA AND GERMANY, di auditoriu IIQ An Nur Yogykarta. Pembicaranya adalah Victoria Dmitrenko dan Ziynet Karaca dari University of Gottingen Jerman dan KH. M. Ikhsanuddin, MSI, selaku dosen dan Dekan Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta. Adapun moderator adalah Abdul Jabpar, S.Fil.I., M.Phil., dosen IIQ An-Nur Yogyakarta sekaligus kandidat doktor pada “Islamic Thought and Muslim Societies” di UIN Sunan Kalijaga.

    Seminar internasional ini dihadiri sejumlah mahasiswa dari University of Gottingen yang mengambil konsentrasi studi Islam, dosen dan mahasiswa IIQ an-Nur Yogyakarta. Mahasiswa dari Jerman ini tertarik menghadiri seminar, karena ingin belajar tentang studi keIslaman di Indonesia.

    Konferensi internasional itu berjalan sangat lancar, dan para peserta sangat antusias dengan paparan para pembicara yang mengulas kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia dan Jerman. Menurut Khadijah dan Ziynet, kajian Qur’an dan Hadis di Jerman sedikit berbeda dengan di Indonesia.

    Masyarakat Muslim di Jerman mempelajari Qur’an dan Hadis biasanya di masjid-masjid. Kajian yang lebih ilmiah bisa ditemukan di kampus-kampus, misalnya, di University of Gottingen. Minat masyarakat Jerman atas studi Qur’an dan Hadis meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini, mereka menduga disebabkan banyaknya pengungsi dari Syiria yang datang ke Jerman.

    Mereka berdua menambahkan bahwa tidak mudah menjadi seorang muslim di Jerman. Terlebih “Islam Phobia” di negara-negara Eropa masih sangat kental terasa. Walhasil, pandangan yang steorotip terhadap makanan, pakaian, dan kebiasaan yang dilakukan orang muslim acap dijumpai. Misalnya, penggunaan hijab bagi seorang muslimah di Jerman masih dianggap sesuatu yang tidak lumrah.

    Kendati demikian, mereka berdua sangat optimis dengan perkembangan umat Islam di Jerman, hal itu ditandai oleh maraknya kajian keislaman di negeri itu khususnya Qu’ran dan Hadis yang disokong dengan disiplin keilmuan lain seperti teologi, sejarah, dan lain sebagainya.

    Adapun KH. M. Ikhsanuddin, MSI., menyoroti studi Qur’an dan Hadis di Indonesia. Beliau memulai paparannya dari kedatangan Islam ke bumi nusantara secara historis, kemudian mengupas beragam metode “mengaji” Qur’an yang berkembang di Indonesia, seperti Iqra’, Al-Baghdad, Al-Barqi, dan lain sebagainya.

    Terkait dengan kajian Qur’an dan Hadis yang ilmiah, beliau sangat mengapresiasi dengan hadirnya karya-karya tafsir dari intelektual dan sarjana muslim Indonesia. Beliau meramalkan bahwa kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia akan sangat berkembang dan maju di masa depan. Konferensi internasional yang diadakan di IIQ An-Annur sebagai salah satu penandannya, demikian beliau menambahkan.

    Konferensi internasional tersebut berjalan sekitar tiga jam dan diakhiri dengan sesi penyerahan bingkisan pada para pemateri dan foto bersama.(Jabbar)

  • Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara Musikalisasi Puisi & Essay

    Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara Musikalisasi Puisi & Essay

    Grup Eldelweish dari Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta yang diwakili oleh Maskunah Luk Luk Iridak Diana (Mahasiswa PAI Semester VI), Adi Fathurrofi (Mahasiswa PAI Semester IV), dan Bayu Wahyono (Mahasiswa PAI Semester VI) meraih juara I dalam lomba Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia dalam Festival Tarbiyah dan Bahasa tahun 2018.

    Kegiatan yang diselenggarkan oleh Dema Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Ilmu Agama Islam Negeri Surakarta, pada tanggal 19-22 Februari 2018, merupakan lomba tingkat Jateng dan DIY yang mengkompetisikan berbagai cabang lomba seperti Musikalisasi bahasa Inggris dan Indonesia, MQK, lomba Essay, Mendongeng, Lomba Kaligrafi, Tari, dan lain-lain.

    Selain juara I lomba Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia, Mahasiswa IIQ An Nur juga meraih Juara II Lomba Essay yang diwakili oleh Muhammad Jamaluddin (Mahasiswa Semester IV).

    Maskunah Luk Luk Iridak Diana, salah satu wakil dari mahasiawa yang memperoleh juara I Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa, “keberhasilanya tersebut tidak lepas dari peran dari dosen-dosen IIQ An Nur yang selalu mendorong dan memotivasi mahasiwa untuk mengembangkan kreativitas dari setiap mahasiswa. Maka sebagai wujud terimakasih kami, piala kejuaran tersebut kami serahkan kepada intitusi yang telah membimbing kami.”

    Penyerahan piala dari delegasi lomba ke IIQ An Nur dilaksanakan pada rabu, 28 Februari 2018. diterima langsung oleh Rektor IIQ An Nur, Drs. KH. Heri Kuswanto, MSi. didampingi oleh dekan Fakultas Tarbiyah Dr. H.Munjahid, M.Ag, Kaprodi PAI, Ali Mustaqim, M.Pd.I, dan Kaprodi PGMI Syamsudin, M.Pd.I. pada Kesempatan tersebut Rektor IIQ An Nur Yogyakarta Drs. KH. Heri Kuswanto, MSi memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas keberhasilan mahasiswa dalam Festival Tarbiyah dan Bahasa tahun 2018. Lebih lanjut Heri menyebutkan, IIQ An Nur sangat mendukung dan mendorong kreatifitas dari setiap mahasiswa, maka kedepan kegiatan-kegiatan positif seperti ini akan lebih ditingkatkan lagi. (Mslm)

  • KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    Kelompok Studi Ekonomi Syariah (KSEI) IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan acara seminar umum dengan tema, “Akselerasi Ekonomi Syariah terhadap Stakeholder Perbankan Syariah,” Sabtu (24/2). Seminar ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta, seperti UIN Sunan Kalijaga, IIQ An-Nur Yogyakarta, STEBI Al-Muhsin, UNY, UMY, UII, STEI Yogyakarta, dan Alma Ata.

    Narasumber yang dihadirkan yakni Mohammad Fauzi, Lc. M.H., sebagai Ketua Prodi Ekonomi Syariah IIQ An-Nur dan Lutvia Monda, Lc. M.Sc., perempuan asli Sumenep yang berhasil mendapat gelar S2 di Durham University, UK.

    Sebagai narasumber pertama, Fauzi menyampaikan urgensi ekonomi syariah dengan mengibaratkan realisasi ekonomi syariah dengan sebuah bangunan.

    “Ibarat sebuah bangunan, akidah berada pada lantai dasar.  Lantai selanjutnya terdapat syariah dan akhlak. Kemudian pada tingkat ketiga terdapat ukuwah Islamiyah. Dari masing-masing lantai tersebut terdapat tiang yang menjadi pokok bangunan yaitu keadilan, keseimbangan serta kemaslahatan. Keadilan merupakan tonggak dari ketiga poin tersebut,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tujuan utama dari sistem ekonomi syariah adalah terciptanya al-Falah, yakni kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia.  Poin tersebut sejalan dengan visi perbankan syariah. Oleh karenanya, krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 lalu dapat diminimalisir dengan adanya bank yang menerapkan sistem ekonomi syariah.

    Lutvia sebagai pembicara kedua menjelaskan penerapan dari sistem ekonomi syariah dapat berhasil menyelamatkan dan bahkan memajukan beberapa negara Islam di dunia.

    “Dari sepuluh negara dengan keuangan syariah terbesar di dunia, Indonesia berada pada nomor sembilan. Dengan didominasi oleh sukuk atau surat hutang berharga,” katanya.

    Tidak kalah pentingnya, negara maju seperti Inggris pun sudah memiliki bank yang mengadopsi sistem ekonomi syariah karena dirasa lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, dia juga menambahkan beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah.

    “Terdapat beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah yaitu penguatan kapasitas kelembagaan industri jasa keuangan syariah, peningkatan ketersediaan dan keragaman produk keuangan syariah, pemanfaatan Fintech dalam rangka akses kapasitas SDM, serta peningkatan koordinasi antar pemangku pengembangan keuangan syariah di Indonesia,” tambahnya.

    Pada akhir acara, dia menekankan bahwa perlu ada peningkatkan ekonomi syariah dengan meningkatan literasi tentang ekonomi syariah dan memanfaatan fintech dalam kehidupan sehari-hari. (Fitri/25/03/2018)