Category: Berita

  • Rektor IIQ sambut baik Profesor Kato dari Tokyo

    Rektor IIQ sambut baik Profesor Kato dari Tokyo

    Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan seminar internasional pada hari Jumat, 16 Maret 2018. Tema yang diusung kali ini adalah “Violence in Education (Sociological and Religious Reviews).” Dengan menghadirkan dua narasumber hebat yakni Prof. Hisanori Kato dari Chuo University, Tokyo, Jepang dan Dr. H. Munjahid, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur Yogyakarta. Moderator yang memimpin jalannya acara yakni Lina, M. Pd, salah satu dosen iiq annur.

    Acara dilaksanakan di Auditorium IIQ An-Nur. Tampak jelas ratusan wajah para mahasiswa yang sangat antusias mengikuti acara ini. Tidak hanya mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah saja, tetapi juga terdapat beberapa mahasiswa Fakultas Ushuluddin yang mengikuti acara tersebut.

    Rektor IIQ An-Nur, Drs. H. Heri Kuswanto, M. Si., menyampaikan bahwa acara ini sangat perlu dilaksanakan untuk menambah wawasan keilmuan. Beliau menungkapkan bahwa, “Acara seminar ini sangat penting dilaksanakan. Tujuannya untuk menambah wawasan ke.ilmuan dan kependidikan. Dengan terlaksananya acara tersebut, maka IIQ An-Nur ikut andil dalam meningkatkan harmonisasi hubungan bilateral antara dua negara. Selain itu, acara seminar ini untuk mengkomunikasikan perbedaan antar budaya yang berbeda”

    Beliau sangat berterimakasih kepada Prof. Hisanori Kato yang berkenan hadir dan berbagi ilmu serta pengalamannya kepada mahasiswa IIQ An-Nur. Beliau berharap agar hubungan antara kedua belah pihak dapat terus berlanjut. “Semoga Prof. Kato berkenan melanjutkan bimbingan ilmunya baik melalui tulisan atau media lainnya.”

    Selain harapan tersebut, Rektor IIQ An-Nur juga menyampaikan pesan untuk para mahasiswa agar mereka mengembangkan ilmu yang telah didapat serta menyesuaikannya dengan kultur agama dan negara. Beliau berharap agar mahasiswa IIQ An-Nur mengikuti dan mencontoh semangat keilmuan yang telah disampaikan narasumber. “Kembangkan Ilmu yang didapat disesuaikan kultur negara dan agama. Ikuti dan contohlah semangat keilmuannya,” tambahnya.(Fitri Muallimah)

  • Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Mahasiswa Jerman Belajar Ke IIQ An-Nur Yogyakarta

    Pada hari Kamis 15 Maret 2018, IIQ An-nur Yogyakarta bersama dengan University of Gottingen melaksanakan “THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON QUR’AN AND HADITH STUDIES IN INDONESIA AND GERMANY, di auditoriu IIQ An Nur Yogykarta. Pembicaranya adalah Victoria Dmitrenko dan Ziynet Karaca dari University of Gottingen Jerman dan KH. M. Ikhsanuddin, MSI, selaku dosen dan Dekan Ushuluddin IIQ An Nur Yogyakarta. Adapun moderator adalah Abdul Jabpar, S.Fil.I., M.Phil., dosen IIQ An-Nur Yogyakarta sekaligus kandidat doktor pada “Islamic Thought and Muslim Societies” di UIN Sunan Kalijaga.

    Seminar internasional ini dihadiri sejumlah mahasiswa dari University of Gottingen yang mengambil konsentrasi studi Islam, dosen dan mahasiswa IIQ an-Nur Yogyakarta. Mahasiswa dari Jerman ini tertarik menghadiri seminar, karena ingin belajar tentang studi keIslaman di Indonesia.

    Konferensi internasional itu berjalan sangat lancar, dan para peserta sangat antusias dengan paparan para pembicara yang mengulas kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia dan Jerman. Menurut Khadijah dan Ziynet, kajian Qur’an dan Hadis di Jerman sedikit berbeda dengan di Indonesia.

    Masyarakat Muslim di Jerman mempelajari Qur’an dan Hadis biasanya di masjid-masjid. Kajian yang lebih ilmiah bisa ditemukan di kampus-kampus, misalnya, di University of Gottingen. Minat masyarakat Jerman atas studi Qur’an dan Hadis meningkat pesat beberapa tahun belakangan ini, mereka menduga disebabkan banyaknya pengungsi dari Syiria yang datang ke Jerman.

    Mereka berdua menambahkan bahwa tidak mudah menjadi seorang muslim di Jerman. Terlebih “Islam Phobia” di negara-negara Eropa masih sangat kental terasa. Walhasil, pandangan yang steorotip terhadap makanan, pakaian, dan kebiasaan yang dilakukan orang muslim acap dijumpai. Misalnya, penggunaan hijab bagi seorang muslimah di Jerman masih dianggap sesuatu yang tidak lumrah.

    Kendati demikian, mereka berdua sangat optimis dengan perkembangan umat Islam di Jerman, hal itu ditandai oleh maraknya kajian keislaman di negeri itu khususnya Qu’ran dan Hadis yang disokong dengan disiplin keilmuan lain seperti teologi, sejarah, dan lain sebagainya.

    Adapun KH. M. Ikhsanuddin, MSI., menyoroti studi Qur’an dan Hadis di Indonesia. Beliau memulai paparannya dari kedatangan Islam ke bumi nusantara secara historis, kemudian mengupas beragam metode “mengaji” Qur’an yang berkembang di Indonesia, seperti Iqra’, Al-Baghdad, Al-Barqi, dan lain sebagainya.

    Terkait dengan kajian Qur’an dan Hadis yang ilmiah, beliau sangat mengapresiasi dengan hadirnya karya-karya tafsir dari intelektual dan sarjana muslim Indonesia. Beliau meramalkan bahwa kajian Qur’an dan Hadis di Indonesia akan sangat berkembang dan maju di masa depan. Konferensi internasional yang diadakan di IIQ An-Annur sebagai salah satu penandannya, demikian beliau menambahkan.

    Konferensi internasional tersebut berjalan sekitar tiga jam dan diakhiri dengan sesi penyerahan bingkisan pada para pemateri dan foto bersama.(Jabbar)

  • Perpisahan KKN: Adakan Simakan Alquran

    Perpisahan KKN: Adakan Simakan Alquran

    Salah satu program KKN IIQ dukuh Tubin adalah tadarus Alquran. Satu juz setiap habis Subuh. Setelah khatam, ditutup dengan diadakan khataman Alquran.

    Bertempat di mushola An-Nur, Kamis, 12/02/2018, tahtiman dilaksanakan. Acara yang baru pertama kali dilaksanakan, karena sebelumnya juga belum ada pembacaan Alquran yang dilakukan secara rutin di musala An-Nur. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 60-70 warga. Peserta yang hadir berasal dari semua kalangan: anak, remaja, bapak, ibu jamaah yang berada di sekitar mushola An-Nur.

    Rangkaian acara tahtiman mushola Annur:
    Jamaah hadir menjelang Maghrib untuk mengikuti jamaah solat Maghrib, kemudian setelah jamaah Maghrib di laksanakan pembacaan surat dari Ad-dhuha sampai Al-Lahab yang di pimpin oleh saudara munawan & Hendri Syahputra.

    Sedangkan Doa Tahtiman dipimpin oleh Yaziidunni’aam, sekaligus memberi kultum tentang fadhilah membaca Alquran.

    Takmir mushola, Agus Budi Lestari, menyatakan sangat bangga dan memberi apresiasi tinggi kepada KKN posko 3 dukuh Tubin.

    Sedangkan mbak-mbak KKN dan ibu-ibu mempersiapkan minuman & makanan. Selain hidangan alakadarnya, ibu-ibu jamaah mushola An-Nur secara khusus membuat ingkung ayam, ini sebagai simbol atas keberhasilan mengkhatamkan al-Qur’an dalam waktu satu bulan.

  • Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara Musikalisasi Puisi & Essay

    Mahasiswa IIQ An Nur Yogyakarta Raih Juara Musikalisasi Puisi & Essay

    Grup Eldelweish dari Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta yang diwakili oleh Maskunah Luk Luk Iridak Diana (Mahasiswa PAI Semester VI), Adi Fathurrofi (Mahasiswa PAI Semester IV), dan Bayu Wahyono (Mahasiswa PAI Semester VI) meraih juara I dalam lomba Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia dalam Festival Tarbiyah dan Bahasa tahun 2018.

    Kegiatan yang diselenggarkan oleh Dema Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Ilmu Agama Islam Negeri Surakarta, pada tanggal 19-22 Februari 2018, merupakan lomba tingkat Jateng dan DIY yang mengkompetisikan berbagai cabang lomba seperti Musikalisasi bahasa Inggris dan Indonesia, MQK, lomba Essay, Mendongeng, Lomba Kaligrafi, Tari, dan lain-lain.

    Selain juara I lomba Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia, Mahasiswa IIQ An Nur juga meraih Juara II Lomba Essay yang diwakili oleh Muhammad Jamaluddin (Mahasiswa Semester IV).

    Maskunah Luk Luk Iridak Diana, salah satu wakil dari mahasiawa yang memperoleh juara I Musikalisasi Puisi Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa, “keberhasilanya tersebut tidak lepas dari peran dari dosen-dosen IIQ An Nur yang selalu mendorong dan memotivasi mahasiwa untuk mengembangkan kreativitas dari setiap mahasiswa. Maka sebagai wujud terimakasih kami, piala kejuaran tersebut kami serahkan kepada intitusi yang telah membimbing kami.”

    Penyerahan piala dari delegasi lomba ke IIQ An Nur dilaksanakan pada rabu, 28 Februari 2018. diterima langsung oleh Rektor IIQ An Nur, Drs. KH. Heri Kuswanto, MSi. didampingi oleh dekan Fakultas Tarbiyah Dr. H.Munjahid, M.Ag, Kaprodi PAI, Ali Mustaqim, M.Pd.I, dan Kaprodi PGMI Syamsudin, M.Pd.I. pada Kesempatan tersebut Rektor IIQ An Nur Yogyakarta Drs. KH. Heri Kuswanto, MSi memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas keberhasilan mahasiswa dalam Festival Tarbiyah dan Bahasa tahun 2018. Lebih lanjut Heri menyebutkan, IIQ An Nur sangat mendukung dan mendorong kreatifitas dari setiap mahasiswa, maka kedepan kegiatan-kegiatan positif seperti ini akan lebih ditingkatkan lagi. (Mslm)

  • KKN IIQ Memberikan Ceramah di Acara SMK Cokro Aminoto

    KKN IIQ Memberikan Ceramah di Acara SMK Cokro Aminoto

    M. Toha Ziulhaq memberikan ceramah agama dalam acara pengajian siswa dan orangtua murid SMK Cokro Aminoto, Pandak, Bantul. Acara ini dalam rangka pengajian rutin dan doa bersama menghadapi UTS SMK Cokro Aminoto.

    Sabtu, 24/02/2018, 09.00 wib, bertempat di masjid Ar-Rahmah dusun Sapon Sidorejo Lendah Kulonprogo, acara itu berlangsung. Hadir dalam acara itu sekira 125 orang yang terdiri dari guru, siswa, orangtua murid, dan remaja masjid Ar-Rahmah.

    Pengajian ini sebenarnya bertempat di rumahnya Diah Novita, murid kelas 10 SMK Cokro Aminoto yang bertempat tinggal di dusun Sapon. Namun karena perkiraan banyaknya tamu yang datang, seperti biasanya, maka acara ditempatkan di Masjid Ar-Rahmah. Diah yang aktif di Osis membawahi bidang seni budaya dan ketrampilan, juga merupakan guru TPA masjid Ar-Rahmah.

    Dari sama-sama mengajar di TPA ini, Diah meminta Toha Ziaulhaq, KKN IIQ yang bertempat di dusun Sapon, untuk mengisi pengajian yang dilaksanakan oleh SMK Cokro Aminoto di masjid ini.

    Dalam pengajiannya, Toha Ziaulhaq, berpesan agar semua siswa SMK Cokro Aminoto selalu mengutamakan dalam belajar. Sebagai calon penerus masa depan bangsa, ilmu adalah modal paling utama. Semua anak muda harus belajar sesuai dengan apa yang disenangi dan diinginkan. Murid SMK bisa berkontribusi dalam oembangunan bangsa dalam bidang ketrampilan.

    Jangan sampai murid SMK Cokro Aminoto, masih menurut Toha, malah terjerumus ikut dalam geng motor yang meresahkan masyarakat. Toha mengingatkan demikian karena melihat adanya gejala tidak sehat di murid-murid.

    Toha juga sangat bersyukur dan mengapresiasi sebesar-besarnya grup hadroh SMK Cokro Aminoto. Kesenian hadroh dan pengajian semacam ini bisa memberikan semangat belajar dari segi spiritual. Selain belajar, berdoa dan beribadah akan membentuk karakter murid menjadi lebih dewasa dan bertanggungjawab akan masa depannya sendiri. Belajar demi cita-cita sebagaimana harapan orangtua.

    Remaja masjid Sapon yang dipimpin Wawan membantu acara ini.

    Diah, sebagai tuan rumah, mengatakan senang dengan kehadiran KKN IIQ. Selain membantu kegiatan TPA, KKN IIQ juga bisa memberikan pengajian untuk kegiatan di sekolahnya.

    “KKN IIQ benar-benar KKN, Mas. Kuliah Kerja Nyata. Kerjanya nyata. Bisa membaur menjadi satu dalam semua kegiatan masyarakat. Pokok ini KKN is the best.” Kata Diah saat dimintai pendapatnya mengenai KKN IIQ ke XIV.

    Tepat sebelum Dhuhur acara selesai. Sempat bertemu dengan beberapa guru SMK Cokro Aminoto, mereka sangat berterimakasih kepada KKN IIQ yang bersedia memberikan pengajian di acara sekolah. Bahkan mereka berharap akan ada lulusan SMK Cokro Aminoto yang nantinya bisa melanjutkan kuliah di IIQ An Nur Ngrukem. (Marjiyanta)

  • KKN IIQ An Nur, Forkom, dan Karang Taruna Sidorejo mengadakan Festival Anak Soleh

    KKN IIQ An Nur, Forkom, dan Karang Taruna Sidorejo mengadakan Festival Anak Soleh

    Bekerja sama dengan Forkom desa Sidorejo dan Karang Taruna Sidorejo, KKN IIQ XIV menyelenggarakan Festival Anak Sholeh(FAS) di desa Sidorejo, Lendah, Kulonprogo. Acara diikuti oleh lima belas dusun yang ada di Desa Sidorejo.

    Berlangsung pada hari Minggu, 24/02/2018, 09.00 wib, di Balai Desa Sidorejo, Festival Anak Soleh secara resmi dibuka oleh Sutrisno, lurah Sidorejo.

    Dalam sambutannya, Lurah Sidorejo sangat mendukung kegiatan ini. Selain sebagai syiar, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi santri-santri TPA.

    “Terimakasih kami ucapkan kepada semua adik-adik KKN IIQ yang telah memberikan ilmunya kepada anak-anak TPA di Sidorejo. Lalu dilanjutkan dengan Festival Anak Soleh ini. Selain menjadi ajang silarurahmi juga bisa mengukur seberapa anak bisa menangkap ilmi yang diberikan, juga sebagai salah satu cara menyemangati anak-anak TPA di Sidorejo.” Demikian Lurah sidorejo dalam sambutannya.

    Sementara menurut Nanda Syahputra, ketua panitia Festival Anak Soleh, dalam sambutannya, acara ini merupakan salah cara memotifasi anak TPA agar lebih bersemangat dalam mengaji. Bagi anak, masih menurut Nanda, lomba adalah cara efektif dalam meningkatkan semangat belajar.

    Setelah pembukaan, panitia segera melaksanakan berbagai perlombaan.

    Perlombaan yang dilombakan adalah lomba Pildacil(pemilihan Da’i Kecil), lomba azan, lomba bacaan surat pendek, lomba asma’ul husna, dan lomba hafalan doa harian.

    Untuk memberikan semangat, panitia memberikan piala, sertifikat, dan bingkisan bagi para pemenang.

    Acara berlangsung meriah. Ratusan santri TPA se-Sidorejo mengikuti acara tersebut. Panitia gabungan dari KKN IIQ, Forkom, dan Karangtaruna bekerja sangat rapi dan terukur. Acara berjalan lancar dan tertib. Sebelum Azan Dhuhur semua perlombaan sudah selesai.

    Sebelum peserta meninggalkan acara, dari panitia memberikan sedikit hiburan nasyid dari tim KKN IIQ. Lagu-lagu anak dipersembahkan untuk menghibur peserta. Setelah itu dilanjutkan permainan dan bernyanyi bersama.

    Tampil sebagai MC di acara bernyanyi dan bermain adalah Ayum Meilani dan Via Humaisatul Ilviana. Kedua MC ini mampu menghipnotis peserta FAS untuk ikut bermain dan bernyanyi bersama, selain juga melepaskan ketegangan saat menghadapi lomba sebelumnya.

    Santri-santri TPA yang menjadi peserta FAS sangat menikmati permainan dan bernyanyi bersama. Tawa dan senyum teelihat dari bibir mereka.

    Dan tepat pukul 13.00 wib acara selesai, dan peserta kembali ke rumah masing-masing diantarkan para ustadz dan atau orangtua mereka yang menemani sejak pagi. (Marjiyanta)

  • Pelatihan Bakpia di Sapon oleh KKN IIQ

    Pelatihan Bakpia di Sapon oleh KKN IIQ

    Sidorejo- KKN IIQ menawarkan program apa yang dibutuhkan ibu-ibu PKK Sapon, dan ibu-ibu PKK meminta pelatihan membuat bakpia. KKN IIQ menyanggupi dan menentukan hari, kemudian KKN IIQ mempersiapkan bahan-bahan dan pelatih.

    Minggu, 25/02/2018, setelah Dzuhur, dilaksanakan pelatihan yang diinginkan ibu-ibu PKK. Pelatihan membuat bakpia. Bertempat di rumahnya Mbah Senen, RT 01 Sapon, lebih dari tiga puluh ibu-ibu dengan antusias mengikuti pelatihan ini.

    Karena dari KKN IIQ tidak ada yang bisa membuat bakpia, maka dihadirkan pakar membuat bakpia yaitu Nasih Ulwan Ramadhan. Salah satu pengusaha sukses bakpia dari Imogiri, Bantul.

    Bahan-bahan yang disediakan oleh KKN langsung digarap oleh para peserta. Dibawah bimbingan Nasih, ibu-ibu dengan khidmat memperhatikan setiap arahannya.

    Ada beberapa KKN IIQ yang hadir dan menemani ibu-ibu memasak bakpia. Ayum Meilani, Sri Rohaina, Nurul Fatimah, Faikhatun, dan Toha Ziaulhaq.

    Penanggungjawab pelatihan bakpia ini adalah Sri Rohaina dan Toha Ziaulhaq. Keduanya yang mendampingi Nasih, pelatih pelatihan bakpia ini.

    foto oleh Marjiyanta

    Tepung terigu, minyak, butter, margarin, fullcream, cokelat, kacang hijau, dll. diolah sedemikian-hingga hingga menjadi bakpia seperti yang diinginkan.

    Setelah adonan isi jadi, dan isian sudah tergulung adonan tepung terigu untuk kulitnya, maka segeralah bakpian dimasikkan ke oven/penggorengan bakpia. Dan terlihat para peserta berdebar-debar menunggu hasilnya. Apakah enak atau tidak? Keasinan atau kemanisan? Atau kesalahan yang lain? Menunggu hasil memang selalu mendebarkan. Termasuk menunggu bakpia matang dan siap hidang.

    Sebanyak 500an biji bakpia dibuat. Ada tiga rasa: cokelat, keju, dan kacang hijau. Kenapa hanya dibuat tiga rasa, karena keterbatasan waktu.

    Setelah bakpia pertama keluar dari oven, semua ibu-ibu berebut untuk mencicipi. Saling pandang sebentar, hening, lalu mereka mulai tersenyum. Hasilnya tidak jauh dari bayangan mereka: enak.

    Semua hasil prakteknya dibagikan ke ibu-ibu yang ikut hadir dalam pelatihan. Sebagai buah tangan mereka sendiri. Sebagian dibagikan ke Paak Dukuh dan tokoh masyarakat.

    Menurut Sri Rohaina, pelatihan ini sengaja diberikan ke ibu-ibu PKK Sapon karena memang seperti permintaan. Pengabdian KKN IIQ memang tidak hanya mengenai soal agama, namun juga hal-hal kemasyarakatan.

    “Kalau program keagamaan,kita sudah menghidupkan TPA di dua masjid di Sapon. Masjid Ar-Rahmah dan masjid Al-Iklas. Juga TPA untuk ibu-ibu di masjid Ar-Rahmah. Bahkan di masjid Al-Iklas diadakan pelatihan hadroh.” Ungkap Sri.

    “Tapi selain di bidang keagamaan,” lanjut Sri. “kita juga memberikan pelatihan bakpia, lomba memasak untuk ibu-ibu, cek kesehatan untuk warga, dan juga ada pelatihan kerajinan tempurung.”

    Sementara menurut Ibu Dukuh Sapon, ia merasa senang sekali dengan kegiatan pelatihan ini. Selain sebagai ajang silatuhmi ibu-ibu PKK, juga bisa menambah ilmu tentang masak-memasak.

    Selalu menyenangkan bergaul bersama ibu-ibu PKK Sapon. Selain selalu gayeng dan meriah, selalu muncul ide segar yang bisa bikin tertawa bersama yang membuat suasana menjadi riang. Bahagia. (Marjiyanta)

  • KKN IIQ Melatih Hadroh Remaja Masjid Sapon

    KKN IIQ Melatih Hadroh Remaja Masjid Sapon

    Salah satu program KKN IIQ di desa Sidorejo dusun Sapon adalah menyelenggarakan pelatihan hadroh. Pesertanya adalah remaja masjid al-Iklas dan masjid ar-Rahmah Sapon.
    Foto oleh Marjiyanta
    Berawal dari penawaran program oleh KKN IIQ pada saat menghadiri pertemuan rutin dengan remaja masjid al-Iklas Sapon, pada Sabtu (27/01/2018), program pelatihan hadroh yang ditawarkan dan diamini oleh remaja masjid. Pelatihan diadakan setiap Selasa malam dan Jum’at malam setelah Isak. Pelatihan hadroh didampingi Isti Faidatul Amanah dan Rinto Pranoko. Keduanya memiliki kemampuan bermain hadroh dan juga sebagai vokalis. Peralatan yang digunakan untuk sementara ini menggunakan miliknya Isti. Malam ini, Rabu, 28/02/2018, latihan kembali digelar. Remaja masjid al-Iklas dan ar-Rahmah hadir latihan. Dipimpin Andi, ketua Remaja masjid al-Iklas, remaja masjid Sapon berlatih dengan semangat. Sekira 15 orang ikut berlatih, baik laki-laki dan perempuan. Latihan dimulai sehabis Isak dan berakhir jam dua belas malam. Bagi yang perempuan, biasanya mereka pulang sekira jam setengah sebelas malam. Target dari pelatihan ini, remaja masjid Sapon bisa pentas di acara pengajian yang akan diadakan pada tanggal 10 Maret 2018. Saat pengajian itu diharapkan anggota Remaja Masjid sudah berani tampil di panggung saat acara pengajian nanti. KKN IIQ Sapon menghadirkan dua pelatih yaitu Ricky Viktor dan Hamam Nasirudin, KKN IIQ yang berasal dari dusun Geden. Selain tentunya ditemani oleh KKN IIQ di Sapon. Pelatihan hadroh ini juga mendapat dukungan dari para sesepuh, terutama oleh Dukuh Sapon, Sunardiyanto. Bahkan Sunardiyanto selalu hadir dalam setiap latihan. Sunardiyanto mengatakan senang jika nantinya remaja masjid bisa tampil di acara pengajian. Selain sebagai ajang mengasah mental, juga membuat mereka semangat dalam berlatih. “Harap maklum jika agak sulit melatih mereka, Mas. Seumur hidup baru kali ini mereka belajar alat musik tetabuhan.” Demikian kata Sunardiyanto. “Baru kali ini KKN yang pernah singgah di Sapon mengajari hadroh. Selain bisa meramaikan masjid, juga bisa melatih jiwa berkesenian yang islami bagi remaja masjid.” Tutup Sunardiyanto. (Marjiyanta, 28/02/2018)

    [learn_press_profile]

  • Fakultas Ushuluddin Gelar Seminar untuk Hidupkan Tradisi Akademisi

    Fakultas Ushuluddin Gelar Seminar untuk Hidupkan Tradisi Akademisi

    Fakultas Ushuluddin IIQ An-Nur Yogyakarta mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Paradigma, Teori, dan Model-Model Riset Living Qur’an dan Hadis,” Selasa (27/2).
    Narasumber yang dihadirkan kali ini yaitu Ahmad Rofiq, MA., Ph. D., sebagai Dosen UIN Sunan Kalijaga dan Sihabul Millah, MA., salah satu dosen IIQ An-Nur. Moderatornya yakni Abdul Jabpar, M. Phil., yang juga berstatus sebagai dosen IIQ An-Nur Yogyakarta.
    Berkaitan dengan tema seminar, para dosen Fakultas Ushuluddin sebenarnya
    menganggap bahwa materi yang harus disampikan kali ini termasuk berat. Akan tetapi, hal ini justru membuat para audien sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut. Antusiasme tersebut terbukti dari puluhan mahasiswa IIQ An-Nur dan beberapa mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang
    memenuhi ruangan auditorium IIQ An-Nur Yogyakarta.

    Foto diambil oleh Arif Setyawan

    Dalam sambutannya, H. Ikhsanuddin, M.SI, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin mengungkapkan bahwa kegiatan seminar umum ini adalah agenda rutin yang dilaksanakan setiap bulannya. Dengan maksud untuk menghidupkan tradisi akademis Fakultas Ushuluddin.
    “Kami ingin menghidupkan miliu Fakultas Ushuluddin. Oleh karena itu, kami
    mengadakan diskusi bulanan dengan mendatangkan narasumber dari dalam satu (Dosen IIQ) dan dari luar (selain IIQ) satu. Diskusi ini juga akan dilanjutkan pada bulan Maret. Sehingga akan menghidupkan tradisi akademisi Fakultas Ushuluddin,” ucap Ikhsan.

    Foto diambil oleh Arif Setyawan

    “Hijab seseorang untuk mendapatkan ilmu itu ada dua, yang pertama hijab khuluqi atau akhlak. Secara akhlak mahasiswa sini sudah tidak diragukan lagi. Karena setiap bertemu dengan dosen, mahasiswa pasti akan berjabat tangan. Kemudian yang kedua adalah hijab aqli, yakni penghalang berupa rasio yang bisa disingkap kemampuan berpikir yang bagus dan analisis, salah satunya melalui forum-forum diskusi,” tambahnya.
    Pada akhir sambutannya ia menegaskan bahwa, “Fakultas Ushuluddin akan lebih baik dan lebih bagus bukan karena saya atau dosen yang lainnya, tetapi karena milik bersama.
    Oleh karena itu, maju dan tidaknya Fakultas Ushuluddin tergantung kita bersama.” (FitriM/28/02/18)
  • KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    KSEI Gelar Seminar tentang Pentingnya Sistem Ekonomi Syariah di Indonesia.

    Kelompok Studi Ekonomi Syariah (KSEI) IIQ An-Nur Yogyakarta menyelenggarakan acara seminar umum dengan tema, “Akselerasi Ekonomi Syariah terhadap Stakeholder Perbankan Syariah,” Sabtu (24/2). Seminar ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta, seperti UIN Sunan Kalijaga, IIQ An-Nur Yogyakarta, STEBI Al-Muhsin, UNY, UMY, UII, STEI Yogyakarta, dan Alma Ata.

    Narasumber yang dihadirkan yakni Mohammad Fauzi, Lc. M.H., sebagai Ketua Prodi Ekonomi Syariah IIQ An-Nur dan Lutvia Monda, Lc. M.Sc., perempuan asli Sumenep yang berhasil mendapat gelar S2 di Durham University, UK.

    Sebagai narasumber pertama, Fauzi menyampaikan urgensi ekonomi syariah dengan mengibaratkan realisasi ekonomi syariah dengan sebuah bangunan.

    “Ibarat sebuah bangunan, akidah berada pada lantai dasar.  Lantai selanjutnya terdapat syariah dan akhlak. Kemudian pada tingkat ketiga terdapat ukuwah Islamiyah. Dari masing-masing lantai tersebut terdapat tiang yang menjadi pokok bangunan yaitu keadilan, keseimbangan serta kemaslahatan. Keadilan merupakan tonggak dari ketiga poin tersebut,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tujuan utama dari sistem ekonomi syariah adalah terciptanya al-Falah, yakni kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia.  Poin tersebut sejalan dengan visi perbankan syariah. Oleh karenanya, krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 lalu dapat diminimalisir dengan adanya bank yang menerapkan sistem ekonomi syariah.

    Lutvia sebagai pembicara kedua menjelaskan penerapan dari sistem ekonomi syariah dapat berhasil menyelamatkan dan bahkan memajukan beberapa negara Islam di dunia.

    “Dari sepuluh negara dengan keuangan syariah terbesar di dunia, Indonesia berada pada nomor sembilan. Dengan didominasi oleh sukuk atau surat hutang berharga,” katanya.

    Tidak kalah pentingnya, negara maju seperti Inggris pun sudah memiliki bank yang mengadopsi sistem ekonomi syariah karena dirasa lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, dia juga menambahkan beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah.

    “Terdapat beberapa strategi akselerasi ekonomi syariah yaitu penguatan kapasitas kelembagaan industri jasa keuangan syariah, peningkatan ketersediaan dan keragaman produk keuangan syariah, pemanfaatan Fintech dalam rangka akses kapasitas SDM, serta peningkatan koordinasi antar pemangku pengembangan keuangan syariah di Indonesia,” tambahnya.

    Pada akhir acara, dia menekankan bahwa perlu ada peningkatkan ekonomi syariah dengan meningkatan literasi tentang ekonomi syariah dan memanfaatan fintech dalam kehidupan sehari-hari. (Fitri/25/03/2018)

  • KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin Membantu Pengajian Rutinan malam Senin Kliwon.

    KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin Membantu Pengajian Rutinan malam Senin Kliwon.

    Ahad, 19 feb 2018, 20.00 wib. KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh tubin dan Hadroh PP An-Nur Ngrukem ikut memeriahkan dan mensukseskan acara pengajian rutin malam Senin Kliwon.

    Berbaur dan menyatu dengan masyarakat pedukuhan Tubin, Remaja Masjid Baiturrahman dan peserta KKN IIQ posko 3 ikut menjadi panitia pengajian tersebut. Termasuk mengundang grup hadroh dari PP An-Nur, Ngrukem, Bantul.

    Hadir dalam kegiatan ini hampir semua warga Tubin, masyarakat dari dukuh tetangga, baik anak-anak, remaja, bapak, ibu. Sekira 150 orang memadati acara rutinan tersebut.

    Setelah Ust. Ma’munuddin, S. Pd selesai membaca al-Qur’an sebagai qori’, kemudian dilanjutkan dengan mujahadah pembacaan surat Yasin dan tahlil. Setelah acara mujahadah yang dipimpin simbah H. Dollah selesai, pengajian rutin oleh KH. Dalharnuri dari Purworejo.

    Dalam pengajiannya KH. Dalharnuri memberikan pesan agar masyarakat senantiasa mengikuti para ulama. Pengajian harus tetap jalan sekalipun harus tertatih-tatih.

    “Mengaji itu diwajibkan, dengan mengaji kita mendapatlan ilmu. Dan dengan ilmu, agama bisa tegak berdiri. Kalau agama Islam tegak, maka kehidupan kita akan makmur, tentram, damai, dan sentausa.” Demikian Kiai Dalhalnuri mengatakan dalam pengajiannya.

    Dalam kesehariannya, KKN IIQ AN NUR posko 3 selain ikut mengajar juga memberikan beberapa ilmu-ilmu agama untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang belum ada di dukuh Tubin ini.

    Yaziidunni’aam, ketua KKN IIQ AN NUR posko 3 dukuh Tubin mengatakan bahwa tugas KKN adalah memberikan pendidikan agama sesuai dengan kurikulum yang pas untuk anak dan masyarakat. Selain juga tentunya harus memahami psikologi kondisi di dukuh Tubin.

  • KKN IIQ AN NUR ADAKAN SEMINAR KEWIRAUSAHAAN

    KKN IIQ AN NUR ADAKAN SEMINAR KEWIRAUSAHAAN

    Minggu, 18 Februari 2018 puluhan warga sangat antusia mengikuti Seminar Kewirausahaan “pelatihan budidaya jamur” yang diadakan oleh mahasiswa KKN IIQ an Nur Posko IV Dusun Geden di Masjid Al Muttaqin Sidorejo Lendah Kulonprogo.

    Diadakannya acara ini karena, budidaya jamur tiram memiliki prospek yang bagus dan mudah dilakukan, ditambah lagi lingkungan daerah Geden sangat mendukung untuk budidaya jamur tiram ini, sehingga juga semakin diminati pula oleh masyarakat.

    Riki Viktor, selaku ketua panitia seminar kewirausaan menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengaplikasikan ilmu budidaya jamur kepada masyarakat. “Sebenarnya ilmu budidaya jamur sangat mudah untuk diaplikasikan pada masyarakat khususnya pemuda”, ujar Viktor

    Hadir dalam acara tersebut Drs. K.H.Heri Kuswanto, M.SI, merupakan tokoh pesantren entrepreneur sekaligus rektor IIQ An Nur Yogyakarta, dan juga Dedey Rrwanda. KH Heri Kuswanto menjelaskan gambaran umum Kewirausahaan dan macam -macam dan prospek wirausaha. Kemudian Dedey Rrwanda menjelaskan bagaimana cara budidaya jamur tiram dari memilih bibit, pembuatan medium, perencanaan produksi hingga.

    Kemudian dipandu oleh fasilator para peserta mempraktikan bagaimana pembuatan media tanam dan cara menanam benih jamur yang baik serta cara memanem jamur yang baik. Para peserta sangat antusias hal ini disampaiaj oleh salah seorang perserta Lisda pemuda setempat yang menyatakan “Saya sangat antusias menyambut acara seperti ini” ujar Lisda. Lalu dia menambahkan “Saya berharap acara seperti ini lebih sering di selenggarakan, karena melalui acara seperti ini kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. [Isna]